Website counter

Selasa, 19 April 2011

Betah atau Takut?


Baca : II Korintus 11 : 7 – 33
Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. II Korintus 11 : 27

Satu hari sepulang ibadah, saya membantu pindah rumah salah satu jemaat di gereja kami. Sesampainya di tempat tujuan saya hendak berganti kemeja dengan kaos oblong, namun apa daya wc-nya dipakai orang. Saya pun dianjurkan untuk bersalin di rumah tetangganya yang terpaut sekitar tiga rumah. Setelah meminta ijin, saya pun masuk kamar tidur tetangga tersebut dan bersalin. Ketika berada dalam kamar, saya sangat kaget karena kamar tersebut panas sekali dan anak tetangga itu bisa tidur dengan nyenyaknya. Kamar itu sangat panas sebab atapnya terbuat dari seng dan tak ada fentilasinya (maklum kawasan padat penduduk). Buru-buru saya bersalin dan keluar. Dalam hati saya heran sekaligus kagum karena keluarga ini bisa betah setiap hari tidur di sebuah kamar yang sangat panas dan kalau hujan turun telinga mereka akan sangat tak nyaman karena tetesan air hujan yang menerpa seng.

Betah atau kerasan adalah sebuah kata yang menunjukkan kita nyaman menjalani satu rutinitas. Di dunia kerja, akan kita temui banyak karyawan betah bekerja belasan tahun di satu perusahaan walaupun tak semua perusahaan itu memberikan gaji yang cukup. Di suatu perumahan, akan kita temui banyak keluarga betah tinggal di lingkungan yang kumuh dan padat penduduk walaupun sangat tidak nyaman. Dalam hal kebiasaan, banyak orang hari ini selalu merokok walaupun mereka tahu itu bisa merusak kesehatan. Dalam hal Kekristenan, banyak kita jumpai orang Kristen yang dengan sangat gigih melakukan firman Tuhan dalam hidup mereka. Walaupun beberapa diantaranya kerap mengalami aniaya. Kita bisa betah melakukan sesuatu walaupun kadang tidak nyaman karena kita mencintai hal itu. Tanpa cinta, seseorang tak akan betah melakukan apapun sekalipun diberi fasilitas dan upah yang besar.

Sebagai seorang Kristen, betahkah kita melakukan firman Tuhan atau kita menjadi Kristen hanya karena takut masuk neraka, sehingga ogah-ogahan melakukan firman? Kalau selama ini kita terpaksa melakukan firman Tuhan, itu tandanya kita belum cinta Tuhan. Kita tak mau patuh apalagi betah karena menganggap perintah Tuhan itu beban. Kalau sebagian kita bisa betah melakukan sesuatu, mengapa kita tidak bisa betah melakukan firman? Belajarlah mencintai Firman Tuhan seperti Paulus sehingga Anda betah hidup seturut Firman-Nya. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Harian Spirit – Kamis, 28 April 2011
Pertanyaan     : Apakah aku cinta melakukan firman Tuhan?
Aplikasi          : Lakukan firman Tuhan dengan cinta.
Doa                 : Tuhan, bantu aku untuk mencintai firman-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar