Baca
: II Raja-raja 5 : 1 – 27
Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka
bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN,
Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan
dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! (II Raja-raja 5 : 11)
Naaman, panglima Aram menerima saran
pelayan istrinya untuk berobat ke seorang nabi di Samaria, Elisa. Dengan
membawa surat pengantar dari raja dan persembahan, tibalah ia di pintu rumah
Elisa. Sebagai seorang jenderal, tentu Naaman ingin disambut langsung oleh tuan
rumah, namun yang menyambut hanya bujang Elisa yang tanpa basa-basi
menyampaikan pesan tuannya untuk dia mandi tujuh kali dalam sungai Yordan jika
ingin sembuh. Ia menjadi gusar karena Elisa tidak mau menemuinya secara pribadi
dan skenario kesembuhan yang dirancangnya tidak menjadi kenyataan (ayat 11).
Namun saat ia mau menuruti skenario Tuhan untuk kesembuhannya, ia sembuh.
Sering tanpa kita sadari, dalam diri kita
ada hambatan untuk bisa mengalami terobosan yang kita minta dari Tuhan dan
sebetulnya sudah Tuhan berikan, yaitu kecenderungan hati, keyakinan diri, dan
prasangka. Saat kita butuh pertolongan, memang sudah tepat kita memohon
pertolongan itu kepada Tuhan, namun pikiran kita mengatur Tuhan. Kita merancang
satu drama jalan keluar yang nyaman buat daging kita, sehingga saat Tuhan minta
kita melakukan hal lain yang sesuai firman Tuhan, kita marah. Contoh mudahnya
kita minta kepada Tuhan agar finansial kita sehat. Firman Tuhan menjawan kita
harus belajar dari semut. Artinya kita harus giat bekerja. Namun sering kali
yang kita rancang dalam pikiran adalah kita mendapat kenaikan gaji atau
pangkat, ada orang yang tiba-tiba meyumbang kita, menemukan dompet di jalan
penuh berisi uang, atau tiba-tiba menang undian dari bank. Kita mengatur Tuhan
dan berharap Ia bertindak sesuai keinginan kita. Tuhan tahu yang terbaik buat
kita sehingga jangan pernah mengatur Ia untuk bertindak ini dan itu sesuai
pikiran kita.
Kesembuhan atau solusi dari Tuhan tidak
terjadi seperti sulap, Allah bukanlah tukang sulap, melainkan penghasil
mukjizat. Mukjizat hanya terjadi kalau kita mau usaha lebih dulu dengan
sungguh-sungguh dan menyerahkan hasilnya pada Tuhan, bukan hanya sekedar berdoa
dan berharap Tuhan bertindak sesuai skenario yang kita rancang. • Richard
Catatan : Renungan ini dimuat di
Renungan Harian Spirit – Rabu, 24 April 2013
Pertanyaan : Apa yang selama ini saya lakukan
saat meminta kepada Tuhan?
Aplikasi : Jangan pernah mengatur
Tuhan.
Doa : Tuhan, ajar kami untuk berdoa
dan berusaha, namun tidak mengatur Engkau. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar