Website counter

Rabu, 04 April 2012

Istri Bijak Suami Bebal

Baca : I Samuel 25 : 2 – 44 dan I Petrus 3 : 1 – 2
Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb. (I Samuel 25 : 3)

Ketika remaja, kita suka memimpikan datangnya pangeran impian. Kita membayangkan memiliki pacar yang gagah, cerdas, terhormat, kaya, badannya atletis, mencintai kita dengan tulus, mengerti isi hati kita, dan siap mati bagi kita. Namun kenyataan berbicara dan Tuhan memberikan kepada kita, pacar dan sekarang suami yang memiliki kelebihan dan kekurangan, bukan suami yang sempurna. Kita harus mau menerima dan tak berhak komplain pada Tuhan kenapa suamiku kalau tidur ngorok, kenapa dia suka taruh barang sembarangan, kenapa dia phobia kecoa, dll. Saat pacaran, kita berhak menentukan apakah akan lanjut terus ke pelaminan, atau memutuskan menghentikan hubungan dan hanya sekedar bersahabat. Saat sudah menjadi istri, kita harus menghormati dan tunduk pada suami apapun pun keadaannya.

Bicara masalah menerima apa adanya, kita akan belajar dari Abigail. Alkitab menulis Abigail adalah wanita yang bijak dan cantik. Sebetulnya sangat tidak pantas Abigail bersuamikan Nabal yang kasar dan jahat kelakuannya. Semua kita tentu setuju orang cantik dapat suami orang gagah, orang bijak dapat suami orang bijak. Namun disini kita melihat kenyataan Abigail tunduk dan hormat pada Nabal. Ketika mendengar Nabal ″melecehkan Daud,″ ia tak biarkan Daud membantai Nabal dan semua laki-laki di rumahnya. Segera ia mengirimkan ″permohonan maaf″ (ayat 18) dan mendatangi Daud untuk meminta ampun (ayat 24). Karena perbuatannya, cerita berakhir happy ending dan Nabal mati dihukum Tuhan.

Tuhan kadang sengaja menjodohkan orang jahat dengan orang baik, orang bijak dengan orang bebal, orang jelek dengan orang cantik, karena Tuhan ingin satu sama lain saling melengkapi. Kalau saat ini kebetulan suami kita adalah orang yang bebal seperti Nabal, tetaplah tunduk dan mengasihinya. Karena melalui kelakuan kita, suami akan dimenangkan (I Petrus 3 : 1 – 2) bahkan diubahkan-Nya. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Woman – Rabu, 04 April 2012
Pertanyaan     : Apakah aku meragukan rencana Tuhan?
Aplikasi          : Kasihilah pasangan kita, apapun keadaannya.
Doa                : Tuhan, berikan aku hati yang mampu mengasihi suamiku dalam segala keadaan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar