Website counter

Senin, 31 Januari 2011

Dangkal Atau Dalam?

Pantang Menyerah
Baca : Matius 23 : 1 – 36
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Matius 23 : 3

Ada pepatah terkenal yang menyatakan bahwa : kecantikan itu dalamnya hanya sebatas kulit. Anda tak dapat menceritakan isi buku hanya dari sampulnya. Asal bicara tidaklah sulit. Memang benar, penampilan dan kata-kata yang sedap didengar bukanlah jaminan seseorang itu memiliki hati yang baik. Seseorang yang suka ceplas-ceplos dalam berbicara dan berpenampilan urakan belum tentu hatinya busuk dan jahat. Sedangkan seseorang yang berpenampilan rapi, wangi dan baik-baik juga belum tentu hatinya sebaik penampilannya. Sebagian orang berusaha atau sengaja mengambarkan dirinya sebagai sosok yang baik melalui kata-kata dan tindakan yang dibuat-buat untuk menutupi sifat aslinya yaitu munafik. Persamaan kata atau sinonim dari munafik adalah penipu, pemerdaya, si curang, pemain sandiwara, penyamar, pemalsu, pendusta, dan si muka topeng.

Marilah kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut kepada diri sendiri untuk mengetahui seberapa dalam atau dangkal integritas kita. Apakah selama ini saya suka bertingkah seolah-olah saya adalah orang cerdas, padahal saya hanya hanya sekedar bicara? Apakah selama ini saya berusaha menunjukkan kepada semua orang bahwa saya baik-baik saja dan semuanya berjalan lancar, padahal saya sedang pusing karena menghadapi banyak masalah? Apakah saya paling anti kelihatan lemah di mata teman-teman saat menghadapi beban berat? Apakah ucapan yang keluar dari mulut saya sering bertolak belakang daripada apa yang saya pikirkan? Apakah selama ini saya ikut pelayanan, tekun saat teduh dan doa, rajin menginjil ke sana ke mari hanya demi sekedar rutinitas, bukan karena ingin menjadi murid-Nya? Apakah setiap hari saya selalu mengucapkan kebaikan Allah kepada banyak orang, namun setiap hari saya jarang memikirkan tentang Allah? Apakah selama ini dalam satu tarikan nafas saya bisa memuji Allah, mengagung-agungkan ciptaan-Nya, namun dalam satu tarikan nafas berikutnya saya begitu mudah mengutuk, mencaci maki atau menyumpahi seorang pengemudi ceroboh yang nyaris menciderai kendaraan yang saya kendarai? Apakah saya bisa begitu sopan santun dan mengasihi saat berada di gereja namun dalam dunia sekuler saya menjadi pribadi yang berbeda? Kalau Anda lebih sering menjawab Ya, Anda harus bertobat dan minta ampun kepada Tuhan karena hidup Anda tak ada bedanya dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.

Ringkasnya : Jangan menjadi seorang Kristen yang palsu karena Tuhan dan manusia tak pernah mau menerima segala sesuatu yang palsu. Belajarlah tampil apa adanya. Mintalah bantuan rekan-rekan satu gereja yang memiliki rohani berkualitas sehingga Anda bisa dibantu untuk memiliki kepribadian dengan integritas yang dalam. Tunjukkan sikap religius Anda dengan kasih. • Richard T.G.R

Pertanyaan : Apakah aku bermuka dua atau munafik?
Aplikasi : Tampillah apa adanya.
Doa : Tuhan, bantu aku untuk bisa tampil dengan jujur tanpa polesan. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar