Website counter

Selasa, 19 April 2011

Berbuah Untuk Tuhan


Baca : I Korintus 9 : 1 – 14
Siapakah yang pernah turut dalam peperangan atas biayanya sendiri? Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu? I Korintus 9 : 7

Bagi kita yang suka berkebun, apa yang kita ingin dapatkan dari biji yang kita tanam? Biji itu akan bertumbuh dan pada akhirnya berbuah. Sebuah pohon yang baik pasti akan menghasilkan buah. Namun biasanya pohon itu tidak akan menikmati hasil buahnya, karena orang yang menanam pohon itulah yang akan memetik buah yang ada setelah masak. Pemilik pohon yang menikmati buah itu dengan cara memakannya, atau menjualnya ke pasar sehingga mendapatkan sejumlah uang.

Sama seperti sebuah pohon yang menghasilkan buah namun tidak menikmati buah-buahnya, apapun kesuksesan yang telah kita capai sampai saat ini, jangan pernah sombong dan menganggap itu semua karena hasil kerja keras kita. Memang benar kita bekerja keras untuk mencapai dan memiliki apa yang kita punyai saat ini, memang benar kita sudah menghasilkan sesuatu untuk Tuhan, memang benar banyak orang diberkati oleh pelayanan kita. Namun hendaknya semua pujian dan kemuliaan itu kita kembalikan kepada Tuhan. Banyak orang jatuh ketika berada di puncak kesuksesan mereka karena sombong.

Kesombongan adalah awal dari kehancuran. Siapakah kita sehingga berani menyombongkan diri kepada Tuhan dan manusia? Bukankah kita hanya seperti dahan yang berbuat lebat karena melekat pada pohon. Paulus sebagai pelayan Tuhan berhak menikmati apa yang telah selama ia lakukan untuk Tuhan. Paulus mempunyai hak untuk menuai berkat dari jemaat binaanya. Namun Paulus tidak mau memegahkan diri dan tetap hidup sebagai rasul yang sederhana karena dia ingin segala hormat dan pujian hanya untuk Tuhan. Paulus bisa saja menetap di satu kota, menikah, dan hidup dari persembahan jemaat. Tetapi Paulus memilih menginjil dari kota ke kota agar banyak orang dimenangkan.

Mari kita hidup dengan rendah hati sehingga kita tetap di dapati setia sekalipun Tuhan mengangkat kita sangat tinggi. Gunakan segala berkat yang kita punyai saat ini untuk memberkati sesama dan jangan pernah biarkan benih-benih kesombongan tumbuh dalam hati kita. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Harian Spirit – Senin, 25 April 2011
Pertanyaan     : Apakah aku senantiasa rendah hati?
Aplikasi          : Mari kita tetap rendah hati setinggi apapun Tuhan mengangkat hidup kita.
Doa                 : Tuhan, tolong bantu aku dalam menjaga hati. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar