Website counter

Jumat, 04 November 2011

Membeli Gengsi


Baca : Matius 6 : 9 – 24
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. (Matius 6 : 21)

Setiap orang tentu memiliki gengsi atau harga diri yang akan selalu dia jaga dengan berbagai cara, salah satunya dengan memakai barang-barang dengan merk tertentu yang diakui dunia adalah nomor satu. Salah seorang teman bercerita pada saya bahwa dia membeli sebuah tas dengan merk tertentu seharga empat puluh juta rupiah. Dengan sangat bangga dia tunjukkan tas itu kepada saya. Saya amat-amati tas itu hampir tak ada bedanya dengan tas lokal yang murah, bahan-bahannya pun tak ada yang istimewa. Namun yang membedakan adalah merk-nya. Walaupun kecil, merk merupakan satu kehormatan bagi teman saya. Banyak orang rela keluar uang ratusan ribu, jutaan, bahkan puluhan juta hanya demi membeli tas, t-shirt, jam tangan, celana, topi, dll, bukan karena mereka butuh. Namun demi mendapat pengakuan, demi sebuah harga diri. Mereka merasa sangat dihormati bila orang memuji dan kagum dengan barang ber-merk yang mereka miliki.

Salah atau tidak kita membeli barang-barang dengan merk tertentu yang harganya fantastis? Tidak. Kita semua punya hak untuk membeli apapun yang kita mau asal keuangan kita mampu untuk mendapatkannya. Kita boleh-boleh saja membeli suatu barang yang sangat mahal hanya demi harga diri selama kita mampu mencukupi segala kebutuhan kita dan tidak perlu berhutang sana-sini. Kita menjadi salah bahkan dosa kalau membeli beraneka barang mahal dengan cara berhutang atau dengan uang yang kita dapat dengan cara yang tak halal. Pertanyaannya sekarang, kalau kita rela keluar uang puluhan bahkan ratusan juta rupiah demi mendapat pengakuan dan pujian dari manusia, apakah kita juga rela melakukan hal yang sama untuk mendapat pengakuan dari Tuhan bahwa kita hebat di mata-Nya?

Kalau kita rela keluar uang puluhan juta untuk membeli sebuah tas, relakah kita mengeluarkan uang puluhan juta untuk menyantuni anak-anak panti asuhan? Kalau kita tak sayang keluar uang ratusan ribu untuk menikmati secangkir kopi luwak, ikhlaskah kita kolekte puluhan ribu saja? Kalau kita tak hitung-hitungan saat membeli sebuah buku bagus yang mahal, sudikah kita membantu teman yang sedang kesusahan? Karena di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada. Mengejar pengakuan dari manusia memang perlu, namun sangat jauh lebih baik kalau kita mengejar pengakuan dari Tuhan dengan cara melakukan apa yang Dia ajarkan. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Jumat, 4 November 2011
Pertanyaan    : Maukah kita mendapat pengakuan dari Tuhan?
Aplikasi          : Lakukan apa yang Dia ajarkan.
Doa                 : Tuhan, ajari aku untuk memiliki sudut pandang yang benar tentang harta. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar