Website counter

Minggu, 05 Juni 2011

Pengorbanan


Baca : I Samuel 25 : 1 – 35
Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb. I Samuel 25 : 3

Sewaktu masih kecil sampai duduk di bangku SMA, saya memelihara kucing. Ketika saya masih duduk di kelas 3 SD, kucing saya melahirkan dua orang anak yang membuat saya sukacita. Satu hari, saya iseng menganggu dua anak kucing yang sedang makan makanan yang saya sediakan. Tanpa saya duga, induk kucing yang semula jinak kepada saya marah dan langsung mencakar tangan saya sampai berdarah. Saya kaget dan langsung saja tangan saya memukul induk kucing itu sampai terjatuh. Dengan mimik kesakitan, induk kucing itu lalu mengigit leher anaknya dan memindahkannya menjauhi saya. Almarhum Papa saya yang kebetulan melihat perbuatan saya kemudian memanggil dan menasehati saya agar jangan menganggu anak-anak kucing dan memukul kucing. Induknya marah dan mencakar tangan saya karena ia melindungi anak-anaknya dan rela berkorban agar anak-anaknya tidak celaka. Saya pun akhirnya mengerti dan kemudian membelai-mbelai induk kucing yang tadi saya pukul.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, cinta adalah pengorbanan. Kalau kita berkata mencintai Tuhan atau seseorang, namun kita tak mau berkorban, itu bukan cinta. Bicara masalah pengorbanan, mari kita belajar dari Abigail. Marilah kita berandai-andai menjadi Abigail yang hidup bersama Nabal yang kasar dan jahat kelakuannya. Nabal itu suka menampar kita, memaki-maki kita dengan kata-kata kasar, selingkuh dengan perempuan lain, dan masa bodoh dengan perasaan kita. Bagaimana perasaan kita sebagai seorang istri? Sakit hati dan menderita? Betul, namun Alkitab mencatat Abigail justru membela Nabal. Ketika Daud dan pasukannya hendak menghabisi Nabal, Abigail segera datang menghampiri dan memohon ampunan. Abigail tahu suaminya brengsek dan tak pantas dibela, namun ia rela berkorban dan merendahkan diri dihadapan Daud karena ia mengasihi suaminya. Abigail berusaha selalu memberikan yang terbaik untuk Nabal walaupun Nabal tidak memberikan yang terbaik untuknya.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, apakah ada kekecewaan dan kepahitan dalam hatimu mengenai pasanganmu? Apakah Anda merasa sudah tak sanggup lagi berkorban untuk istri, suami, atau anak-anak Anda? Mari kita mencontoh teladan Abigail dengan mengambil komitmen untuk mempertahankan dan membangun keluarga, bukan menghancurkannya. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Kamis, 30 Juni 2011
Pertanyaan    : Apakah aku masih mau mencintai?
Aplikasi          : berkorbanlah, karena itu bukti dari kasih.
Doa                 : Tuhan, berikan aku kekuatan untuk selalu mampu berkorban. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar