Website counter

Sabtu, 14 April 2012

Rela Berkorban

Baca : Yohanes 3 : 28 – 30
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3 : 16)

Pernah pada suatu masa, hiduplah sepasang suami istri yang sangat miskin, namun begitu besar komitmen di antara mereka untuk selalu bersama. Satu-satunya harta berharga sang suami hanyalah sebuah jam tangan yang sudah tidak ada rantainya lagi, sementara sang istri memiliki rambut yang sangat indah sebagai kelebihannya. Menjelang hari perkawinan emas mereka, masing-masing menyiapkan kejutan untuk diberikan kepada pasangannya. Ketika hari itu tiba, berulah diketahui sang suami telah menjual jam tangan tanpa rantainya untuk membelikan hiasan rambut bagi istri tercintanya, sementara sang istri telah menjual rambut indahnya pada sebuah industri aksesori, untuk membelikan rantai jam tangan bagi suaminya.

Kasih yang sejati hanya terbukti jika kita mau berkorban untuk seseorang yang kita kasihi. Seorang ayah nekat menerobos kobaran api yang meluluhlantakan rumahnya tanpa memperdulikan nyawanya demi menyelamatkan anaknya yang terjebak dalam kobaran api. Seorang ibu rela merengek-rengek di depan Istana Negara demi memohon biaya pengobatan bagi anaknya yang menderita luka bakar. Seorang bapak tua renta rela berjalan kaki dari Jawa Timur sampai Istana Negara, Jakarta, demi menuntut keadilan untuk anak yang dikasihinya, yang di tabrak sampai mati oleh seorang oknum polisi setelah belasan tahun kasusnya di peti es-kan. Tuhan pun menunjukkan kasih-Nya dengan merelakan anak-Nya mati sebagai korban tebusan dosa kita. Tuhan rela berikan sesuatu yang paling dicintai-Nya untuk Anda dan saya sebagai bukti Dia mengasihi kita semua.

Di momen Paskah ini, mari kita bertanya kepada diri sendiri, apa yang sudah kita korbankan untuk Tuhan? Apakah selama ini kita hanya sekedar tahu Yesus telah mati untuk kita, namun hidup kita belum mengasihi satu sama lain? Apakah kita mau peduli dengan kesulitan yang orang-orang di sekitar kita hadapi? Apakah kita mau menggunakan semua potensi yang Tuhan berikan untuk bisa mengasihi jiwa-jiwa yang belum di selamatkan? Bukti kita mengasihi dan menghargai pengorbanan Tuhan adalah saat kita mau kehilangan kenyamanan kita untuk mengasihi orang lain. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Jumat, 06 April 2012
Pertanyaan    : Apa yang sudah aku korbankan untuk Tuhan?
Aplikasi         : Relakan diri untuk mengasihi orang lain.
Doa            : Tuhan, sentuh hatiku agar mau keluar dari kenyamananku untuk mengasihi orang-orang disekitarku. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar