Bacaan : Yakobus 1 : 19 – 27
Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah
hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk
berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. (Yakobus 1 : 19)
Setiap kali kita akan menonton sebuah film,
sebelum film dimulai pasti akan keluar pesan bahwa film sudah lolos sensor.
Pemerintah Indonesia membentuk Lembaga Sensor Film dengan tujuan melindungi
warga negaranya. Setiap film, baik lokal maupun asing, harus diserahkan
terlebih dahulu kepada lembaga sensor untuk dilihat apakah ada adegan yang
kurang pantas, kata-kata tidak senonoh, atau adegan sadis. Semua adegan yang
tidak pantas dilihat biasanya dibabat habis, barulah film itu layak diedarkan.
Oleh karena itu jangan kaget kalau dalam adegan tertentu, tiba-tiba adegan itu
meloncat cukup jauh. Adegan yang hilang itu mengalami sensor.
Sobat Muda, FirTu
hari ini berkata kepada kita agar cepat mendengar, tapi lambat untuk
berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Maksudnya gimana tuh? Maksudnya agar
kita memiliki filter diri. Umpama kita dapat suatu ajaran, atau tontonan, kita
jangan mentah-mentah terima hal itu. Namun kita renungin dulu, benar nggak sih
ajaran itu, pantes nggak sih kalau aku tiru. Dosa enggak kalau aku melakukan
apa yang baru aja aku pelajari. Kalau kamu hari ini dibuat jengkel oleh
seseorang, jangan buru-buru ngamuk. Orang lain atau keadaan boleh aja buat kamu
emosi, sedih, or bahagia, namun kendali tindakan ada dipikiranmu. Seorang
pelaku FirTu, nggak bakalan bertindak tanpa mikir dulu, dia pasti punya
pengendalian diri dalam dirinya untuk memutuskan sesuatu. Setelah mikir, baru
ia beraksi.
Ibadah yang murni ada dalam perbuatan kita sehari-hari, sehingga selalu
koreksi setiap hal atau tindakan yang keluar atau masuk dalam pikiran kita.
Kamu masih punya kuasa mengendalikan apa yang ada dalam pikiranmu, namun kamu
udah nggak punya kuasa lagi untuk setiap tindakan dan ucapan yang udah kamu
keluarin. Koreksilah segala sesuatu sebelum masuk dan keluar dari pikiranmu.
(ric)