Baca : I Timotius 1 : 12 – 17 dan Lukas 18 : 9 – 14
Perkataan ini benar
dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk
menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling
berdosa. (I Timotius 1 : 15)
Saya memiliki
seorang keponakan yang baru saja berusia dua tahun. Seperti umumnya batita
lainnya, tingkahnya sangat lucu. Pernah ia melempar helicopter ke arah depan,
namun justru lemparannya ke arah belakang, ia tertawa atas kesalahannya. Pernah
pula ia mengejar bola dan jatuh karena kurang hati-hati, ia bukannya menangis
malah tertawa. Beda sekali dengan kita orang dewasa yang seringkali tak mau
mentertawakan kesalahan diri sendiri dan tak mau mengakui kesalahan.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, kadang tanpa sadar ada
sebagian diantara kita yang tak mau mengakui kesalahan atau dosa diri sendiri
dan kita berlaku seolah-olah diri kita sempurna tanpa cacat. Kita paling anti
kalau mengaku salah, dan segera membela diri habis-habisan bila ada orang
menegur kesalahan kita. Dengan cepat kita memberi dalih bahwa itu kesalahan
orang lain atau karena kondisi yang tak memungkinan. Sikap ini jelas tidak baik
untuk diri kita sendiri karena Firman Tuhan mengajari kita untuk berani
mengakui dosa atau kesalahan diri sendiri, agar kita mendapatkan pengampunan
dan kelegaan. Pemungut cukai mendapat pengampunan dari Tuhan sedangkan orang
Farisi tidak karena si pemungut cukai mau mengakui segala dosanya. Sedangkan
orang Farisi merasa dirinya paling benar karena sudah melakukan ini dan itu.
Paulus bisa dipakai Tuhan luar biasa karena ia mengakui dirinya adalah orang
yang paling berdosa.
Berani mentertawakan diri sendiri dan mengakui kesalahan
bukanlah hal yang membuat harga diri kita jatuh, namun justru membuat Tuhan
bangga dan orang-orang di sekitar kita akan semakin hormat. Mari kita menjadi
pribadi yang berani jujur pada diri sendiri dan Tuhan, yang salah satu
tindakannya dengan kita bisa mentertawakan diri sendiri dan mengakui kesalahan.
• Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di RHK Aletea –
Rabu, 30 November 2011
Pertanyaan : Apakah aku mau mentertawakan diri sendiri?
Aplikasi : Beranilah mengakui kesalahan dan
mentertawakan diri sendiri.
Doa :
Tuhan, ajar aku menjadi pribadi yang jujur. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar