Website counter

Senin, 29 Maret 2010

Menumbuhkan Kepedulian

By : Richard T.G.R

Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" Kis 3 : 6

Bacaan : Kis 3 : 1 – 10


Jangan iba atau mengasihani orang cacat, tetapi bantulah para penyandang cacat. Kembangkan potensi dirinya sehingga mereka juga berkesempatan menjalani hidup seperti orang-orang normal lainnya. Pesan itu senantiasa ditanamkan Akbar Dahali yang mengalami kebutaan setelah lulus SMA, setiap kali ia bertemu orang lain. Akbar yang menjabat Ketua Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI) Kabupaten Enrekang, Sulsel, bertekad membangun kepedulian masyarakat untuk terus membantu penyandang cacat berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat. *Sumber : Kompas, Kamis 12 November 2009.

Sebagai seorang Kristen, seringkali kitapun menggunakan cara yang salah saat mengasihi orang cacat. Kita berpikir, saat kita memberikan uang atau sumbangan masalah sudah selesai padahal tidak. Orang cacat bukan hanya butuh di kasihani namun juga butuh dorongan agar mereka pun bisa berkarya seperti layaknya manusia normal. Mari kita lihat cara Petrus mengasihani orang lumpuh di pintu gerbang Bait Allah. Petrus tidak mau memberikan sedekah, namun dia berikan kesembuhan. Kalau di terjemahkan dalam bahasa yang lebih sederhana, Petrus memberikan pancing dan tidak memberikan ikan.

Kitapun bisa melakukan apa yang Petrus lakukan. Daripada kita sekedar memberikan uang receh pada orang cacat di pinggir jalan, alangkah baiknya kita tawarkan suatu pekerjaan yang layak. Di kota Semarang, tempat saya tinggal, ada tukang koran yang kakinya buntung sebelah berjualan di perempatan lampu merah bangkong. Di jalan Sugiopranoto ada bapak tua bisu yang menjadi tukang parkir. Saya percaya di kota Anda orang cacatpun bisa berguna, tinggal bagaimana sekarang tindakan Anda menolong mereka. Semoga renungan ini mengetuk hati nurani kita untuk lebih mengasihi saudara kita yang cacat. • Richard T.G.R


* Di muat di RHK Aletea – April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar