Website counter

Senin, 31 Januari 2011

Negara Tanpa Pemimpin

Pantang Menyerah
Baca : Hakim-hakim 2 : 6 – 23
Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Hakim-Hakim 21 : 25

Harian Kompas Edisi 17 Januari 2011 menulis berita kekerasan dan penjarahan meluas setelah Presiden Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali tumbang dan lari ke Arab Saudi. Sejumlah jalan di Tunis, ibu kota negara dikuasai pengacau. Turis dan pekerja asing, termasuk warga negara Indonesia terpaksa mengungsi. Kebakaran terjadi di sebuah penjara di Monatsir, kota wilayah di tepi pantai Laut Mediterania yang berjarak 160 kilometer selatan Tunis, yang menewaskan 42 orang. Penyebab kebakaran tidak jelas. Di Kota Mahdia, kepala penjara membiarkan 1.000 narapidana kabur untuk menghindari jatuhnya korban setelah tentara menembak lima pengacau. Suasana bertambah kacau balau dalam 24 jam setelah Ben Ali dan keluarganya lari. Di tengah ketidakstabilan politik, massa bermunculan di berbagai penjuru Tunis dan kota-kota besar lainnya. Gerombolan penjarah menguras toko-toko pangan. Kekacauan itu menakutkan warga yang tidak terlibat aksi tersebut.

Sekuat apapun sebuah negara, tanpa pemimpin negara itu akan kacau balau dan mudah dihancurkan. Kita harus bersyukur hari ini negara kita Indonesia masih memiliki pemimpin-pemimpin yang dengan penuh tanggung jawab memimpin negara sesuai bidang-bidang yang di pimpinnya. Memang ada beberapa pemimpin yang tidak bertanggung jawab dan menyalahgunakan kekuasaan, namun negara kita tidak rusuh seperti Tunisia. Memang benar masalah Gayus, Bank Century, mafia kasus, lumpur Lapindo, kemiskinan, dll belum terselesaikan. Namun sebagai satu bangsa yang terdiri berbagai suku, kita masih bersatu karena ada pemimpin. Israel adalah contoh nyata dalam Alkitab bagaimana sebuah bangsa tanpa pemimpin setiap individunya berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Oleh karena tak heran free seks, penyembahan berhala, perbuatan noda di Gibea (Hak 19) bisa terjadi. Mereka berbuat semaunya dan tak ada yang melarang. Siapa kuat dia jadi raja, siapa kalah jadi budak. Itulah hukum rimba yang berlaku di Israel jaman itu. Bangsa Israel kembali taat hukum dan menyembah Tuhan setelah Tuhan kirimkan hakim. Namun setelah hakim itu mati, kembalilah mereka seenaknya saja berbuat dosa. Mereka taat hukum bukan karena sadar bahwa hukum itu baik untuk kehidupan mereka bersama, namun karena rasa takut kepada hakim yang Tuhan tunjuk.

Ringkasnya : Bersyukurlah kita hari ini tinggal di Indonesia yang memiliki pemimpin. Hargailah para pemimpin kita saat ini walaupun ada kelemahan-kelemahan mereka yang tidak kita sukai. Para pemimpin dipilih Tuhan untuk membuat hidup kita semua harmonis dan sejahtera. Doakan selalu para pemimpin kita supaya mereka bisa memerintah dengan benar dan adil. • Richard T.G.R

Pertanyaan : Sudahkah Aku menghargai para pemimpinku?
Aplikasi : Hargai para pemimpin di sekitar kita.
Doa : Tuhan, berikan hikmat akal budi dan takut akan Tuhan kepada para pemimpin kami agar mereka bisa memerintah negara ini dengan takut akan Engkau. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar