Website counter

Kamis, 30 Juni 2011

Kursi Roda Buat Ayah


Baca : Matius 8 : 5 – 13
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. Amsal 23 : 18

Namanya Varina, seorang anak  yang duduk di  kelas 5 salah satu sekolah dasar di Kota Semarang. Ketika teman-teman sekelas dan teman-teman sebayanya pulang sekolah bisa langsung pulang ke rumah, beristirahat, atau bermain, Varina masih belum bisa pulang ke rumah. Hal ini terjadi karena Varina sekolah sambil berjualan. Setiap hari Varina membawa satu keranjang kecil berisi aneka gorengan yang ia jual saat jam istirahat kepada teman-teman dan guru sekolah. Pulang sekolah jika gorengannya masih sisa, ia berjalan berkeliling dari toko ke toko di daerah Gang Pinggir (Pecinan Semarang) menjajakan dagangannya. Terik sinar matahari atau derasnya hujan mengguyur tak menyurutkan niatnya untuk menjual habis dagangannya. Apa yang mendorong anak sekecil Varina berjualan dan membuang masa bermainnya? Cinta kasih seorang anak kepada ayahnya yang lumpuh karena kecelakaan. Varina ingin bisa membelikan sebuah kursi roda untuk ayahnya, agar sang ayah bisa di ajak jalan-jalan ke mall atau pergi ke gereja. Kerja keras Varina tak sia-sia karena salah satu ortu temannya di sekolah menaruh belas kasihan dan memberikan sebuah kursi roda untuk ayahnya.

Varina mengajarkan kepada kita pelajaran tentang berbakti kepada ortu. Walaupun kasih seorang anak tak akan pernah bisa membalas kasih ortu, Tuhan sangat ingin kita bisa melakukan itu kepada ortu kita sebagai bukti kita menghormati kedua ortu kita. Tuhan pasti membuat mujizat dan menurunkan berkat kepada seorang anak yang tulus mau berbakti kepada ortu seperti yang dialami Varina. Dalam kitab Matius, kita pun bisa belajar dari perwira di Kapernaum yang membuat Tuhan sangat heran. Perwira ini dengan rendah hati datang kepada Yesus memohon kesembuhan untuk salah satu hambanya. Kalau perwira Roma ini merendahkan diri di hadapan Yesus demi kesembuhan anaknya atau kesembuhan ortunya, mungkin Yesus tidak heran. Namun perwira ini memohon kesembuhan untuk hambanya, dan dia merasa tak layak menerima Yesus, dan sangat yakin sepatah kata dari Yesus bisa membuat hambanya sembuh. Iman seperti inilah yang jarang ditemukan

Mari kita belajar menjadi seorang anak yang memiliki iman bahwa Tuhan sanggup memberkati hidup kita sehingga kita akhirnya bisa membalas budi kepada ortu. Jangan pernah merasa rugi atau sayang kita meluangkan waktu, tenaga, uang maupun diri kita untuk berbakti kepada ortu karena Tuhan memberkati anak yang berbakti kepada ortu. • Richard T.G.R

Pertanyaan     : Sudahkah kita mengasihi kedua ortu kita?
Aplikasi          : Mari mengasihi mereka selagi masih diberikan kesempatan.
Doa                 : Ajar aku Tuhan untuk bisa mengasihi ortuku dengan tulus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar