Website counter

Selasa, 30 April 2013

Korban Iklan

Baca : Amsal 21 : 20 – 23
Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya. (Amsal 21 : 20)

Os Hilman, penulis buku laris ″Nine to Five Window″ sekaligus pengusaha di bidang periklanan, menjelaskan tentang dunia periklanan secara detail. Seorang pembuat iklan, khususnya iklan di televisi, harus bisa menciptakan sebuah kesadaran bahwa barang atau jasa yang ditawarkan itu merupakan sebuah kebutuhan yang sangat mendesak dan harus segera dipenuhi oleh mereka yang melihat iklan tersebut. tidak peduli apakah hal tersebut sebenarnya merupakan keinginan dan bukan kebutuhan, iklan yang berhasil adalah iklan yang berhasil mengubah persepsi pemirsa dari keinginan menjadi kebutuhan.

WANITA, kalau mau jujur kita semua sebetulnya korban iklan. Tidak percaya, coba ingat masa kecil kita. Saat lihat iklan tentang makanan ringan atau tempat rekreasi, pasti kita merengek-rengek kepada orangtua minta dibelikan atau pergi ke sana. Setelah dewasa, tanpa sadar sebagian kita masih membawa kebiasaan itu, yaitu minta dibelikan tas atau perhiasan kepada suami karena melihat iklan. Waktu gajian, sebagian kita paling tidak tahan untuk tidak membeli tas, pakaian, atau aksesoris berlabel diskon, padahal barang-barang itu sebetulnya tidak kita butuhkan. Di tengah budaya konsumerisme seperti ini, sebagai wanita bijak kita harus sadar mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan. Kuncinya adalah pada pengendalian diri. Tuhan sebetulnya memberkati semua kita, namun sayangnya kita kadang berkekurangan bukan karena Tuhan kurang cukup memberi tetapi karena kita boros. Karena tidak memiliki pengendalian yang benar, kita menuruti rayuan iklan. Bukan salah iklannya, namun salah kita yang menjadikan keinginan sebagai kebutuhan.

Sadarilah bahwa kalau kita menuruti keinginan, kita tak akan pernah puas. Sudah punya tas tiga, pinginnya lima. Sudah punya lima, pinginnya sepuluh. Sudah punya dua Hp bagus, pingin beli dua Hp baru lagi. Hasilnya kita tak pernah puas sedangkan dompet ″jebol″ terus.  Bijaksanalah dalam mengelola setiap berkat yang Tuhan percayakan ke dalam tangan kita. Kendalikan keinginan kita sehingga kita mampu mencukupkan diri dalam segala hal dan tidak hidup berkekurangan. • Richard

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Senin, 29 April 2013
Pertanyaan    : Apakah saya selalu menuruti keinginan daging?
Aplikasi          : Bijaksana dalam mengelola berkat.
Doa                 : Tuhan, didik kami untuk mampu mengendalikan diri dalam mengelola keinginan dan kebutuhan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar