Website counter

Selasa, 30 April 2013

Siapa Tuan Kita?

Baca : I Tesalonika 2 : 1 – 12
Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. (I Tesalonika 2 : 4)

Setiap orang pasti memiliki pekerjaan. Bagi kita yang bekerja sebagai karyawan, pasti kita tunduk pada peraturan yang ada di perusahaan kita. Meski hampir semua perusahaan memiliki peraturan yang sama, namun pasti ada beberapa peraturan yang berbeda. Misalnya kita karyawan di perusahaan A yang memiliki peraturan masuk pukul 7 pagi dan pulang pukul 4 sore, memakai seragam baju batik setiap hari, dan memakai id card. Tentu kita akan menuruti peraturan itu meski pun di perusahaan B memiliki peraturan yang lebih longgar dengan gaji yang lebih besar. Alangkah lucu kalau kita bekerja di perusahaan A, namun mengikuti peraturan di perusahaan B.

Sering tanpa kita sadari, kita tidak taat kepada Tuan kita di sorga. Kalau hari ini kita ditanya siapa tuan kita, pasti kita menjawab Tuhan. Kita siap mematuhi apapun perintahNya yang tertulis dalam Alkitab. Namun pada kenyataannya, ada beberapa di antara kita tidak mau menuruti sebagian perintah-Nya seperti menginjil, mengampuni orang yang berbuat jahat pada kita, atau tidak membalas caci maki dengan caci maki. Kalau untuk tuan kita di dunia kita berusaha menuruti semua aturan dan perintahnya, seharusnya untuk Tuan kita di sorga kita pun bisa melakukan hal yang sama. Paulus adalah sosok hamba yang patut kita tiru. Paulus sadar bahwa mengatakan kebenaran firman Tuhan tidak menyukakan daging manusia dan dirinya akan mengalami aniaya kalau bertemu dengan orang-orang yang hatinya jahat. Namun ia tetap melakukan bagiannya sebagai hamba Tuhan dan tidak mencari hormat buat dirinya sendiri saat berhasil mendirikan jemaat di berbagai kota. Saat mengalami aniaya, ia tidak mengeluh atau mengutuk Tuhan. Paulus siang dan malam berjerih lelah untuk Tuhan.

Memang ada beberapa perintah dan aturan Tuhan yang sangat tidak enak buat daging kita, namun mari kita lakukan tugas kita sebagai hamba-Nya dengan sempurna. Kalau kita bisa mentaati aturan dan perintah perusahaan di dunia dengan sempurna, kita pun seharusnya bisa mentaati perintah dan aturan Tuhan. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Motivator – Kamis, 11 April 2013
Pertanyaan    : Mengapa saya tidak mau melakukan perintah Tuhan?
Aplikasi          : Mari kita taati perintah Tuhan dengan sempurna.
Doa                 : Tuhan, ampuni kami kalau selama ini kami tidak mentaati perintah-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar