Website counter

Jumat, 10 Februari 2012

Perasaan

Baca : Roma 10 : 4 – 15 dan Kejadian 22 : 1 – 19
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.  (Roma 10 : 17)

Setiap kita pasti pernah menghadapi masa-masa sulit dalam hidup. Ada masa di mana kita merasa benar-benar bingung mau berbuat apa. Kita minta bantuan beberapa saudara seiman, kita malah semakin pusing karena mereka memberikan nasehat yang kadang bertolak belakang. Kita minta bantuan rekan kerja, mereka memberikan bantuan yang bagi kita tidak sesuai. Kita meminta bantuan pada perasaan kita sendiri, perasaan pun kadang bisa menipu. Sebagai wanita, kita berpikir lebih banyak menggunakan perasaan. Wajar dan tidak salah menggunakan perasaan saat berusaha menghadapi beberapa masalah, namun jangan pernah jadikan perasaan sebagai alat utama untuk  menyelesaikan masalah.

WANITA, perasaan bisa menipu dan iman kita kepada Tuhan berbeda dengan perasaan. Bukti sederhananya bisa kita lihat dari tindakan-tindakan yang saudara seiman lakukan atau  tindakan kita sendiri. Banyak orang Kristen salah mengambil keputusan dan jatuh dalam berbagai-bagai dosa karena mereka mengandalkan perasaannya, bukan firman Tuhan. Oleh karena itu tak heran ada beberapa orang Kristen bisa terikat dosa percabulan, dosa cinta akan uang, dosa korupsi, dosa berbohong, dll. Mereka tertipu dengan perasaan yang membenarkan tindakannya, salah satunya dengan menganggap Tuhan maha pengasih, yang pasti akan mengampuni setelah mereka mau mengaku dosa. Namun setelah mengaku dosa, mereka kembali mengulangi dosa itu. Mereka punya seribu alasan untuk membenarkan dosanya saat ada saudara seiman menegur. Iman bukanlah seperti itu. Iman tak pernah kompromi dengan dosa dan patuh akan apapun perintah Tuhan sama seperti yang di lakukan Abraham.

WANITA, hidup hanya mengandalkan perasaan sangat berbahaya, apalagi saat kita menghadapi situasi-situasi sulit yang mengharuskan kita mengambil keputusan sendiri. Jadikan selalu firman Tuhan sebagai pedoman untuk kita mengambil keputusan dalam situasi apapun sehingga kita tidak salah bertindak. Percayalah kepada firman Tuhan, bukan kepada perasaan kita. Perasaan bisa dikuasai kedagingan karena berbagai sebab, namun firman Tuhan akan selalu sama dari dahulu, sekarang, sampai selama-lamanya. Jadilah pelaku firman, bukan pelaku perasaan. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Sabtu, 4 February 2012
Pertanyaan     : Aku mengandalkan Firman Tuhan atau perasaan?
Aplikasi          : Percayalah kepada Firman Tuhan, bukan kepada perasaan.
Doa                : Tuhan, bantu aku untuk bisa menjadi pelaku firman-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar