Website counter

Sabtu, 25 Juni 2011

Mau Diajar dan Dihajar


Baca : Kejadian 50 : 15 – 21
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Ibrani 12 : 6

Tahukah Anda perbedaan antara ayam dan burung elang dalam mendidik anak-anaknya? Perbedaannya sangat mencolok sekali. Ayam adalah ibu yang baik bagi anak-anaknya karena melindungi senantiasa sampai anaknya besar. Hal ini dibuktikan ketika ada burung elang nongol, induk ayam buru-buru ribut berkotek-kotek memperingatkan anak-anaknya. Saat mencari makan, ke mana-mana semua anaknya selalu mengekor. Elang memiliki cara berbeda dengan ayam. Dalam kamus elang tak ada kata-kata anak mama dan enak-enakan. Elang sengaja membuat sarangnya di tebing gunung sehingga anak-anaknya tak bisa keluyuran sembarangan. Ketika induk elang merasa sudah waktunya sang anak belajar terbang meskipun bulu-bulu mereka masih sangat lemah, ia akan bawa anaknya terbang tinggi untuk kemudian dijatuhkan. Alhasil sang anak dengan panik akan mengepak-ngepakkan sayapnya dan berteriak-teriak minta tolong dalam bahasa elang. Saat sang anak hampir mendarat dengan tidak sukses, induk elang dengan sigap turun dan menyelamatkan anaknya. hal ini berulangkali dilakukan induk elang sampai elang kecil bisa terbang sendiri dan mencari makan untuk dirinya sendiri.

Sekarang kita kembali ke dunia manusia. Cara Tuhan dan cara dunia mendidik kita sangat bertolak belakang. Ketika kita ikut dunia, maka tidak ada larangan untuk kita jatuh dosa semaunya dan bertingkah seenaknya. Kita bisa bercabul semaunya, bisa mencari harta sebanyak-banyak dengan menghalalkan segala cara, bisa menindas sesama tanpa peduli dengan penilain orang, bisa memiliki kekuasaan dengan cara tidak jujur, dll. Dunia pun memberikan berbagai kenyamanan dan kemudahan untuk kita menikmati enaknya hidup. Namun dunia tidak mampu memberikan jalan masuk surga, dunia tidak bisa membuat kita menjadi orang-orang seperti Yesus yang mampu mengasihi  semua orang, dunia tidak bisa menjamin bahwa kita akan hidup bahagia walaupun bergelimang harta, wanita, orang-orang yang mampu memuaskan nafsu kita. Sekarang kita lihat cara Tuhan mendidik kita. Tuhan dengan sangat jelas berkata Ia akan menghajar dan menyesah orang-orang yang diakui-Nya anak. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan hidup orang Kristen yang hidupnya pasti jauh lebih susah daripada orang dunia. Maka itu jangan jadi orang Kristen kalau kita berharap ikut Yesus jalan kita selalu mulus dan Tuhan akan melancarkan segala masalah. Ikut Yesus justru masalah dan penderitaan kita makin banyak karena kita harus pikul salib kita masing-masing. Akan ada banyak orang yang tidak suka saat kita berusaha mempraktekkan apa yang tertulis dalam firman Tuhan.

Yusuf adalah salah satu contoh orang yang Tuhan didik dengan cara yang cukup ekstrim. Saat kita membaca kisah Yusuf dari awal, pertama-tama Tuhan berikan Yusuf mimpi yang indah (Kejadian 37 : 1 – 11). Namun kenyataannya Yusuf kemudian dijual ke tanah Mesir (Kejadian 37 : 12 – 36). Saat di Mesir Yusuf harus merasakan betapa sangat tidaknya enaknya hidup sebagai budak. Saat sudah naik pangkat menjadi tangan kanan Potifar, Yusuf difitnah istri Potifar karena lebih memilih menjaga kekudusan daripada mencicipi dosa perselingkuhan sehingga ia dijebloskan dalam penjara. Ketika dalam penjara pun Yusuf kembali menjalani hidup yang tidak enak. Setelah menjalani itu semua barulah Yusuf berhasil menikmati kenyataan, sebelas saudaranya dan ayahnya sendiri datang menyembahnya. Yusuf memperoleh mimpinya tidak dengan cara instan, namun harus terlebih dahulu melalui ajaran dan hajaran Tuhan.

Sekarang bagaimana dengan kita sendiri? Apakah kita suka menggeluh, merengek, dan ngambek ketika Tuhan mendidik dan menghajar kita dengan cara-Nya? Apakah kita kemudian mulai ingin pindah haluan dengan menjadi orang dunia saja yang tidak pernah hidup seturut firman Tuhan? Memang betul cara Tuhan memdewasakan kita bisa dibilang kejam, namun itulah yang akan membuat kita menjadi anak-anak-Nya yang hebat.

Renungan ini saya tutup dengan kisah tentara biasa dan tentara khusus. Meskipun sama-sama tentara yang mengabdi pada negara, tentara biasa dan tentara khusus memiliki perbedaan mencolok dalam hal pendidikan dan tugasnya. Tentara biasa hanya mendapat latihan untuk tindakan-tindakan yang umum dilakukan seperti membuat jembatan, bertempur bila negaranya diserang, membantu korban bencana alam, mencari orang hilang, dan sejenisnya. Sedangkan tentara khusus adalah orang-orang pilihan yang semula juga menjadi tentara biasa. Mereka terpilih untuk masuk satuan khusus karena mau untuk diajar dan dihajar dengan pelajaran dan latihan yang lebih berat. Dalam menjalankan tugas, mereka pun melakukan tugas yang lebih ekstrim seperti menyelamatkan sandera yang disandera penjahat, menangkap teroris, menyelamatkan kapal laut yang dibajak oleh bajak laut, atau melakukan misi rahasia negara. Kita semua adalah orang-orang pilihan Tuhan yang akan memuliakan Tuhan dengan talenta-talenta yang hebat yang kita punya. Untuk membuat talenta itu keluar dan berkualitas, maka masalah, penderitaan, dan tantanganlah yang membentuknya. Jangan pernah berpikir mundur atau berhenti menjadi murid Yesus ditengah segala masalah yang ada karena itulah cara Tuhan membuat kita bersinar dan kuat. • Richard T.G.R

Pertanyaan     : Apakah aku memiliki karakter tahan banting?
Aplikasi          : Bersyukurlah Tuhan masih mau mendidik dan menghajar kita.
Doa                 : Tuhan, terima kasih untuk segala didikanmu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar