Website counter

Selasa, 04 Januari 2011

Diluar Logika

Pantang Menyerah
Bacaan : Yohanes 6 : 1 – 15 dan Matius 8 : 5 – 13
Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Yohanes 6 : 7

Sebelum merenung, mari kita berhitung sejenak. Menurut Anda berapa 2 ditambah 2? 4. Anda benar. Sekarang berapa 3 dikurangi 2?1. Anda benar lagi. Lalu kalau hari ini saya menulis 2 + 5 = 7 : 5000 = 12, percayakah Anda? Secara logika matematika, jelas ini tidak mungkin. Ketika kita memberikan jawaban 12 untuk soal terakhir dalam ulangan matematika, sudah pasti guru akan langsung menyalahkan. Memang benar logika kita kalau satu di tambah satu pasti dua, tidak mungkin sepuluh. Sepuluh di bagi dua sama dengan lima. Namun saat kita meminta suatu berkat atau mujizat kepada Tuhan, jangan pernah menggunakan logika manusia.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, saya percaya kita semua pernah meminta Tuhan memberikan satu jawaban atau mujizat atas masalah yang kita alami, namun tahukah kita mengapa sangat sering mujizat itu tak pernah terjadi? Bukan karena kita kurang berdoa, kurang memahami Alkitab atau kurang percaya kepada Tuhan, namun karena kita membatasi kuasa Tuhan dengan logika kita yang terbatas. Kita tanpa sadar sering bertindak seperti Filipus yang mengukur mujizat Tuhan dengan logika manusia. Padahal mujizat Tuhan terjadi diluar logika. Secara logika manusia, jelas tidak mungkin lima roti dan dua ikan bisa mengenyangkan kira-kira lima ribu orang laki-laki bahkan sisa dua belas bakul, secara logika manusia tidak mungkin manusia bisa berjalan diatas air, secara logika manusia tidak mungkin Lazarus yang sudah mati berhari-hari bisa hidup kembali, namun bagi Tuhan semuanya mungkin dan mudah. Oleh karena itu tak heran banyak orang Kristen kecewa bahkan suam-suam kuku karena membatasi cara kerja Tuhan dalam hidupnya dengan logika manusia yang sangat terbatas sehingga harapannya tak mendapat jawaban.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, mari kita belajar mengesampingkan logika kita saat meminta mujizat kepada Tuhan. Mujizat dan pekerjaan Tuhan tak akan pernah bisa kita cerna secara logika karena kita manusia yang terbatas dalam banyak hal. Belajarlah memiliki iman seperti perwira di Kapernaum sehingga Yesus sendiri heran dan memujinya. Mujizat Tuhan hanya terjadi jika kita tidak membatasi kuasa-Nya, karena segala sesuatu mungkin bagi Tuhan. • Richard T.G.R

Doa : Tuhan, ajar aku untuk tidak menggunakan logika saat meminta mujizat-Mu terjadi dalam hidupku. Amin.

* RENUNGAN INI DI MUAT DI RHK ALETEA – SENIN, 10 JANUARY 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar