Website counter

Sabtu, 29 Mei 2010

Gagal Itu Biasa


By : Richard T.G.R

Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana. Amsal 24 : 16

Bacaan : Hakim-hakim 16 : 23 – 31

Berbicara mengenai kegagalan, kita pasti tidak mau mengalaminya, tetapi harus mengalaminya jika ingin berhasil. Saat kita harus rela melepas bangku kuliah karena ingin menjadi wirausahawan, kita harus siap dan berani menerima kegagalan berwirausaha. Atau saat kita harus rela melepas kenyamanan karena ingin menginjil, kita pun harus siap dan berani menerima kegagalan karena di pandang remeh oleh orang lain. Sebenarnya, ketika ada banyak kegagalan yang kita alami, sebenarnya kita juga sedang beroleh banyak keberhasilan karena kita berani menghadapi setiap kegagalan, lalu berjuang menggapai keberhasilan.

Banyak sosok dalam Alkitab yang mengalami kegagalan dalam hidupnya, salah satunya adalah Simson. Jika kita membaca riwayat hidupnya, kita mungkin bertanya-tanya apa hal baik yang telah dilakukannya sehingga ia pantas disebut hakim atas Israel? Apalagi sepanjang hidupnya ia banyak melakukan yang jahat di mata Tuhan. Ia menikahi seorang wanita asing, bermain-main dengan kekuatannya, hingga menjalin cinta terlarang dengan Delila yang akhirnya membuat Tuhan meninggalkannya. Namun Alkitab mencatat Simson sebagai hakim karena itulah yang menjadi jalan hidupnya (Hak. 13:5). Simson satu-satunya hakim yang memiliki kekuatan luar biasa, jauh melebihi hakim lainnya. Akhirnya Simson menyadari kesalahannya, bertobat, dan Tuhan mengabulkan doanya untuk membinasakan ribuan orang Filistin yang mengolok-olok nama Tuhan (Hak. 16:23-24).

Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang pernah benar-benar gagal, namun kebanyakan hanya berhenti mencoba. Kalau saat ini Anda mengalami kegagalan dalam menjalani hidup, ingatlah bahwa Anda bukan orang gagal. Anda hanya orang yang belum berhasil mencapai apa yang diharapkan. Bangkitlah dan cobalah sekali lagi. Bukankah dengan adanya kegagalan seharusnya kita jadi lebih mawas diri dan lebih mengerti apa saja yang harus dilakukan untuk meraih keberhasilan? Ingatlah bahwa Tuhan akan senantiasa memampukan kita menjadi pemenang, pemilik dari keberhasilan, karena Ia tidak menciptakan kita untuk gagal. Bersama Tuhan, kita adalah umat pemenang.

* CATATAN : Renungan ini di muat di Renungan Pagi – 24 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar