Website counter

Rabu, 31 Oktober 2012

Ludes dalam Sehari

Baca : Yohanes 12 : 1 – 8
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. (Yohanes 12 : 3)

Setahun silam saya membeli sebuah laptop dan printer dengan cara kredit. Setiap bulan saya menyisihkan sebagian gaji saya untuk melunasi kedua barang itu. Meski rasanya tidak nyaman, namun saya mau melakukannya karena laptop dan printer yang saya beli menghasilkan keuntungan buat saya, yaitu bisa digunakan untuk membuat naskah, bisa untuk presentasi, main game, berselancar di dunia maya, dll. Masa pakai keduanya pun cukup panjang sehingga saya tidak rugi membelinya.

Hal serupa namun berbeda dilakukan Maria. Upah bekerja satu hari di masa itu adalah satu dinar. Berarti Maria kurang lebih selama satu tahun harus menabung untuk bisa mendapatkan uang sebanyak 300 dinar agar bisa membeli setengah kati minyak narwastu. Setelah minyak terbeli, ia gunakan minyak itu untuk meminyaki Yesus. Secara perhitungan dunia, jelas Maria bodoh sekali dan rugi besar. Kerja keras selama berbulan-bulan ludes dalam sehari untuk Yesus. Oleh karena itu tak heran Yudas yang sedang jahat hatinya langsung berkata agar uang dari hasil jual minyak itu diberikan saja pada orang miskin. Benar secara duniawi Maria bodoh dan rugi, namun secara rohani Maria sudah menunjukkan pengorbanan total. Maria bukan hanya sekedar memberi yang baik, namun yang terbaik, karena ia tahu Yesus adalah Tuhan dan ia sungguh-sungguh ingin menunjukkan rasa cinta dan hormatnya kepada Yesus.

Hari ini bagaimana dengan kita? Kalau kita bisa menabung uang yang cukup banyak untuk beli  macam-macam barang yang bagi kita sangat menguntungkan, apakah kita pun rela berkorban buat Tuhan, atau kita perhitungan? Kalau kita bisa beli tas atau sepatu seharga ratusan ribu, apakah kita pun bisa melakukan hal yang sama untuk membantu anak asuh gereja? Kalau kita bisa berkorban untuk sesuatu yang duniawi, hendaknya kita pun bisa berkorban buat Tuhan. Jika hati kita senang saat membeli barang-barang yang bisa kita pakai di dunia, seharusnya kita lebih senang lagi bisa menggunakan uang kita untuk menunjang pekerjaan Tuhan yang dampaknya berguna buat banyak orang. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Sabtu, 8 September 2012
Pertanyaan    : Apakah saya bersedia mengorbankan pekerjaan saya untuk pekerjaan Tuhan?
Aplikasi          : Jangan perhitungan untuk memberi bagi pekerjaan Tuhan.
Doa                 : Tuhan, ajar aku untuk bisa memberikan yang terbaik untuk Engkau. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar