Baca : I Timotius 4 :
1 – 16
Awasilah
dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena
dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang
mendengar engkau. (I Timotius 4 : 16)
Bukan hanya penyakit saja yang bisa menular, perilaku pun
bisa menular. Misalnya saja kita menonton satu film yang tokoh utamanya
melakukan gaya tertentu yang unik. Secara tidak sadar, sebagian kita akan
meniru gaya tokoh tersebut, apalagi kalau tokoh ini menjadi salah satu favorit
kita. Dalam komunitas kita, misalnya kita ikut komunitas pendaki gunung. Kalau
sebagian besar rekan-rekan kita orangnya optimis dan punya semangat juang yang
tinggi, kita yang tadinya selalu pesimis pasti perlahan-lahan akan tertular
juga untuk selalu optimis. Dalam lingkungan tempat kerja kita, kalau semua
orang di kantor itu suka makan di warung makan tertentu, pasti kita pun akan
tertular untuk makan di warung itu.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, sangat besar pengaruh
lingkungan, atau orang-orang tertentu dalam hidup kita dan mampu mengubah
tingkah laku kita. Puji syukur kalau teman-teman kita sebagian besar memiliki
tingkah laku yang positif, tapi bagaimana kalau kebanyakan justru negatif?
Awasilah dirimu dan awasilah ajaranmu. Sebagai murid Yesus, kita yang harus
jadi pengaruh buat lingkungan, bukan lingkungan yang mempengaruhi kita. Karena
kita garam dan terang dunia? Garam walau kecil memberikan rasa di satu panci
masakan. Sebatang lilin yang menyala bisa menerangi satu ruangan. Paulus
menasehati Timotius agar benar-benar jaga diri karena Timotius kala itu sedang
menghadapi pengajar sesat. Kalau Timotius tidak bertekun dalam Tuhan, maka ia
bisa terseret dan jatuh.
Sudahkah hari ini kita mengawasi diri kita sendiri agar kita
tidak terpengaruh oleh rekan-rekan yang negatif? Pada prakteknya memang sulit,
namun bisa dilakukan. Para rasul di zaman jemaat yang pertama mampu
mempengaruhi banyak orang sehingga mereka memberi diri dibaptis dan
diselamatkan. Kita pun bisa melakukan hal yang sama, meskipun kita mungkin
tidak membaptis ribuan orang atau menginjil ke sana ke mari. Kita bisa
menularkan gaya hidup Yesus kepada rekan-rekan kita, sehingga mereka menjadi
jauh lebih rohani dan bisa dimenangkan jadi murid Yesus. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di RHK Aletea –
Jumat, 21 September 2012
Pertanyaan : Sudahkah saya menjadi pengaruh?
Aplikasi : Tularkan gaya hidup Yesus.
Doa :
Tuhan, bantu aku untuk bisa menjadi pengaruh positif untuk teman-temanku. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar