Website counter

Senin, 31 Januari 2011

Tidak Memikirkan Diri Sendiri

Pantang Menyerah
Baca : Roma 5 : 1 – 11
Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang. Matius 4 : 16

Pada bulan Januari 2011, berakhirlah sudah pemerintahan Presiden Tunizia Zine al-Abidine Ben Ali yang memerintah dengan tangan besi serta korup selama 23 tahun. Ben Ali diturunkan secara paksa oleh rakyat dan tentara Tunizia sehingga ia kabur meninggalkan negerinya ke Arab Saudi. Nasib Ben Ali mengingatkan kita akan sejumlah nasib yang dialami para diktaktor di banyak negara. Contohnya, Presiden Filipina Ferdinand Marcos pada tahun 1986 yang dipaksa turun oleh rakyat dari kursi kekuasaannya dan meninggalkan negerinya. Marcos yang sudah berkuasa selama dua dasawarsa menggunakan kekuasaan untuk menindas rakyat dan korupsi menguasai Filipina. Pemerintahannya pun menjadi kotor, keluarga dan orang-orang terdekatnya hidup kaya raya sedangkan sebagian besar rakyat Filipina hidup dalam kemiskinan. Presiden Suharto yang berkuasa selama tiga dasawarsa pun tak mampu bertahan dari tuntutan rakyat dan mahasiswa yang menuntut korupsi diberantas. Tahun 1998 Suharto jatuh dan gerakan mahasiswa dan rakyat mereda.

Dari berbagai pemimpin yang memerintah secara korup dan diktaktor ini kita bisa belajar bahwa saat kekuasaan sudah mementingkan dirinya sendiri, pada saat itulah terjadi pemberontakan rakyat. Sebagai umat Kristiani, kita pun memiliki pemimpin yaitu Tuhan sendiri. Cara Tuhan memimpin sangat berbeda dengan kebanyakan pemimpin dunia yang menyalahgunakan kekuasaan. Tuhan justru memberikan Yesus sebagai penebus dosa kita semua saat kita masih berdosa. Tuhan tidak menunggu kita meminta-minta pengampunan, namun Dia sudah berikan pengampunan itu sebelum kita sadar bahwa kita orang berdosa. Kalau beberapa pemimpin dunia kabur saat terjadi bencana, Tuhan justru menjadi yang terdepan dan berkorban untuk umat yang percaya kepada-Nya. Tuhan tak rela kita binasa namun Tuhan sendiri yang merelakan nyawa-Nya binasa agar kita selamat. Tuhan ingin kita hidup dalam sukacita dan kelimpahan. Oleh karena itu Tuhan berikan kita talenta sebagai modal untuk kita bisa hidup sejahtera. Tuhan ajar kita semua melalui banyak hamba Tuhan agar kita tahu bagaimana hidup kita tetap bisa menjadi garam dan terang dunia di tengah dunia yang semakin jahat.

Ringkasnya : Kita memiliki Pemimpin yang sangat mengasihi dan memberikan apapun yang menjadi kebutuhan kita. Balaslah cinta kasih Tuhan dengan kita membagikan kasih itu kepada orang lain. Jika hari ini kita seorang pemimpin, jadilah seorang pemimpin seperti Kristus. Jika hari ini kita rakyat biasa, jadilah rakyat mentaati perintah-perintah Tuhan. • Richard T.G.R

Pertanyaan : Apakah Aku mau mengasihi sesamaku?
Aplikasi : Jadilah seorang Kristen yang bisa memimpin seperti Kristus.
Doa : Tuhan, bantu aku untuk bisa memiliki karakter-karakterMu sebagai pemimpin. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar