Website counter

Kamis, 08 Desember 2011

Ketika Dilukai


Baca : II Raja-Raja 6 : 8 – 23
Disediakannyalah bagi mereka jamuan yang besar, maka makan dan minumlah mereka. Sesudah itu dibiarkannyalah mereka pulang kepada tuan mereka. Sejak itu tidak ada lagi gerombolan-gerombolan Aram memasuki negeri Israel. (II Raja-Raja 6 : 23)

Kita tentu pernah terluka secara perasaan karena dilukai orang lain. Ketika dilukai oleh orang-orang yang kita kasihi, misalnya oleh anak-anak atau pasangan kita, biasanya kita lebih mudah mengampuni. Namun apakah kita melakukan hal yang sama jika yang melukai adalah orang ″luar″ yang jelas-jelas memusuhi kita, yang ingin kita jatuh dan menderita, dan kabar buruknya mereka berhasil melakukan hal itu? Ada sebagian orang yang membalas dendam. Ada yang memendam dan tak mau menyembuhkan sakit hatinya. Namun ada yang bisa mengampuni dan justru menolong musuhnya saat giliran sang musuh mengalami musibah. Jenis terakhir inilah yang langka. Yang umum terjadi adalah mata ganti mata, gigi ganti gigi. Sehingga jangan heran kalau berita di televisi atau koran, selalu memuat berita pembunuhan, kerusuhan, penganiayaan, pelecehan, atau tindakan anarkis karena masalah perasaan.

Tuhan ingin kita bisa menjadi pembawa damai karena Tuhan Yesus datang ke dunia selain untuk menebus dosa manusia, salah satu misi-Nya yang lain adalah membawa damai. Bisakah kita membawa damai? Bisa, karena Elisa sudah membuktikannya. Ketika raja Aram mengirim satu pasukan untuk menangkapnya dan berhasil mengepungnya, Elisa justru mengampuni mereka. Padahal tentara Aram sering membuat susah orang Israel, membunuh mereka adalah tindakan yang baik bagi raja Israel karena bisa mengurangi kesusahan rakyat Israel. Saat raja Israel bertanya bolehkah membunuh mereka, Elisa menegurnya agar tidak selalu membunuh tawanan dan menyuruhnya menghidangkan makanan dan minuman sampai kenyang dan membiarkan mereka pulang.

Amsal 25:21 berkata : Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Marilah kita menjadi pembawa damai di tengah dunia yang makin jahat dan jangan pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Musa – Sabtu, 26 November 2011
Pertanyaan    : Apakah aku menjadi pembawa damai?
Aplikasi          : Jadilah pembawa damai.
Doa                 : Tuhan, ajar aku mampu berdamai dengan orang-orang yang menyakitiku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar