Website counter

Jumat, 16 Juli 2010

Plester


Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Roma 12 : 20

Bacaan : Roma 12 : 9 – 21

Ketika kita terluka seperti kulit sobek atau lecet-lecet karena terjatuh, biasanya kita akan segera mengobati luka tersebut. Kita akan cuci bersih luka itu, meneteskan obat merah dan kemudian menutupnya dengan perban atau plester. Memang tanpa perlu di plester atau di tutupi, luka bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, kalau luka itu cukup parah dan tidak kita tutupi dengan plester, luka itu bisa mengakibatkan infeksi dan tidak menutup kemungkinan memunculkan penyakit baru. Plester yang di tempelkan pada luka akan melindungi luka dari debu atau kotoran sehingga lebih cepat kering dan akhirnya sembuh.

Luka di bagian luar tubuh kita bisa dengan mudah di tutupi dan di lindungi dengan plester, namun bagaimana dengan luka hati atau perasaan? Ambilah contoh sederhana kita merasa terluka karena orang yang kita kasihi meninggal dunia, kita mengalami pelecehan seksual atau kita mengalami suatu penganiayaan atau penghinaan. Bagaimana cara kita menyembuhkan perasaan yang terluka? Apakah balas dendam merupakan solusi untuk kita bisa menyembuhkan luka atau sakit hati kita? Balas dendam memang bisa membuat kita puas. Kita akan merasa sangat senang kalau melihat orang yang melecehkan kita menderita atau kalah akibat pembalasan yang kita lakukan. Namun, kita juga harus tahu bahwa balas dendam tak akan pernah menyelesaikan masalah. Orang yang kita balas perbuatan jahatnya dengan perbuatan jahat akan kembali membalas apa yang kita lakukan sehingga luka hati tak akan kunjung sembuh. Kita tak akan pernah bisa memadamkan api dengan menyiramkan bensin.

Cara terbaik untuk kita bisa menyembuhkan luka hati atau perasaan adalah dengan mengasihi. Amsal 10 ayat 12 berkata kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran. Dengan belajar mengasihi secara terus menerus kepada orang yang pernah menyakiti kita, itu sama seperti menempelkan plester yang perlahan-lahan akan membuat luka hati kita kering. Api dendam dengan sendirinya padam dan masalah akan selesai. Dalam menjalani hidup ke depan, kita akan menjalaninya dengan penuh ucapan syukur dan sukacita seberat apapun masa lalu kita karena kita tidak menyimpan dendam atau kesalahan orang lain dalam hati. Mengasihi atau membalas dendam adalah pilihan Anda sendiri. Anda sudah tahu mana pilihan yang baik atau yang buruk. Gunakan pilihan Anda secara bijak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar