Baca : Matius 15 : 1 – 20
Tetapi jawab Yesus kepada mereka:
"Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek
moyangmu? (Matius 15 : 3)
Sewaktu
saya masih duduk di bangku SMA, saya pernah mengikuti latihan dasar
kepemimpinan (LDK). Dalam latihan itu, saya dan beberapa teman berkemah di
suatu gunung selama beberapa hari dan mengikuti acara outbond. Dalam salah satu
sesi outbond, guru pelatih menyuruh tim saya mengarungi sebuah sungai yang
airnya kurang lebih sedalam satu meter sepanjang dua kilometer, dan itu
dilakukan dengan melawan arus sambil membawa sebuah tas ransel berisi batu yang
beratnya mencapai sepuluh kilogram. Walaupun pada waktu itu kami berpikir
latihan jenis ini kurang kerjaan, namun kami patuh dan mengarungi sungai itu.
Cukup melelahkan dan membuat badan pegal-pegal karena arus air membuat kami
harus mengeluarkan tenaga lebih, ditambah kami harus memanggul ransel. Selesai
acara, guru pelatih lalu menjelaskan bahwa sesi melawan arus sungai merupakan
pelajaran bahwa kelak saat kami menjadi pemimpin dalam dunia kerja, kami harus
berani melawan arus keburukan dunia untuk bertahan hidup dan menyatakan
kebenaran moral di tengah lingkungan yang bobrok.
Tidak semua orang, termasuk
anak-anak Tuhan, berani melawan arus karena itu berarti kita menjadi sosok yang
berbeda dari orang kebanyakan. Contohnya saat sebagian besar orang dengan
bangga menyetujui aplikasi kartu kredit dan tinggal gesek, kita tetap bertahan
untuk tidak memiliki kartu kredit untuk mencegah kita terlilit hutang. Saat
sebagian besar orang begitu enak dan percaya diri membuka situs-situs porno,
kita menahan diri untuk tidak mengakses. Saat sebagian besar orang begitu mudah
berbohong dalam bekerja, kita selalu berusaha jujur dalam perkataan dan
tindakan. Saat sebagian besar orang peduli demi mendapatkan keuntungan, kita
peduli dan tetap mengasihi walaupun merugi. Sebagai murid Yesus, sudah
seharusnya kita berani melawan arus dunia karena Guru kita sudah melakukan hal
itu.
Alkitab mencatat dengan rinci
beberapa peristiwa Tuhan Yesus sengaja melanggar adat istiadat Yahudi seperti
menyembuhkan orang pada hari sabat, makan bersama pemungut cukai, dan makan
tanpa membasuh tangan. Yesus melakukan semuanya itu karena Ia ingin menyatakan
kebenaran, walaupun sebagian besar orang menentang bahkan pada akhirnya membunuh
diri-Nya. Jadilah berbeda dengan dunia dan jangan biarkan arus dunia menyeret
kita untuk hidup dalam kedagingan. Ingatlah Yesus yang selalu melawan arus
dunia dan turutilah Ia agar kita pun bisa memberikan contoh hidup benar di
tengah dunia yang semakin kotor oleh dosa. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di Renungan
Spirit Next – Minggu, 23 Oktober 2011
Pertanyaan : Apakah aku berani melawan arus dunia?
Aplikasi : Hiduplah dalam Firman Tuhan.
Doa : Tuhan, ajar aku menjadi
pelaku kebenaran. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar