Baca : Matius 25 : 14 – 30
Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu
membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya:
"Mengapakah engkau membentuk aku demikian?" (Roma 9 : 20)
Meski pada kenyataannya ukuran
ideal sangat sulit diterapkan, banyak orang terjebak dalam ukuran ideal yang
disusun dalam otaknya sendiri atau pengaruh dari komunitas. Kalau kita jeli
mengamati iklan televisi, akan kita dapati wanita Indonesia yang ideal menurut
iklan, itu kulitnya putih mulus, rambutnya lembut dan panjang, badannya bagus
dan tak ada selulit, plus wajahnya lebih muda dari usianya. Gawatnya, sebagian
wanita Indonesia termakan rayuan iklan dan berusaha mati-matian agar kulitnya
putih, padahal warna kulit dipengaruhi oleh pigmen. Mereka merasa jelek kalau
kulitnya kuning langsat, sawo matang atau hitam, padahal itulah sejatinya warna
kulit orang Indonesia.
Apakah kita saat ini nggak puas
dengan keadaan kita karena melihat hidup orang lain sudah ideal sesuai apa yang
kita pikirkan, sedangkan kita belum mencapainya? Ketahuilah, kalau kita terlalu
sibuk memikirkan ukuran ideal, tanpa sadar kita tidak mensyukuri berkat-berkat Tuhan.
Kalau memang Tuhan berikan kita pekerjaan sebagai pegawai bank, mengapa kita
menginginkan pekerjaan sebagai artis, padahal kita sama sekali tak bisa acting?
Kalau Tuhan berikan kita kulit kuning langsat, mengapa kita mati-matian
melakukan berbagai usaha agar kulit kita putih? Kalau rambut kita hitam,
mengapa kita mati-matian mengecat rambut kita dengan warna merah atau kuning agar
mendapat pujian bahwa kita mengikuti mode? Tanpa sadar itu adalah bentuk kita
mengingkari atau menolak berkat yang sudah Tuhan berikan. Kita merasa apa yang Tuhan
berikan itu jelek, dan kita mempermak pemberian Tuhan sedemikian rupa agar
sesuai dengan apa yang kita mau.
Jangan mencontoh hamba yang
menerima satu talenta, yang menguburkan talentanya dalam tanah karena
menganggap tuannya kejam. Kelola apapun yang Tuhan percayakan kepada kita
seperti tubuh, pekerjaan, pelayanan, atau keluarga dengan sebaik mungkin dan
semaksimal mungkin. Jadilah sosok yang ideal menurut apa yang Tuhan mau, yaitu
mengembangkan talenta kita dengan maksimal, dan tidak iri dengan talenta yang
orang lain punya. • Richard T.G.R
Pertanyaan : Apakah aku
orang yang idealis?
Aplikasi : Syukuri
apa yang ada dan maksimalkan apa yang sudah Tuhan berikan.
Doa : Tuhan,
ajar aku menjadi pribadi yang ideal sesuai firman-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar