Website counter

Jumat, 10 Februari 2012

Teguran yang Menyelamatkan

Baca : I Raja-raja 21 : 1 – 29 dan I Raja-raja 22 : 1 – 40
Tetapi Mikha menjawab: "Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan." ( I Raja-raja 22 : 14)

Beberapa tahun lalu saat saya menjadi administrasi di satu perusahaan, saya pernah menentang perintah atasan. Kala itu atasan menyuruh memanipulasi sejumlah nota. Saya menolak melakukan perintah itu karena melanggar hukum dan dosa. Atasan marah karena ″pemberontakan″ saya seorang. Beliau pun mengancam akan memecat kalau saya tak mau patuh, namun saya tak bergeming. Hasilnya saya tidak dipecat dan sering dimintai pendapat. Pada waktu mengundurkan diri untuk merintis usaha, atasan berusaha menahan tetap tinggal karena perlawanan saya yang sering menyakitkan hatinya baik untuk perusahaan.

Ahab mati karena ia benci mendengar perkataan nabi Tuhan. Saat Elia menegur, Ahab benci kepada Elia (21:20) yang menyatakan hukuman Tuhan atas peristiwa kebun anggur Nabot. Saat Mikha menyatakan bahwa Israel akan kalah perang, Ahab benci kepada Mikha dan menjatuhinya hukuman (22:27). Hamba Tuhan, memang sulit berdiri sebagai pribadi yang berani mengatakan kebenaran, berani menegur, berani menentang demi mencegah bencana, daripada menjadi pribadi yang menyenangkan seseorang dengan menyetujui perbuatan dosa. Biasa kita temui lebih banyak karyawan yang asal bapak senang, daripada karyawan yang ″bandel″ karena ingin perusahaannya bersih dan maju. Biasa kita temui lebih banyak jemaat yang asal pendeta senang, daripada jemaat yang apa adanya menegur dan memberitahu kekurangan pemimpinnya.

Apakah kita suka bergaul dengan kelompok ABS, atau orang jujur yang mau menegur karena ingin kita selamat? Apakah kita berani menegur seseorang demi keselamatannya? Menegur untuk menyelamatkan memang sulit. Menerima teguran yang baik pun sulit. Namun, mari mau merendahkan hati saat menerima teguran dan berani menegur demi kebaikan orang yang kita kasihi. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi (Amsal 15:32). • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Penuai – Jumat, 24 February 2012
Pertanyaan     : Pergaulan apa yang selama ini aku suka?
Aplikasi          : Mau menerima teguran dan berani memberikan teguran.
Doa                : Tuhan, ajar aku merendahkan diri saat menerima teguran. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar