Baca
: I Tesalonika 2 : 1 – 12
Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk
mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk
menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. (I
Tesalonika 2 : 4)
Setiap orang pasti memiliki
pekerjaan. Bagi kita yang bekerja sebagai karyawan, pasti kita tunduk pada
peraturan yang ada di perusahaan kita. Meski hampir semua perusahaan memiliki
peraturan yang sama, namun pasti ada beberapa peraturan yang berbeda. Misalnya
kita karyawan di perusahaan A yang memiliki peraturan masuk pukul 7 pagi dan
pulang pukul 4 sore, memakai seragam baju batik setiap hari, dan memakai id
card. Tentu kita akan menuruti peraturan itu meski pun di perusahaan B memiliki
peraturan yang lebih longgar dengan gaji yang lebih besar. Alangkah lucu kalau
kita bekerja di perusahaan A, namun mengikuti peraturan di perusahaan B.
Sering tanpa kita sadari, kita tidak taat
kepada Tuan kita di sorga. Kalau hari ini kita ditanya siapa tuan kita, pasti
kita menjawab Tuhan. Kita siap mematuhi apapun perintahNya yang tertulis dalam
Alkitab. Namun pada kenyataannya, ada beberapa di antara kita tidak mau
menuruti sebagian perintah-Nya seperti menginjil, mengampuni orang yang berbuat
jahat pada kita, atau tidak membalas caci maki dengan caci maki. Kalau untuk
tuan kita di dunia kita berusaha menuruti semua aturan dan perintahnya,
seharusnya untuk Tuan kita di sorga kita pun bisa melakukan hal yang sama.
Paulus adalah sosok hamba yang patut kita tiru. Paulus sadar bahwa mengatakan
kebenaran firman Tuhan tidak menyukakan daging manusia dan dirinya akan
mengalami aniaya kalau bertemu dengan orang-orang yang hatinya jahat. Namun ia
tetap melakukan bagiannya sebagai hamba Tuhan dan tidak mencari hormat buat
dirinya sendiri saat berhasil mendirikan jemaat di berbagai kota. Saat
mengalami aniaya, ia tidak mengeluh atau mengutuk Tuhan. Paulus siang dan malam
berjerih lelah untuk Tuhan.
Memang ada beberapa perintah dan aturan
Tuhan yang sangat tidak enak buat daging kita, namun mari kita lakukan tugas
kita sebagai hamba-Nya dengan sempurna. Kalau kita bisa mentaati aturan dan
perintah perusahaan di dunia dengan sempurna, kita pun seharusnya bisa mentaati
perintah dan aturan Tuhan. • Richard
Catatan : Renungan ini dimuat di
Renungan Spirit Motivator – Kamis, 11 April 2013
Pertanyaan : Mengapa saya tidak mau melakukan
perintah Tuhan?
Aplikasi : Mari kita taati perintah
Tuhan dengan sempurna.
Doa : Tuhan, ampuni kami kalau
selama ini kami tidak mentaati perintah-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar