Website counter

Rabu, 31 Oktober 2012

Di manakah Tuhan?

Baca : Mazmur 89 : 47 – 53
Di manakah kasih setia-Mu yang mula-mula, ya Tuhan, yang telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada Daud demi kesetiaan-Mu? (Mazmur 89 : 50)

Buku Night yang ditulis oleh Elie Wiesel menceritakan kisah tentang peristiwa pembantaian holocaust, yaitu orang-orang Yahudi yang dibunuh oleh tentara Jerman pada era Hitler. Wiesel melihat dengan mata kepala sendiri teman-teman sebangsanya diangkut menggunakan mobil-mobil pengangkut ternak. Ia melihat bayi-bayi ditusuk dengan garpu rumput, dan anak-anak kecil digantung. Ia melihat sendiri, ibunya, adik perempuannya, dan seluruh keluarganya dipanggang hidup-hidup. Sementara sisanya dimasukkan ke kamar gas dan dibunuh dengan kejamnya. Ditengah-tengah kekalutan, ketakutan, kekacauan, dan kebingungan di dalam hidupnya, satu pertanyaan muncul dalam hatinya, di manakah Tuhan?

Keluarga yang dikasihi Tuhan, tekanan hidup yang menindih membuat hidup kita sesak. Hari ini kita tidak mengalami peristiwa yang dialami Elie, namun pasti kita pernah mengalami tekanan hidup yang sama beratnya. Kita mungkin dikhianati pasangan yang selingkuh dengan rekan sekerja kita, anak kita yang di rumah adalah baik-baik ternyata di luar sering tidur dengan pacarnya dan kini menghadap Anda untuk minta dinikahkan karena hamil, rumah Anda ludes terbakar sehingga seluruh harta benda yang Anda kumpulkan bertahun-tahun lenyap, atau bisa saja ada anggota keluarga dibunuh perampok dengan cara yang cukup sadis. Dalam masa-masa sulit ini wajar kita bertanya di manakah Tuhan? Tuhan tetap ada di samping Anda dan Dia pun turut merasakan beban Anda. Lalu mengapa Ia biarkan Anda mengalaminya? Karena Ia sedang mengerjakan sesuatu yang indah dalam hidup Anda. Mungkin Anda tidak percaya kalau Tuhan bisa melakukan perkara yang indah melalui sebuah tragedi, namun percayalah satu hari kelak Anda akan tahu dan merasakan bahwa di masa sulit Tuhan turut merasakan bebanmu dan Dia selalu ada disampingmu.

Pergumulan berat pasti dialami setiap orang percaya, dan sikap hati kita sendiri yang menentukan respon apa yang akan kita berikan. Mari kuatkan diri dan belajar memandang positif beban yang kita pikul, agar beban itu terasa ringan dan kita bisa merasakan Tuhan pun turut memikul beban itu. Tuhan ada di samping Anda. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Kamis, 27 September 2012
Pertanyaan    : Bagaimana sikap hati saya saat tertekan?
Aplikasi          : Jangan pernah menganggap Tuhan meninggalkan Anda.
Doa                 : Tuhan, beri aku kekuatanmu untuk tidak jatuh dalam menghadapi beban berat yang aku pikul saat ini. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar