Baca : Amsal 11 : 12
Ada
waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri,
ada waktu untuk berbicara; (Pengkhotbah 3 : 7)
Jagoan Kristus, apakah
diam itu berguna? Pertanyaan ini tidak mudah dijawab karena kalau kita
mengatakan tidak ada gunanya, suatu saat ada gunanya. Tetapi kalau kita
mengatakan berguna, tidak jarang keadaan diam itu menjadi penghalang bagi
seseorang untuk maju atau mengakui kesalahan. Diam memiliki sisi negatif dan
positif. Ada kalanya kita harus berdiam diri, namun ada waktunya kita tidak
boleh berdiam diri. Kalau kita tidak tahu sama sekali namun tidak mau bertanya,
itu namanya orang yang bodoh.
Steve termasuk anak yang pendiam, namun dalam kondisi
tertentu ia cakap dalam berbicara. Ketika teman-temannya sibuk
menjelek-njelekan ibu guru, Steve memilih diam. Ketika teman-temannya mengeluarkan
lelucon-lelucon porno, Steve pun tetap diam. Namun ketika ibu guru memintanya
maju ke depan kelas dan menerangkan tentang adaptasi mahluk hidup, dengan
lancar dan tidak malu-malu ia menerangkan semua hal yang ia ketahui. Ketika
pulang sekolah dan ada orang bertanya tentang suatu alamat, dia pun menjelaskan
dengan baik. Kamu bisa mencontoh cara Steve menggunakan diam pada tempatnya.
Jagoan Kristus, pepatah kuno berkata bicara itu perak, diam
itu emas. Pengkhotbah berkata ada waktunya berdiam diri, ada waktunya
berbicara. Jangan menjadi anak yang pendiam, namun jangan juga menjadi anak
yang cerewet sehingga orang menjulukimu tong kosong nyaring bunyinya. Jadilah
anak yang bijaksana dalam berkata-kata dan bertindak. Diam kalau dipergunakan
pada tempatnya selalu membawa hasil yang gemilang, bicara tepat pada waktunya
akan menghasilkan berkat. • Richard T.G.R
Catatan : Renungan ini dimuat di Renungan
Spirit Junior – Selasa, 07 February 2012
Pertanyaan : Apakah aku bicara tepat waktu?
Aplikasi : Bicara dan diamlah tepat waktu.
Doa : Tuhan, ajar aku menggunakan
lidahku dengan benar. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar