Baca : Ulangan 6 : 1
– 25
Haruslah
engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan,
apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. (Ulangan 6 : 7)
Menurut Guru Besar
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Murdijati Gardjito, masalah makan
tidak hanya terkait masalah perut, tetapi terutama masalah budaya. Dari
kebersamaan kita makan bersama keluarga, kita bisa menanamkan banyak nilai
kebajikan pada anak. Lho kok bisa, bagaimana caranya? Sederhana, saat kita
makan bersama, yaitu ayah, ibu dan anak, sebagai orangtua kita bisa mengajarkan
toleransi dan tenggang rasa di meja makan seperti mengambil makanan berurutan
mulai dari ayah, ibu, kemudian anak tertua, terakhir anak terkecil. Saat makan
kita bisa mengajari anak sabar, mau memikirkan kepentingan orang lain, dan
tidak main serobot dalam mengambil makanan yang tersedia.
Budaya makan bersama kini semakin jarang dilakukan karena
semakin sibuknya orangtua bekerja sehingga tak heran terjadi perubahan hidup ke
arah negatif seperti semakin rendahnya rasa tenggang rasa dan toleransi. Orang
begitu mudah main serobot saat mengantri di kasir, main serobot saat mengantri
sembako atau main serobot saat menunggu lampu merah. Walaupun terkesan remeh,
budaya makan bersama di meja makan sangatlah penting kita lakukan. (Sumber :
Harian Kompas, Minggu – 13 Maret 2011).
WANITA, Tuhan menyuruh kita sebagai orangtua Kristen untuk
senantiasa mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak kita dalam segala tindakan
seperti saat dalam perjalanan, saat berbaring, atau saat kita bangun. Di tengah
kesibukan kita bekerja, sudahkah kita melakukan itu, atau kita menyerahkan
tanggung jawab itu kepada pihak sekolah atau gereja? Memang betul sekolah dan
gereja pasti akan berusaha memberikan pendidikan rohani yang terbaik, tetapi
sebagai orangtua Anda-lah figur terbaik yang akan selalu menjadi teladan bagi
anak.
WANITA, kalau Anda jarang makan bersama, jarang ngobrol dari
hati ke hati saat nonton tv bersama, jarang menemani dan mengajari saat mereka
belajar di rumah, jarang menemani mereka menonton pertandingan bola atau
acara-acara sekolah anak, mereka akan mencontoh ketidakpedulian Anda. Walaupun
sekolah dan gereja memberikan berbagai nasehat yang baik, itu tak akan
berdampak maksimal jika Anda sebagai orangtua tidak mampu memberikan nasehat
dan teladan yang benar. Tidak ada kata terlambat untuk mendidik anak sesuai
kebenaran firman Tuhan. Mari kita belajar lebih banyak meluangkan waktu bersama
anak dalam berbagai kesempatan. • Richard
T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di Renungan
Wanita – Jumat, 10 February 2012
Pertanyaan : Sudahkah kita melakukan tanggung jawab
sebagai orang tua?
Aplikasi : Luangkan waktu bersama anak dalam
berbagai kesempatan.
Doa : Tolong aku Tuhan agar
bisa mengajar anak-anakku dengan benar. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar