Website counter

Selasa, 22 November 2011

Marah Berkualitas


Baca : Yohanes 2 : 13 – 25
Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. (Yohanes 2 : 15)

Dalam sebuah pertandingan basket antara Knicks dan Bullets puluhan tahun lalu, seorang pemain Bullets mendadak memukul bintang Knicks, Walt Frazier di mukanya. Anehnya, wasit menyatakan Frazier melakukan pelanggaran. Namun, Frazier tidak mengeluh. Ia melampiaskan amarahnya dengan mencetak angka 7 kali berturut-turut dan memenangkan pertandingan.

Setiap orang berhak melampiaskan amarahnya dan kondisi tertentu bisa membuat kita marah. Amarah adalah respon yang wajar untuk mengungkapkan perasaan, namun respon dan tindakan kita sangat menentukan akibat dari luapan kemarahan. Penyebab utama kemarahan adalah sesuatu yang tidak sesuai harapan terjadi dalam hidup kita. Contoh sederhananya, sebagai bos kita menuntut karyawan mencapai omset sekian juta, namun si karyawan gagal mencapai target. Sebagai bos kita ingin karyawan bekerja profesional, namun karyawan itu sering melakukan kesalahan. Kita ingin orang lain menghormati saat berbicara dengan kita, namun orang itu berbicara tidak sopan. Dll. Tuhan mengijinkan kita meluapkan kemarahan dan Tuhan pun mengajarkan bagaimana cara marah yang berkualitas melalui perbuatan-Nya sendiri. Kisah Tuhan Yesus menyucikan Bait Allah adalah contoh kemarahan yang berkualitas. Yesus melampiaskan kemarahan dengan menjungkir-balikkan meja-meja pedagang dan menggusir mereka semua. Yesus marah dengan tujuan yang jelas dan memporak-porandakan hal yang memang tidak berkenan bagi-Nya.

Kita tak punya kuasa untuk mengontrol keadaan atau tindakan seseorang yang membuat kita marah, namun kita bisa mengontrol respon saat mengeluarkan amarah. Ungkapkan amarah seperti Yesus sehingga kita bisa merubah satu keadaan yang tidak baik menjadi baik dan orang yang membuat kita marah menjadi sadar dan berubah. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Musa – Sabtu, 12 November 2011
Pertanyaan    : Apakah aku mengeluarkan amarahku dengan cara yang benar?
Aplikasi          : Kita boleh marah, namun jangan merusak.
Doa                 : Tuhan, ajar aku untuk bisa mengeluarkan amarahku dengan cara yang benar sesuai dengan apa yang Engkau ajarkan. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar