Website counter

Rabu, 29 Februari 2012

Mariam dan Senong

Baca : Keluaran 1 : 15 – 22
Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup. (Keluaran 1 : 17)

Mariam (43) adalah warga Parit Baru, Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Ekonomi rumah tangganya pernah mengalami masalah berat saat terjadi kebangkrutan puluhan pabrik pengolahan kayu setelah penertiban pembalakan hutan di Kalimantan Barat pada tahun 2006 yang mengakibatkan menganggurnya puluhan ribu tenaga kerja, termasuk dia dan suaminya. Walau sempat bingung karena menganggur, ia bersama beberapa ibu rumah tangga yang sebagian juga menganggur, membuat makanan ringan olahan. Meski kecil-kecilan, usaha tersebut mampu mencukupi kebutuhan hidup, bahkan dirinya bisa menabung dan membuka warung kecil-kecilan. Senong (53) juga warga parit Baru yang mengalami nasib sama seperti Mariam. Ketika menganggur, ia lalu mengambil inisiatif membuka warung yang modalnya ia pinjam dari koperasi setempat. Meski modalnya kecil, ia bisa memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan sekarang Senong sudah punya tabungan di koperasi, yang kelak kalau sudah cukup akan ia gunakan untuk membetulkan rumahnya.

WANITA, dari kisah Mariam dan Senong, kita bisa belajar bahwa usaha dan doa pasti menghasilkan sesuatu yang berguna bagi diri kita sendiri dan orang lain. Mungkin saat ini sebagian kita sedang mengalami masalah ekonomi. Kita mungkin mengalami PHK, pasangan kita sakit parah sehingga tak mampu bekerja, usaha yang kita rintis bangkrut, atau rumah kita mengalami kebakaran. Seberat apapun tekanan menghimpit, mari belajar selalu mengandalkan Tuhan dan selalu mau mencari jalan keluar. Di kitab Keluaran, akan kita dapati kisah dua orang bidan bernama Sifra dan Pua yang melakukan satu tindakan sederhana namun berdampak sangat besar. Mereka tidak melakukan perintah Firaun karena mereka takut akan Tuhan sehingga tetap membiarkan bayi-bayi laki-laki Israel hidup.

WANITA, kita diciptakan Tuhan untuk menjadi penolong (Kejadian 2:18) bagi pasangan kita sehingga mari bertindak saat pasangan kita sedang tak berdaya. Lakukan suatu usaha untuk memulihkan keadaan, walaupun itu dipandang kecil oleh banyak orang, sehingga Tuhan bisa memberikan jalan keluar dan mencurahkan berkat dalam keluarga kita. Jangan pernah menyerah dan berhenti berusaha seberat apapun tantangan menekan rumah tangga kita dan mari kita selalu takut akan Tuhan. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Rabu, 22 February 2012
Pertanyaan     : Apakah aku sudah menjadi penolong untuk suamiku?
Aplikasi          : Jadilah penolong suami.
Doa                : Tuhan, tolong bukakan jalan agar aku bisa menolong suamiku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar