Website counter

Senin, 31 Oktober 2011

Yesus Vs Orang Farisi


Baca : Lukas 7 : 36 – 50 dan Matius 23 : 1 – 36
Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. (Matius 23 : 28)

Tahukah Anda apa perbedaan ajaran Yesus dan orang Farisi? Yesus menekankan kekudusan hati (rohani), sedangkan orang Farisi lebih mementingkan kekudusan fisik. Apa buktinya? Ada banyak, salah satunya masalah mencuci tangan (Mat 15:2). Yesus pernah berdebat dengan orang Farisi dan ahli Taurat gara-gara para muridNya tidak membasuh tangan. Yesus tegur mereka dan berkata bahwa segala segala sesuatu yang masuk ke dalam perut lalu dibuang ke jamban. Dalam kisah lain Yesus berdebat lagi dengan mereka karena Dia menyembuhkan orang sakit pada hari sabat. Dengan sangat rinci Yesus mengecam dan berkali-kali berkata celaka kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena mereka sibuk mementingkan penampilan secara fisik namun busuk secara rohani, sehingga menjadi batu sandungan dan pintu penghalang bagi orang-orang yang ingin sungguh-sungguh dekat kepada Tuhan.

Jika hari ini kita sibuk membuat pencintraan bahwa diriku baik, diriku rohani, diriku aktif pelayanan, diriku suci, namun kita tak mau terus menerus melakukan perubahan karakter agar semakin serupa dengan Kristus, hati-hatilah karena kita sedang dalam proses menjadi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka secara penampilan memang sangat rohani, perpuluhan rutin, suka berdoa, hapal firman Tuhan dari Kejadian sampai Maleakhi. Namun Yesus tidak suka dengan aneka penampilan baik mereka karena mereka tak mau mennyucikan hati mereka dari dosa. Mereka anti bersentuhan dengan orang berdosa, dan mengukur kerohanian seseorang hanya dari penampilan luar. Yesus pernah menegor Simon, seorang Farisi yang mengundang Ia datang ke rumahnya, karena menghakimi seorang perempuan yang terkenal berdosa. Yesus tahu perempuan itu berdosa, namun Yesus lebih suka melihat pada hatinya yang ingin mendapat pengampunan dan dengan rendah hati datang pada Yesus. Beda sekali dengan Simon yang mengundang Yesus untuk menunjukkan betapa saleh dan rendah hatinya ia, namun sesungguhnya itu adalah wujud kesombongan.

Tuhan suka bila kita sibuk dalam pelayanan, namun Tuhan akan lebih disukakan lagi jika kita lebih fokus dalam hal menguduskan hati. Apa yang tersimpan dalam hati akan terpancar keluar. Kalau hati kita bersih, maka pelayanan kita pasti akan bersih sehingga memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Namun kalau hati kita kotor, sebaik apapun kita melayani Tuhan, itu tidak akan menjadi berkat untuk sesama dan justru mengotori nama Tuhan. selalu perbaiki karakter kita, maka penampilan luar kita pun pasti akan berkualitas dan bersih. • Richard T.G.R

Pertanyaan    : Apakah aku lebih mementingkan kekudusan rohani, atau kekudusan fisik?
Aplikasi          : Jaga kekudusan hati.
Doa                 : Tuhan, bantu aku menjaga hatiku tetap kudus dimata-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar