Website counter

Selasa, 19 April 2011

Kasih Seorang Ayah


Baca : II Korintus 8 1 – 15
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3 : 16

Mulyono bukan nama seorang pendeta yang mampu menobatkan ribuan orang, bukan pula tersangka teroris yang di tembak mati, bukan juga pemain bola yang menang dalam salah satu pertandingan Piala Dunia. Mulyono hanya nama seorang ayah dari enam orang anak yang tidur di emper toko di Jalan Pemuda Kota Semarang. Sepuluh tahun silam, Mulyono bekerja sebagai tukang becak dan tinggal di sebuah rumah kontrakan. Pada waktu itu kedua anaknya sakit parah dan membutuhkan uang yang tak sedikit untuk menebus biaya rumah sakit, sehingga dia menjual becaknya yang merupakan alat untuk mencari nafkah. Karena biaya masih kurang, dia menjual televisi, peralatan dapur dan barang-barang miliknya yang lain untuk membayar biaya rumah sakit. Hasilnya, kini dia menjadi miskin dan bekerja sebagai pencari paku di sungai-sungai yang keruh demi sekedar menyambung hidup.

Kalau seorang Mulyono yang sederhana dan tak pernah mengenyam bangku kuliah rela menjadi miskin dan kehilangan segala harta bendanya demi kesembuhan kedua anaknya, Tuhan sudah melakukan hal yang sama bahkan sangat jauh lebih besar lagi untuk membuktikan cinta kasih-Nya kepada kita. Tuhan tak hanya rela berulang kali sakit hati ketika umat-Nya selalu tidak percaya akan segala mujizat-Nya (Bilangan 14 : 11), namun Tuhan merelakan anak-Nya mati di kayu salib demi menebus segala penyakit dan dosa kita. Tuhan rela kehilangan segala-galanya asalkan kita bisa memperoleh keselamatan kekal. Tuhan rela mengampuni kita bahkan saat kita tak tahu apa itu dosa dengan tanpa syarat. Tuhan selalu mengampuni sekalipun sering dalam beberapa peristiwa kita tanpa sadar suka mengasihi Tuhan dengan syarat.

Hari ini, bagaimana cara Anda membalas cinta kasih Tuhan? Cinta kasih Tuhan tak akan pernah bisa kita balas, namun kita bisa meneladani apa yang sudah Tuhan lakukan. Pergunakan hidup kita untuk peduli dengan kesusahan orang lain, luangkan waktu kita untuk bisa bercakap-cakap dengan orang yang kesusahan dan membantunya, sediakan telinga dan hati kita untuk menjadi tempat curahan hati bagi orang-orang yang remuk hatinya. Selagi masih ada waktu, mari kita mengasihi Tuhan dan sesama dengan sepenuh hati. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Woman – Senin, 25 April 2011
Pertanyaan     : Sudahkah aku membalas cinta kasih Tuhan?
Aplikasi          : Lakukan tindakan untuk membalas cinta kasih Tuhan.
Doa                 : Tuhan, terima kasih untuk kasihmu yang tak berkesudahan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar