Website counter

Senin, 31 Januari 2011

Mendapat Penolakan? Tetap Semangat

Pantang Menyerah
Baca : Lukas 9 : 1 – 6
Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka. Lukas 9 : 5

Seberapa kecewakah Anda ketika mengemukakan suatu ide atau mengajak orang melakukan sesuatu, orang yang mendengar ide atau Anda ajak, menolak? Saya percaya kita pasti akan sakit hati dan kecewa. Itu adalah reaksi lumrah manusia. Tetapi kita harus merespon penolakan itu dengan tindakan yang benar. Kemarin saya mengajak seorang teman untuk makan bersama di satu tempat karena kebetulan hari ini saya ultah yang ke 26. Hitung-hitung saya berbagi berkat dan hendak menawarkan satu kerjasama yang cukup baik. Teman saya ini pada mulanya oke dan bersedia hari ini makan siang bersama saat jam istirahat. Tetapi saya harus sakit hati karena sore harinya (kemarin) saat saya sedang jalan-jalan di satu mall, dia mengirim sms menolak ajakan saya dengan satu alasan. Ada rasa sakit dalam hati karena saya merasa tidak dihargai. Di satu sisi saya berusaha untuk menjalin persahabatan sekaligus merayakan ultah, namun di sisi lain teman saya ini kurang sensitif. Menghadapi hal ini saya belajar tetap positif thingking karena masih banyak teman-teman dan sahabat yang mengasihi saya. Tepat pukul 00.01 (tadi malam), adik kelas saya yang sedang kuliah di Jakarta mengontak saya dan mengucapkan selamat ultah. Pagi harinya beberapa teman sms selamat ultah. Saya memilih memaafkan teman saya dan bersukacita karena banyak orang yang mengasihi dan peduli dengan saya.

Omong-omong, ada tiga alasan mengapa orang menolak ide atau tindakan kita. Pertama, orang itu tidakmengerti ide yang kita ungkapkan. Karena itu tentunya, ia membutuhkan lebih banyak informasi, penjelasan, atau waktu untuk berpikir. Kedua, menolak karena ia tidak menyukai ide tersebut. Meminta seseorang untuk keluar dari zona nyamannya atau melakukan suatu perkara yang baru memang bukan perkara mudah. Kecemasan dan pikiran yang sempit inilah yang membuat orang enggan mencoba ide baru. Ketiga atau yang paling repot adalah penolakan karena orang itu tidak mempercayai Anda atau menyimpan kepahitan kepada Anda. Penolakan macam ini biasanya bersifat sangat subyektif. Pada situasi macam ini komunikasi dan kepercayaan di antara orang-orang tersebut mesti dibangun terlebih dahulu. Apapun alasannya, kita bisa merasa kesal dan mungkin hendak membalas penolakan itu lain kali, namun jangan biarkan dosa menguasai pikiran Anda. Berikut beberapa tips sederhana yang bisa Anda praktekkan :

Pertama, Anda tidak sendiri, ditolak merupakan bagian dari kesuksesan. Semua orang sukses pernah, bahkan sering mendapat penolakan saat melakukan satu tindakan. Namun mereka tetap melakukan yang terbaik. Kedua, saat emosi menguasai ubun-ubun, cobalah identifikasi pemicu apa yang membuat Anda bereaksi. Cepatlah untuk mendengar namun lambatlah berbicara. Ketiga, saat Anda ingin memaki-maki atau membalas penolakan itu dengan tindakan kasar, coba diam sejenak. Minumlah segelas teh, tenangkan pikiran dan biarkan emosi Anda turun. Keempat, bersikaplah realistis dan introspeksi diri. Jangan-jangan Anda mengemukakan satu ide yang tak masuk akal atau Anda mengajak seseorang dengan nada bicara yang kasar. Koreksilah diri sendiri sebelum kita menilai orang lain salah. Terakhir, penolakan adalah batu loncatan untuk semakin lebih baik. Terus berkreasi, terus melakukan firman Tuhan, terus mengasihi dan mengampuni, dan selalu sukacita dalam menjalani hidup.

Ringkasnya : Kita tak bisa mencegah orang lain menolak atau melecehkan kita, namun kita bisa mengendalikan respon dan tindakan kita. Tuhan kita Yesus Kristus sudah memberikan teori dan praktek bagaimana cara menghadapi penolakan. Mari kita praktekan itu dalam tindakan. • Richard T.G.R

Pertanyaan : Bagaimana respon saya selama ini saat menghadapi penolakan?
Aplikasi : Bereaksilah seperti Kristus saat menghadapi penolakan.
Doa : Tuhan, berikan aku hati yang mudah melepas pengampunan saat seseorang menolak aku. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar