Website counter

Rabu, 31 Oktober 2012

Akibat Serakah

Baca : Lukas 12 : 13 – 21
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. (I Timotius 6 : 8)

Suatu ketika saya menikmati makan siang di suatu warung ayam goreng yang enak sekali rasanya, terutama sambalnya. Walaupun sambalnya pedas, namun saya sangat menikmatinya sehingga sambil menambah nasi dan sepotong ayam lagi, saya pun minta tambah sambal sampai empat kali. Seorang teman yang kebetulan makan dengan saya mengingatkan agar jangan makan sambal terlalu banyak, nanti sakit perut. Waktu itu saya cuek dan tetap saja makan. Hasil keserakahan saya terasa di malam hari saat saya sedang tidur. Perut saya terasa mulas dan malam itu saya tak bisa tidur karena beberapa kali saya terpaksa keluar masuk kamar kecil untuk buang air besar. Akibat serakah dan menurut hawa nafsu untuk menikmati sambal ayam goreng yang enak, saya harus membayarnya dengan sakit perut. Melalui renungan ini saya sekaligus mengaku dosa bahwa saya pernah jatuh dalam dosa keserakahan.

Memang benar bahwa manusia membutuhkan harta benda dan makanan. Seumur hidup kita butuh uang, makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dll. Tuhan pun tahu kita membutuhkan semuanya itu dan Tuhan pasti akan cukupkan semuanya. Sayangnya tanpa sadar beberapa diantara kita jatuh dalam dosa keserakahan, yang bentuknya bisa bermacam-macam. Ada yang jatuh dalam dosa keserakahan masalah makanan seperti yang saya alami sehingga akhirnya mengalami satu penyakit seperti obesitas atau liver. Ada yang serakah dalam masalah uang sehingga ia sangat pelit dan selalu memperhitungkan segala sesuatu dengan asas untung dan rugi. Ada yang serakah dalam masalah pekerjaan, sehingga dari pagi sampai malam ia bekerja dan terus bekerja sehingga lupa memberikan waktu untuk Tuhan dan keluarga. Serakah dalam bentuk apapun itu tidak baik dan merusak diri sendiri. Paulus menasehati kita agar mencukupkan diri dengan menulis asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Kita datang ke dunia tidak membawa apa-apa, kelak meninggalkan dunia pun tak membawa apa-apa. Yesus menguatkan nasehat Paulus dengan satu perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh. Orang kaya ini memang sukses dalam mengumpulkan harta, namun ia tak bisa menikmatinya sebab Tuhan menghukumnya karena dia serakah.

Sebagai anak Tuhan kita memang harus memiliki target hidup yang tinggi dan selalu meningkatkan diri dalam segala hal, namun jangan serakah mengingini berkat Tuhan dan lupa mengucap syukur. Nikmati hidup Anda dengan mencukupkan diri dalam segala hal dan selalu mengucap syukur. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Siang – Minggu, 23 September 2012
Pertanyaan    : Apakah saya termasuk orang yang serakah?
Aplikasi          : Nikmatilah hidup dengan mencukupkan diri dalam segala hal.
Doa                 : Bapa, ajar kami untuk mencukupkan diri dalam segala hal. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar