Baca : Efesus 6 : 1 – 9
Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati
anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Efesus
6:4)
Frederick Douglass menulis pengalaman
hidupnya dalam bukunya ″Narrative of the Life of Frederick Douglass, an
American Slave.″ Douglass menceritakan tentang perjuangan ibunya membesarkan
dia dengan penuh kasih sayang, meskipun ibunya adalah seorang budak yang
diperjakan sebagai petani. Dari matahari terbit sampai matahari terbenam,
ibunya bekerja keras di ladang. Setelah selesai bekerja, ibu Douglass segera
bergegas untuk menemuinya dan harus menempuh jarak 18 km dengan berjalan kaki.
″Ibu ada bersama saya pada malam hari. Beliau akan berbaring di sebelah saya
dan menidurkan saya. Namun sebelum saya terbangun di pagi hari, ibu telah
kembali ke ladang dan kembali berjalan 18 km agar tidak terkena hukuman cambuk
sebab seorang budak harus sudah siap di ladang saat matahari terbit.″
Keluarga yang dikasihi Tuhan, sudah
sewajarnya sebagai orangtua kita berkorban buat anak, namun apakah kita sudah
berkorban buat Tuhan? Ada sebagian orang hari ini dengan lantang berkata aku
sudah mengorbankan pekerjaanku, sudah mengorbankan karierku demi pekerjaan
Tuhan, sudah mengorbankan kenyamananku untuk bisa melayani, dan seterusnya.
Puji Tuhan kalau kita sudah melakukan itu semua. Namun, di sisi lain Tuhan
ingin kita berkorban buat diri-Nya. Berkorban menunjukkan kita memberikan yang
terbaik, bahkan memberi dari kekurangan kita. Kita dikatakan berkorban bila
kita benar-benar merasa sakit secara kedagingan saat memberikan sesuatu buat
Tuhan dan sesama. Ada di antara kita tak pernah tahu siapa ibu kita karena
beliau meninggal saat melahirkan kita, itulah berkorban. Ada di antara kita
kehilangan waktu kita beristirahat demi membantu saudara yang tertimpa musibah,
itulah berkorban. Dan masih banyak lagi.
Selalu ada alasan untuk mengasihani diri
sendiri, namun mari kita meniru teladan Tuhan yang mau berkorban lebih dahulu
bagi kita, saat kita belum tahu siapa Dia. Sediakan waktu dan segenap potensi
yang kita punya untuk orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita dan kita
berkorban untuk mereka. • Richard
Catatan : Renungan ini dimuat di RHK
Aletea – Jumat, 12 April 2013
Pertanyaan : Sudahkah saya berkorban buat
Tuhan?
Aplikasi : Sediakan waktu dan sumber
daya untuk orang-orang yang membutuhkan.
Doa : Tuhan, ajar kami
untuk memiliki hati yang tulus berkorban seperti hati-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar