Website counter

Kamis, 30 Juni 2011

Pelajaran Mahal


Baca : Bilangan 14 : 1 – 38
Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu. Bilangan 14 : 34

Beberapa waktu yang lalu, salah seorang teman mengajak saya internetan gratis di sebuah rumah makan yang ada Wi-fi menggunakan laptop saya. Dengan senang hati saya menuruti ajakannya dan pergi ke sana. Sesampainya di sana, saya menganjurkannya beli es teh dua gelas saja, soalnya rumah makan itu terkenal mahal harga menunya. Teman saya berkata tenang aja, sebab dia bawa uang banyak, ia lalu memesan 2 es teh dan sepiring kentang goreng, tanpa mau bertanya berapa harganya. Kami pun asyik internetan gratis selama kurang lebih satu jam, dan akhirnya pulang. Saat hendak membayar dan menerima nota, teman saya kaget karena harga kentang gorengnya dan es teh-nya mahal sekali, hampir mencapai 40 ribu rupiah. Namun mau tak mau dirinya harus membayar. Keluar dari rumah makan itu dia berkata bahwa dirinya kapok makan ditempat itu.

Penyesalan selalu datang terlambat, oleh karena hati-hatilah dalam mengambil segala macam tindakan. Teman saya harus mendapat pelajaran mahal karena dia tidak mau dengar nasehat dan tak mau melihat daftar harga, sehingga harus kehilangan uang makan yang bisa untuk makan tiga atau empat hari. Dalam Kitab Bilangan, bangsa Israel pun harus menerima pelajaran mahal dari Tuhan sendiri karena mereka tak percaya Tuhan sanggup membawa mereka masuk tanah perjanjian dan mengalahkan bangsa yang mendiaminya. Tuhan hukum mereka dengan mengitari padang gurun selama empat puluh tahun lamanya. Cobalah kamu bayangkan betapa tidak nyamannya selama empat puluh tahun berputar-putar hanya melihat pasir, dan kita tahu kita nggak bakalan bisa menikmati nyamannya tinggal dalam rumah, atau bekerja di tanah perjanjian.

Marilah kita menjadi seseorang yang selalu mau dengar dan mematuhi nasehat dari saudara-saudara seiman dan sahabat-sahabat kita yang sesuai firman Tuhan. Jangan keraskan hati dan berlagak hebat kalau memang keadaan kita belum mapan sehingga kita tak perlu menyesal di kemudian hari. Mau dengar dan menuruti nasehat akan mencegah kita melakukan suatu kesalahan fatal yang seharusnya tak perlu terjadi dalam hidup kita. • Richard T.G.R

Pertanyaan     : Apakah aku selalu mau mendengarkan nasehat?
Aplikasi          : Belajarlah rendah hati saat menerima nasehat.
Doa                 : Tuhan, lembutkan hatiku agar bisa menerima setiap nasehat. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar