Baca : Keluaran 2 : 1 – 10
Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis,
sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi
orang Ibrani." (Keluaran 2 : 6)
Apa
beda simpati, empati, dan belas kasihan? Simpati adalah tersentuhnya perasaan
kita melihat penderitaan orang lain. Simpati sering kali ditandai dengan
ucapan, ″Kasihan ya.″ Tingkatan empati lebih tinggi. Orang yang berempati bisa
sungguh merasakan penderitaan orang lain seolah-olah ia sendiri yang
mengalaminya. Orang yang berempati tidak hanya tersentuh. Ia ikut merasakan
hingga bisa meneteskan air mata. Yang paling tinggi adalah belas kasihan karena
menuntut pengorbanan yang nyata, tidak hanya hati yang tersentuh, namun juga
hati yang bisa merasakan, dan air mata.
Belas kasihan yang menggerakan puteri
Firaun mengangkat bayi orang Ibrani yang diberi nama Musa. Meski tidak
diceritakan detail di Alkitab, belas kasihan puteri Firaun tentu membuat
dirinya berkorban karena harus memberikan upah pada pengasuh bayi (ibu Musa
sendiri), harus bertanggung jawab atas hidup Musa, dan bisa saja Firaun memarahinya
sebab membiarkan Musa hidup sementara Firaun sedang menerapkan tindakan
″bijaksana″ untuk melemparkan segala anak laki-laki yang lahir bagi orang
Ibrani ke dalam sungai Nil (Kej 1:22). Ulah putrinya mengangkat anak jelas
menentang perintahnya, namun Musa tetap dibiarkan hidup sampai dewasa karena
sudah diangkat anak (ayat 10). Konsekuensi kita berbelas kasihan memang berat,
karena kita dituntut untuk mau berkorban waktu, tenaga, uang, bahkan nyawa
sekali pun. Memang tidak mudah untuk kita bisa berbelas kasih pada seseorang,
namun Tuhan ingin kita sebagai muridNya punya belas kasihan karena Ia pun punya
belas kasihan.
Wanita, Yesus melakukan banyak mukjizat
karena ia tergerak oleh belas kasihan. Contohnya, Saat melihat ribuan orang
lapar setelah tiga hari mengikuti-Nya, Yesus tergerak oleh belas kasihan
sehingga ia mengadakan mukjizat melalui tujuh roti untuk mengenyangkan perut
empat ribu orang dan sisa tujuh bakul (Matius 15 : 32 – 39). Mari kita mudah
tergerak oleh belas kasihan saat melihat ada orang-orang yang berkekurangan
membutuhkan uluran tangan kita. Jadilah perpanjangan tangan Tuhan untuk
memberikan belas kasihan. • Richard
Catatan : Renungan ini dimuat di
Renungan Wanita – Senin, 22 April 2013
Pertanyaan : Apa saja konsekuensi belas
kasihan yang pernah kita terima?
Aplikasi : Mari kita mudah tergerak
oleh belas kasihan.
Doa : Tuhan, jadikan kami perpanjangan
tangan-Mu untuk mengasihi orang lain. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar