Website counter

Kamis, 30 Juni 2011

Pemulung Sampah Laut


Baca : Rut 2 : 1 – 23
Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya. Rut 2 : 17

Kalau kita melihat orang memungut sampah di tong sampah atau di tempat pembuangan sampah akhir (TPA), itu sudah biasa. Namun pernahkah kita melihat orang memulung sampah di laut? Saya sedang tidak bercanda atau membuat dongeng, namun benar-benar ada. Di Teluk Kendari, Kecamatan Abei, Provinsi Sulawesi Tenggara, ada beberapa orang yang bekerja sebagai pemulung sampah laut, salah satunya seorang perempuan bernama Saming (45). Dengan sampan kecilnya, ia mendayung menjelajahi Teluk Kendari untuk mengumpulkan sampah-sampah yang dibuang warga yang beraktifitas sepanjang teluk atau yang terbawa aliran 32 sungai yang bermuara di sana. Dengan tangannya, ia memunguti berbagai gelas kemasan air mineral, botol, shampo, pecahan ember, atau botol minuman kaleng yang terapung di air. Untuk sampah plastik dijual Rp 1.500 per kg, besi Rp 2.000 – 2.200 per kg, kaleng Rp 5.000 per kg, dan tembaga Rp 40.000 per kg. Dari usahanya itu, Saming setiap hari bisa mendapatkan uang Rp 15.000 sekali jalan. Jika masih kuat, Saming melanjutkan lagi memulung pada sore hari. Semuanya itu dilakukan Saming demi menyambung hidup. (Sumber : Kompas, 29 Maret 2011).

Dari kisah Saming kita bisa belajar bahwa siapa yang mau berusaha pasti akan mendapatkan hasil, walaupun pekerjaan itu mungkin bisa dikatakan kurang terhormat. Apapun pekerjaan kita selama pekerjaan itu dilakukan dengan cara yang jujur, Tuhan tetap menghargai apa yang sudah kita kerjakan. Saat membaca kisah Rut, akan kita dapati Rut bukanlah sosok yang hebat, ia hanya seorang perempuan Moab yang menikah dengan anak Naomi. Moab dipandang hina oleh orang Israel karena Moab terkenal sebagai bangsa yang dursila, nenek moyang Moab berasal dari hubungan sedarah antara Lot dengan anak perempuannya (Kejadian 19:37). Namun mengapa Rut tercatat sebagai salah satu wanita yang turut berperan dalam silsilah Yesus (Matius 1:5)? Karena Rut takut akan Tuhan dan gigih dalam berusaha. Rut tidak malu bekerja memungut jelai di ladang orang meskipun ia orang asing, demi menyambung hidup dirinya dan Naomi.

Kegigihan kita akan selalu menuai buah yang manis, oleh karena itu jangan pernah putus asa apabila saat ini Tuhan ijinkan kesulitan menghampiri hidup Anda. Tetaplah bertahan dan terus berusaha sehingga kelak kita akan menuai buah yang manis seperti yang dialami Rut dan orang-orang mengenal kita sebagai sosok yang cinta Tuhan dan tegar menjalani hidup. • Richard T.G.R

Pertanyaan     : Apakah aku bangga dengan pekerjaanku?
Aplikasi          : banggalah dengan pekerjaan kita dan jangan putus asa.
Doa                 : Tuhan, terima kasih untuk pekerjaan yang aku  miliki. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar