Baca : Yunus 4 : 1 – 11
Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus:
"Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya:
"Selayaknyalah aku marah sampai mati." (Yunus 4 : 9)
Pertengahan
bulan April 2011, laptop saya mengalami masalah pada sistemnya sehingga tidak
bisa saya pakai. Untuk mengatasi masalah tersebut, saya membawa laptop itu ke
salah seorang teman untuk diperbaiki. Sehari dua hari saya tunggu-tunggu,
laptop tak kunjung beres. Akhirnya setelah seminggu barulah laptop itu selesai
diperbaiki. Dalam hati saya berburuk sangka, jangan-jangan laptop itu baru
diperbaiki kemarin, masa sih memperbaiki sistem butuh waktu berhari-hari. Saya
pun kala itu mengucapkan terima kasih dengan agak ketus. Belakangan saya tahu
dari istrinya bahwa teman saya seminggu itu memang sedang banyak pekerjaan.
Untuk memperbaiki laptop saya ia bahkan begadang sampai pukul 3 pagi Mengetahui
hal tersebut, saya kemudian datang ke rumahnya dan berterus terang bahwa saya
sempat berburuk sangka. Saya pun meminta maaf kepadanya dan dia pun memaafkan
saya sehingga masalah ini bisa terselesaikan dengan baik.
Keluarga yang dikasihi Tuhan,
pernahkah kita berburuk sangka kepada seseorang? Pasti pernah dan seringkali
prasangka kita meleset karena kita menilai seseorang hanya dari asumsi. Sebuah
kata-kata bijak berkata prasangka adalah tindakan yang paling bodoh, dan kata-kata
itu betul sekali. Berapa banyak orang harus menanggung kerugian yang sia-sia
hanya karena satu prasangka yang tidak terbukti. Salah satu contoh, kasus salah
tangkap yang dilakukan Polri beberapa tahun lalu. Kemad dan Maman disangka
membunuh seseorang di Jombang dan mereka mendekam dalam penjara. Belakangan
diketahui pembunuh sebenarnya adalah Ryan dari Jombang, yang beritanya sempat
heboh di media massa. keduanya dirugikan baik secara materil maupun imateril
karena tuduhan yang tidak benar.
Mari kita belajar untuk tidak
berburuk sangka kepada siapapun. Belajarlah dari Yunus yang mengira Tuhan pilih
kasih, padahal Tuhan tidak seperti itu. Kadangkala memang situasi dan kondisi
yang buruk membuat kita stres, namun jangan pernah menilai Tuhan, orang lain,
atau suatu lembaga buruk hanya karena sebuah asumsi. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan
ini dimuat di RHK Aletea – Sabtu, 15 Oktober 2011
Pertanyaan : Apakah aku
saat ini berburuk sangka kepada orang lain?
Aplikasi : Mari
belajar tidak berburuk sangka.
Doa : Tuhan,
ajar aku supaya tidak berburuk sangka. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar