Baca : II Raja-Raja 6 : 8 – 23
Disediakannyalah
bagi mereka jamuan yang besar, maka makan dan minumlah mereka. Sesudah itu
dibiarkannyalah mereka pulang kepada tuan mereka. Sejak itu tidak ada lagi
gerombolan-gerombolan Aram memasuki negeri Israel. (II Raja-Raja 6 : 23)
Kita
tentu pernah terluka secara perasaan karena dilukai orang lain. Ketika dilukai
oleh orang-orang yang kita kasihi, misalnya oleh anak-anak atau pasangan kita,
biasanya kita lebih mudah mengampuni. Namun apakah kita melakukan hal yang sama
jika yang melukai adalah orang ″luar″ yang jelas-jelas memusuhi kita, yang
ingin kita jatuh dan menderita, dan kabar buruknya mereka berhasil melakukan
hal itu? Ada sebagian orang yang membalas dendam. Ada yang memendam dan tak mau
menyembuhkan sakit hatinya. Namun ada yang bisa mengampuni dan justru menolong
musuhnya saat giliran sang musuh mengalami musibah. Jenis terakhir inilah yang
langka. Yang umum terjadi adalah mata ganti mata, gigi ganti gigi. Sehingga
jangan heran kalau berita di televisi atau koran, selalu memuat berita
pembunuhan, kerusuhan, penganiayaan, pelecehan, atau tindakan anarkis karena
masalah perasaan.
Tuhan ingin kita bisa menjadi
pembawa damai karena Tuhan Yesus datang ke dunia selain untuk menebus dosa
manusia, salah satu misi-Nya yang lain adalah membawa damai. Bisakah kita
membawa damai? Bisa, karena Elisa sudah membuktikannya. Ketika raja Aram
mengirim satu pasukan untuk menangkapnya dan berhasil mengepungnya, Elisa
justru mengampuni mereka. Padahal tentara Aram sering membuat susah orang
Israel, membunuh mereka adalah tindakan yang baik bagi raja Israel karena bisa
mengurangi kesusahan rakyat Israel. Saat raja Israel bertanya bolehkah membunuh
mereka, Elisa menegurnya agar tidak selalu membunuh tawanan dan menyuruhnya menghidangkan
makanan dan minuman sampai kenyang dan membiarkan mereka pulang.
Amsal 25:21 berkata : Jikalau
seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia
minum air. Marilah kita menjadi pembawa damai di tengah dunia yang makin jahat
dan jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di Renungan Musa
– Sabtu, 26 November 2011
Pertanyaan : Apakah aku menjadi pembawa damai?
Aplikasi : Jadilah pembawa damai.
Doa : Tuhan,
ajar aku mampu berdamai dengan orang-orang yang menyakitiku. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar