Website counter

Selasa, 30 April 2013

Skenario Kita atau Tuhan?

Baca : II Raja-raja 5 : 1 – 27
Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! (II Raja-raja 5 : 11)

Naaman, panglima Aram menerima saran pelayan istrinya untuk berobat ke seorang nabi di Samaria, Elisa. Dengan membawa surat pengantar dari raja dan persembahan, tibalah ia di pintu rumah Elisa. Sebagai seorang jenderal, tentu Naaman ingin disambut langsung oleh tuan rumah, namun yang menyambut hanya bujang Elisa yang tanpa basa-basi menyampaikan pesan tuannya untuk dia mandi tujuh kali dalam sungai Yordan jika ingin sembuh. Ia menjadi gusar karena Elisa tidak mau menemuinya secara pribadi dan skenario kesembuhan yang dirancangnya tidak menjadi kenyataan (ayat 11). Namun saat ia mau menuruti skenario Tuhan untuk kesembuhannya, ia sembuh.

Sering tanpa kita sadari, dalam diri kita ada hambatan untuk bisa mengalami terobosan yang kita minta dari Tuhan dan sebetulnya sudah Tuhan berikan, yaitu kecenderungan hati, keyakinan diri, dan prasangka. Saat kita butuh pertolongan, memang sudah tepat kita memohon pertolongan itu kepada Tuhan, namun pikiran kita mengatur Tuhan. Kita merancang satu drama jalan keluar yang nyaman buat daging kita, sehingga saat Tuhan minta kita melakukan hal lain yang sesuai firman Tuhan, kita marah. Contoh mudahnya kita minta kepada Tuhan agar finansial kita sehat. Firman Tuhan menjawan kita harus belajar dari semut. Artinya kita harus giat bekerja. Namun sering kali yang kita rancang dalam pikiran adalah kita mendapat kenaikan gaji atau pangkat, ada orang yang tiba-tiba meyumbang kita, menemukan dompet di jalan penuh berisi uang, atau tiba-tiba menang undian dari bank. Kita mengatur Tuhan dan berharap Ia bertindak sesuai keinginan kita. Tuhan tahu yang terbaik buat kita sehingga jangan pernah mengatur Ia untuk bertindak ini dan itu sesuai pikiran kita.

Kesembuhan atau solusi dari Tuhan tidak terjadi seperti sulap, Allah bukanlah tukang sulap, melainkan penghasil mukjizat. Mukjizat hanya terjadi kalau kita mau usaha lebih dulu dengan sungguh-sungguh dan menyerahkan hasilnya pada Tuhan, bukan hanya sekedar berdoa dan berharap Tuhan bertindak sesuai skenario yang kita rancang. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Harian Spirit – Rabu, 24 April 2013
Pertanyaan    : Apa yang selama ini saya lakukan saat meminta kepada Tuhan?
Aplikasi          : Jangan pernah mengatur Tuhan.
Doa                 : Tuhan, ajar kami untuk berdoa dan berusaha, namun tidak mengatur Engkau. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar