Baca : Yohanes 13 : 1
– 20
kemudian
Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya
lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (Yohanes 13 :
5)
Almarhum Papa saya dahulu bekerja sebagai penjaga toko
kelontong. Setiap hari beliau berangkat pukul 7 pagi dan pulang pukul delapan
malam. Saat SD, saya malu dengan pekerjaan Papa karena merasa pekerjaan itu
hina, ditambah teman-teman suka mengejek pekerjaan Papa. Saya merasa pekerjaan
Papa memalukan saya dan mempermalukan Papa. Namun saat beranjak dewasa, saya
sadar karena Papa mau mempermalukan dirinya dengan pekerjaannya, saya bisa
sekolah sampai universitas, bisa makan setiap hari, dan yang terpenting Papa
mengajarkan arti tanggung jawab sebagai seorang kepala keluarga.
Membaca kisah Yesus membasuh kaki para murid, di satu sisi
kita melihat Yesus mempermalukan diri (ayat 5). Yesus bersikap seperti pelayan
dengan membasuh kaki para murid, termasuk kaki Yudas Iskariot yang sebentar
lagi akan mengkhianati-Nya. Kalau kita baca tindakan Yesus yang lain, kita pun
melihat Yesus mempermalukan diri dengan makan bersama pemungut cukai, ngobrol
dengan perempuan sundal, atau menyentuh kepala orang sakit kusta. Yesus tak
hanya rela memalukan diri sendiri, bahkan Ia rela mati di kayu salib karena
sangat mengasihi kita. Yesus tak malu mengakui kita yang berdosa sebagai
anakNya, namun ironisnya sebagian orang Kristen malu mengakui Yesus adalah
Tuhan.
Apa buktinya? Berapa kali kita menyangkal Yesus dengan tak
mau menjadi pelaku Firman Tuhan? Berapa kali kita membenci saudara seiman dan
tak mau saling melayani? Berapa kali kita tak mau menginjil karena takut
ditolak? Jangan pernah malu menjadi Kristen karena Tuhan sendiri tak pernah
malu mengakui kita sebagai anakNya. Mari kita melakukan teladan Tuhan (ayat 15)
sehingga dunia melihat kita menghidupi Firman Tuhan. • Richard T.G.R
Pertanyaan : Apakah tindakanku menunjukkan aku murid
Yesus?
Aplikasi : Mari melakukan apa yang Yesus
lakukan.
Doa : Tuhan, ajar aku memiliki
tingkah laku seperti diri-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar