Website counter

Jumat, 30 Juli 2010

Setengah Hati


Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. I Raja-raja 11 : 4

Bacaan : I Raja-raja 11 : 1 – 13

Kawasan Jalan Sabang, Jakarta Pusat, beberapa bulan lalu sempat menjadi kawasan yang indah dan tertib. Pedagang kaki lima yang sebelumnya berdagang di atas trotoar sepanjang Jalan Sabang tak boleh berdagang di atas trotoar lagi. Aparat kelurahan mengumpulkan mereka di beberapa titik sehingga trotoar dapat digunakan dengan nyaman bagi pejalan kaki, kawasan menjadi bersih dan indah. Namun, hal itu hanya terjadi beberapa bulan saja. Sekarang, Kawasan Jalan Sabang kembali kumuh, terutama sore hingga malam hari. Para pedagang kaki lima kembali berjualan di atas trotoar. Pada malam hari banyak tenda didirikan di tempat parkir kendaraan, dan sampah berserakan. Pejalan kaki terpaksa berjalan di sepanjang badan jalan karena trotoar telah berfungsi menjadi tempat berjualan para pedagang kaki lima.

Banyak kejadian di sekitar kita seperti kejadian di atas yang sering terjadi. Suatu kebijakan atau aturan di terapkan, namun hanya di taati sesaat saja. Saat aturan itu di terapkan lagi dengan ketat, baru masyarakat taat. Tetapi ketika aturan itu tidak lagi di ketatkan atau aparat pemerintah tidak lagi mengawasi, aturan itu kembali di langgar. Mengapa hal ini sering terjadi dan kita sendiri kadang juga ikut-ikutan melanggar bila tak ada yang mengawasi? Karena kita melakukan aturan itu dengan setengah hati. Kita tidak menganggap suatu aturan atau kebijakan yang dibuat pemerintah atau suatu lembaga penting, dan tidak ada kesadaran dari diri sendiri untuk melakukan itu secara konsisten walaupun tidak ada yang mengawasi.

Hari ini, masihkah kita menjalani dan melakukan firman Tuhan dengan sepenuh hati? Kalau selama ini kita selalu gagal melakukan firman Tuhan, ambilah contoh sederhana berkata jujur, mungkin selama ini kita melakukan firman Tuhan tidak dengan sepenuh hati. Kita tidak menganggap firman Tuhan sebagai suatu aturan yang penting dan sangat baik untuk diri kita, tetapi hanya sekedar aturan yang terpaksa kita taati karena kita takut berdosa atau dianggap orang Kristen yang munafik. Memang kita adalah manusia yang tak pernah luput dari dosa dan kesalahan. Setiap hari sadar atau tidak sadar kita pasti jatuh dosa. Namun, bukan berarti kita bisa seenaknya melakukan firman Tuhan. Saat kita lagi mood, kita bisa sangat taat. Namun kalau bad mood, kita ogah-ogahan melakukan firman Tuhan bahkan sengaja melanggarnya.

Melakukan firman Tuhan dengan konsisten dalam segala keadaan akan membuat Anda sukses dalam segala hal. Jalani apapun yang Anda perbuat dengan sepenuh hati sehingga Anda pun menuai hasil yang terbaik pula. Pengalaman Salomo yang tidak sepenuh hati melakukan apa yang benar di mata Tuhan kiranya menjadi rambu-rambu dan peringatan buat kita semua agar taat melakukan apa yang benar di mata Tuhan dengan sepenuh hati. Sebijaksana atau sekaya apapun diri Anda, semuanya itu akan sia-sia kalau Anda tidak sepenuh hati mengikut Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar