Baca : Yohanes 12 : 1
– 8
Maka
Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu
meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak
di seluruh rumah itu. (Yohanes 12 : 3)
Setahun silam saya membeli sebuah laptop dan printer dengan
cara kredit. Setiap bulan saya menyisihkan sebagian gaji saya untuk melunasi
kedua barang itu. Meski rasanya tidak nyaman, namun saya mau melakukannya
karena laptop dan printer yang saya beli menghasilkan keuntungan buat saya,
yaitu bisa digunakan untuk membuat naskah, bisa untuk presentasi, main game,
berselancar di dunia maya, dll. Masa pakai keduanya pun cukup panjang sehingga
saya tidak rugi membelinya.
Hal serupa namun berbeda dilakukan Maria. Upah bekerja satu
hari di masa itu adalah satu dinar. Berarti Maria kurang lebih selama satu
tahun harus menabung untuk bisa mendapatkan uang sebanyak 300 dinar agar bisa
membeli setengah kati minyak narwastu. Setelah minyak terbeli, ia gunakan
minyak itu untuk meminyaki Yesus. Secara perhitungan dunia, jelas Maria bodoh
sekali dan rugi besar. Kerja keras selama berbulan-bulan ludes dalam sehari
untuk Yesus. Oleh karena itu tak heran Yudas yang sedang jahat hatinya langsung
berkata agar uang dari hasil jual minyak itu diberikan saja pada orang miskin.
Benar secara duniawi Maria bodoh dan rugi, namun secara rohani Maria sudah
menunjukkan pengorbanan total. Maria bukan hanya sekedar memberi yang baik,
namun yang terbaik, karena ia tahu Yesus adalah Tuhan dan ia sungguh-sungguh
ingin menunjukkan rasa cinta dan hormatnya kepada Yesus.
Hari ini bagaimana dengan kita? Kalau kita bisa menabung
uang yang cukup banyak untuk beli
macam-macam barang yang bagi kita sangat menguntungkan, apakah kita pun
rela berkorban buat Tuhan, atau kita perhitungan? Kalau kita bisa beli tas atau
sepatu seharga ratusan ribu, apakah kita pun bisa melakukan hal yang sama untuk
membantu anak asuh gereja? Kalau kita bisa berkorban untuk sesuatu yang
duniawi, hendaknya kita pun bisa berkorban buat Tuhan. Jika hati kita senang
saat membeli barang-barang yang bisa kita pakai di dunia, seharusnya kita lebih
senang lagi bisa menggunakan uang kita untuk menunjang pekerjaan Tuhan yang
dampaknya berguna buat banyak orang. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di Renungan
Wanita – Sabtu, 8 September 2012
Pertanyaan : Apakah saya bersedia mengorbankan
pekerjaan saya untuk pekerjaan Tuhan?
Aplikasi : Jangan perhitungan untuk memberi
bagi pekerjaan Tuhan.
Doa :
Tuhan, ajar aku untuk bisa memberikan yang terbaik untuk Engkau. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar