Baca : Lukas 7 : 36 – 50 dan Matius 23 : 1 – 36
Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu
tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan
dan kedurjanaan. (Matius 23 : 28)
Tahukah
Anda apa perbedaan ajaran Yesus dan orang Farisi? Yesus menekankan kekudusan
hati (rohani), sedangkan orang Farisi lebih mementingkan kekudusan fisik. Apa
buktinya? Ada banyak, salah satunya masalah mencuci tangan (Mat 15:2). Yesus
pernah berdebat dengan orang Farisi dan ahli Taurat gara-gara para muridNya
tidak membasuh tangan. Yesus tegur mereka dan berkata bahwa segala segala
sesuatu yang masuk ke dalam perut lalu dibuang ke jamban. Dalam kisah lain
Yesus berdebat lagi dengan mereka karena Dia menyembuhkan orang sakit pada hari
sabat. Dengan sangat rinci Yesus mengecam dan berkali-kali berkata celaka
kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena mereka sibuk mementingkan
penampilan secara fisik namun busuk secara rohani, sehingga menjadi batu
sandungan dan pintu penghalang bagi orang-orang yang ingin sungguh-sungguh
dekat kepada Tuhan.
Jika hari ini kita sibuk membuat
pencintraan bahwa diriku baik, diriku rohani, diriku aktif pelayanan, diriku
suci, namun kita tak mau terus menerus melakukan perubahan karakter agar
semakin serupa dengan Kristus, hati-hatilah karena kita sedang dalam proses
menjadi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka secara penampilan
memang sangat rohani, perpuluhan rutin, suka berdoa, hapal firman Tuhan dari
Kejadian sampai Maleakhi. Namun Yesus tidak suka dengan aneka penampilan baik
mereka karena mereka tak mau mennyucikan hati mereka dari dosa. Mereka anti
bersentuhan dengan orang berdosa, dan mengukur kerohanian seseorang hanya dari
penampilan luar. Yesus pernah menegor Simon, seorang Farisi yang mengundang Ia
datang ke rumahnya, karena menghakimi seorang perempuan yang terkenal berdosa.
Yesus tahu perempuan itu berdosa, namun Yesus lebih suka melihat pada hatinya
yang ingin mendapat pengampunan dan dengan rendah hati datang pada Yesus. Beda
sekali dengan Simon yang mengundang Yesus untuk menunjukkan betapa saleh dan
rendah hatinya ia, namun sesungguhnya itu adalah wujud kesombongan.
Tuhan suka bila kita sibuk dalam
pelayanan, namun Tuhan akan lebih disukakan lagi jika kita lebih fokus dalam
hal menguduskan hati. Apa yang tersimpan dalam hati akan terpancar keluar.
Kalau hati kita bersih, maka pelayanan kita pasti akan bersih sehingga
memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Namun kalau hati kita kotor,
sebaik apapun kita melayani Tuhan, itu tidak akan menjadi berkat untuk sesama
dan justru mengotori nama Tuhan. selalu perbaiki karakter kita, maka penampilan
luar kita pun pasti akan berkualitas dan bersih. • Richard T.G.R
Pertanyaan : Apakah aku
lebih mementingkan kekudusan rohani, atau kekudusan fisik?
Aplikasi : Jaga
kekudusan hati.
Doa : Tuhan,
bantu aku menjaga hatiku tetap kudus dimata-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar