Website counter

Minggu, 05 Juni 2011

Merendahkan Diri


Baca : Yohanes 13 : 1 – 17
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Lukas 14 : 11

Pernakah Anda melihat acara Jika Aku Menjadi yang tayang di sebuah stasiun televisi? Ada beberapa nilai positif yang bisa kita belajar dari acara itu, salah satunya tentang merendahkan diri dalam arti yang positif. Seseorang yang menjadi host atau bintang tamu yang menumpang dirumah seseorang yang ingin ia tumpangi, harus mau merendahkan hati dan merendahkan diri dengan selama beberapa waktu menumpang tidur di rumah yang kadang tidak layak huni dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kasar yang sama sekali belum pernah ia perbuat. Ia harus mau makan makanan tuan rumah dan merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi orang susah. Contohnya ia harus mencari cacing di tanah berlumpur, meyabit rumput, memberi makan kambing, makan nasi aking, tidur hanya beralaskan tikar usang atau kardus bekas, mandi di sungai, dll. Ia harus tinggalkan seluruh kenyamanannya untuk menjadi seseorang yang selama ini tak pernah ia tahu dan rasakan bebannya.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, menjadi seorang Kristen berarti kita harus menjadi seseorang yang melayani sesama, karena Tuhan kita pun adalah Tuhan yang selalu melayani. Tuhan sudah terlebih dahulu merendahkan diri dan merendahkan hati agar kita sebagai murid-muridNya bisa melakukan hal yang sama. Alkitab mencatat Tuhan pernah makan di rumah pemungut cukai, bercakap-cakap dengan perempuan Samaria, membasuh kaki murid-muridNya, mengampuni perempuan yang berzinah, berkumpul bersama lima ribu orang dari berbagai kalangan sebelum ia memberi mereka makan, berjalan ke sana ke mari untuk menginjil, dll. Kalau selama ini kita menjadi seorang Kristen yang menonjolkan kelas dan status sosial, kita patut bertanya pada diri sendiri benarkah aku murid Yesus? Apa bedanya aku dengan orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat? Murid Yesus adalah seseorang yang menanggalkan status dan kelasnya demi menyelamatkan sebanyak mungkin jiwa untuk Tuhan.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, dimata Tuhan kita semua sama, status sosial dan kelas hanyalah bonus semata. Marilah kita gunakan hidup yang kita punya untuk melayani satu sama lain dan bisa bergaul dengan siapapun tanpa membeda-mbedakan, karena Tuhan pun tak pernah membeda-mbedakan semua manusia ciptaan-Nya. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Minggu, 19 Juni 2011
Pertanyaan    : Apakah aku mau melayani satu sama lain?
Aplikasi          : Jangan membeda-bedakan dalam bergaul.
Doa                 : Tuhan, ajar aku untuk bisa merendahkan hati dan diri dalam mengikuti teladan-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar