Website counter

Selasa, 20 Desember 2011

Persiapan Dini

Baca : Matius 25 : 1 – 13
Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. (Matius 25 : 1)

Ketika tsunami melanda Kota Miyagi di Jepang dan menjangkau kota sejauh 24 km, stasiun televisi Jepang Nippon Hoso Kyokai (NHK) berhasil mendokumentasikan  terjangan tsunami dengan tinggi hampir 10 meter dan kecepatan 800 km per jam. Dokumentasi ini tentu tidak kebetulan karena NHK memang sangat siap menghadapi bencana. NHK memiliki 14 helikopter yang siap terbang saat gempa menguncang. NHK bahkan memiliki 73 alat yang dipasang di seluruh wilayah jepang. Begitu gempa besar terjadi, semua siaran langsung dihentikan untuk menayangkan peringatan dari Japan Meteorogical Agency (JMA) yang kalau di Indonesia BMG. Para wartawan dan helikopter langsung dikerahkan untuk meliput.

WANITA, persiapan dini adalah sesuatu yang harus kita miliki dalam kondisi apapun, baik secara jasmani maupun rohani. Memang sekilas persiapan dini terkesan kurang penting, namun sesungguhnya sangat penting karena baik untuk diri kita sendiri. Alkitab pun mengajari kita untuk selalu berjaga-jaga dan memiliki persiapan dini. Melalui perumpamaan 10 gadis yang akan menyongsong mempelai laki-laki, Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita agar selalu memiliki persiapan dalam menunggu kedatangan-Nya. Menunggu di sini bukan berarti kita pasif dan tidak melakukan apapun. Selama menunggu, Tuhan ingin kita menjalani kehidupan dengan terus menerus melakukan firman-Nya sehingga iman kita bertumbuh dan karakter kita semakin lama semakin serupa dengan Kristus. Kalau kita menunggu kedatangan Tuhan dengan tidak melakukan perintah Tuhan dan menjalani hidup seenaknya, kita berarti seperti orang bodoh yang sudah tahu Tuhan pasti datang, namun tidak mau bersiap.

WANITA, miliki persiapan dini dalam apapun yang kita kerjakan. Persiapkan kesehatan kita dengan rutin berolahraga, makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup. Persiapkan pendidikan anak dengan menabung atau mengikuti asuransi. Persiapkan rohani kita dengan selalu memperbaiki diri dan hidup seturut firman-Nya. Persiapkan hari tua kita dengan menabung sejak muda. Orang yang memiliki persiapan selalu siap menghadapi kejadian apapun yang terduga. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Rabu, 28 Desember 2011
Pertanyaan     : Apakah aku memiliki persiapan dini dalam segala hal?
Aplikasi          : Miliki persiapan dini dalam hal apapun yang kita kerjakan.
Doa                : Tuhan, ajar aku untuk selalu memiliki persiapan dini dalam segala hal. Amin.

Senin, 19 Desember 2011

Pemulihan

Baca : II Samuel 23 : 1 – 7
Bukankah seperti itu keluargaku di hadapan Allah? Sebab Ia menegakkan bagiku suatu perjanjian kekal, teratur dalam segala-galanya dan terjamin. Sebab segala keselamatanku dan segala kesukaanku bukankah Dia yang menumbuhkannya? (II Samuel 23 : 5)

Seseorang datang kepada Tuhan dan berkata, ″Tuhan, apa yang harus aku perbuat? Anakku yang pertama penjara karena tertangkap basah saat sedang mengonsumsi narkoba. Anakku yang kedua barusan saja meminta restu untuk menikah dengan pacarnya karena hamil. Istriku dirawat di rumah sakit karena kecelakaan. Aku sendiri dipecat dari perusahaan karena difitnah teman yang menuduh aku biang keladi kegagalan kerjasama dengan mitra perusahaan.″

Keluarga yang dikasihi Tuhan, saya tak pernah berharap anak-anak Tuhan memiliki keluarga yang kacau. Namun kenyataan berbicara ada beberapa keluarga anak-anak Tuhan yang kacau, dan mereka tidak tahu harus berbuat apa. Mereka merasa sudah tak ada harapan lagi, Tuhan sudah tak mungkin lagi mau menolong karena kita sudah tahu kebenaran namun tetap jatuh dosa, ujung-ujungnya ada yang memilih bunuh diri. Kalau saat ini kita atau saudara seiman kita sedang mengalami kekacauan dalam keluarga, mari kita belajar dari keluarga Daud. Sebagian besar orang hanya melihat Daud dari sisi baiknya, pahlawan perang dan raja Israel yang hebat. Namun kalau kita membaca kisah keluarga Daud, keluarganya sesungguhnya kacau. Anaknya yang bernama Amnon meniduri Tamar, yang juga anaknya. Absalom lalu membunuh Amnon. Beberapa waktu kemudian Absalom mengadakan kudeta tetapi gagal dan mati dibunuh Yoab.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, meskipun kacau, keluarga Daud mengalami pemulihan sehingga Salomo menjadi raja yang sangat hebat dan Yesus lahir dari keturunan Daud. Ini bisa terjadi karena Daud menyerahkan seluruh masalahnya kepada Tuhan. Daud mengijinkan Tuhan bekerja dengan caraNya sendiri sehingga Daud bisa menutup mata dengan tenang. Ijinkan Tuhan memulihkan keluarga kita dan jangan pernah putus asa. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Rabu, 28 Desember 2011
Pertanyaan     : Apakah aku menyerahkan seluruh masalahku kepada Tuhan?
Aplikasi          : Jangan pernah putus asa.
Doa         : Tuhan, tolong pulihkan keluargaku. Ajarlah kami untuk selalu hidup benar di hadapan-Mu. Amin.

Pemeliharaan Tuhan

Baca : Yesaya 49 : 14 – 21
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. (Yesaya 49 : 15)

Setiap orang pasti memiliki ibu, walaupun dalam kasus tertentu ada di antara kita yang tak tahu siapa ibu kita karena dibesarkan di panti asuhan. Walaupun begitu, pengasuh panti tetaplah ibu kita. Bicara masalah ibu, setiap ibu tentu memiliki cara yang berbeda-beda dalam membesarkan dan mendidik anaknya. Ada ibu yang mendidik anaknya dengan cara melibatkannya dalam berbagai kegiatan rumah tangga seperti belanja atau membersihkan rumah. Ada ibu yang “memaksa” anaknya tekun belajar dengan membayar guru les atau mengikuti kursus-kursus tertentu. Kalau ibu atau Mama saya dahulu mendidik saya dengan disiplin tinggi. Misalnya saya pergi bermain melebihi waktu yang ditentukan, maka pukulan rotan yang akan saya terima.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, apapun model didikan yang diterapkan ibu kita, itu semua sesungguhnya demi kebaikan diri kita sendiri. Setiap ibu mengharapkan anaknya kelak menjadi orang sukses sehingga kadang mereka mendidik kita dengan keras dan terkesan tidak manusiawi agar kita kelak bisa bertahan menghadapi kerasnya hidup. Tuhan pun melakukan hal yang sama kepada kita semua. Karena begitu sayangnya Tuhan kepada kita, Tuhan selalu ijinkan penderitaan dan kesulitan datang silih berganti dalam hidup kita agar kita semakin kuat dan tahan uji. Tuhan tetap memelihara walaupun kadang kita merasa Tuhan tidak mendengarkan doa-doa kita atau memberkati hidup kita.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, jika kita lunak terhadap diri sendiri maka dunia akan keras kepada kita. Namun kalau kita keras terhadap diri sendiri, maka dunia akan lunak kepada kita. Tuhan selalu memelihara dan membentuk diri kita agar semakin berkualitas. Tetaplah bersukacita dan jangan pernah kecewa melihat campur tanganNya dalam hidup kita. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Senin, 26 Desember 2011
Pertanyaan     : Apakah kita mau menerima didikan Tuhan?
Aplikasi          : Keraslah pada diri sendiri, maka dunia akan lunak pada kita.
Doa                : Tuhan, terima kasih untuk pemeliharaanMu dalam hidupku. Amin.

Jumat, 16 Desember 2011

Membohongi Tuhan

Baca : II Tawarikh 18 : 1 – 34
Raja Israel berkata kepada Yosafat: "Aku akan menyamar dan masuk pertempuran, tetapi engkau, pakailah pakaian kebesaranmu." Lalu menyamarlah raja Israel, kemudian mereka masuk ke pertempuran. (II Tawarikh 18 : 29)

Ketika membaca kisah akhir hidup raja Ahab, akan kita lihat perbuatan menarik yang Ahab lakukan untuk membatalkan nubuat nabi Mikha. Agar tidak menjadi sasaran perang tentara Aram, Ahab menyamar menjadi prajurit biasa dan menyuruh Yosafat mengenakan pakaian kebesaran. Taktiknya ini berhasil mengelabui musuh dan Yosafat yang dijadikan sasaran serang, namun Yosafat selamat karena meminta tolong pada Tuhan. meski lolos dari incaran musuh, Ahab tetap mati terbunuh di tengah peperangan karena sebuah panah nyasar.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, dari kisah Ahab kita bisa belajar bahwa kita tak bisa membohongi Tuhan dan menghindari murka Tuhan. kita bisa menipu manusia disekeliling kita dengan menyamarkan perbuatan jelek kita atau menutup-nutupi dosa kita. Kita berhasil melakukan itu dan orang-orang di sekitar kita tetap menganggap kita adalah orang yang rohani dan baik, walaupun banyak dosa yang kita sembunyikan. Namun Tuhan tetap tahu dan tak bisa ditipu. Tuhan tetap bisa menghukum kita sekalipun kita mencoba membohongi Tuhan dengan berbagai cara. Kita tahu upah dosa adalah maut, namun berapa sering kita tetap saja sengaja jatuh dosa dan kemudian meminta ampun, untuk kemudian jatuh dosa lagi? Kita semua tahu iri hati merusak diri sendiri dan awal dari pembusukan tulang, namun berapa sering kita iri kepada saudara iman yang diberkati Tuhan lebih?

Keluarga yang dikasihi Tuhan, jangan pernah mengibuli Tuhan karena Tuhan maha tahu. Jangan pernah pula membohongi sesama kita karena Tuhan pasti akan menghukum kita atas perbuatan itu. Akuilah dosa kita dan bertobat, maka Tuhan akan mengampuni dan memberikan damai sejahtera. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di RHK Aletea – Rabu, 21 Desember 2011
Pertanyaan     : Apakah aku pribadi yang tampil apa adanya?
Aplikasi          : Jangan berbohong.
Doa                : Tuhan, ajar aku tampil apa adanya. Amin.

Kamis, 15 Desember 2011

Pohon Cemara

Baca : Mazmur 1 : 1 - 6
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1 : 3)
  
Perayaan Natal tentu tak akan semarak kalau tidak dilengkapi pohon natal. Kita tentu akan sangat senang menghias pohon natal, meletakkan dan memasang berbagai hiasan dan lampu supaya pohon itu indah. Namun tahukah kamu, kenapa natal identik dengan pohon cemara bukan pohon-pohon lain seperti pohon mangga, pohon jambu dan berbagai pohon lainnya?

Di Negara barat yang memiliki empat musim, Natal jatuh pada musim dingin dimana semua pohon rata-rata mati atau mengugurkan daunnya. Nah, saat semua pohon mati, pohon cemara tetap bertahan hidup dan hijau daunnya di tengah musim dingin yang hebat. Ia tetap tumbuh dan bertahan menghadapi dinginnya salju yang mengigit dan tidak adanya sinar matahari. Pohon cemara melambangkan harapan dan kekuatan bahwa walaupun masalah dan tantangan datang silih berganti, kita tetap harus bertahan dan bertumbuh. Karena cemara tetap kuat disegala musim maka ia dinobatkan sebagai pohon natal.

Jagoan Kristus, marilah kita mencontoh teladan pohon cemara di hari natal ini. Jadilah seorang Kristen yang terus bertahan di tengah godaan dosa dan berbagai masalah. Walaupun kamu masih kecil, namun Tuhan yang maha besar menyertai kamu senantiasa. Kalau godaan dosa datang menerpamu, bertahanlah untuk tetap taat pada Firman Tuhan. Segera menjauh dari godaan dosa. Begitu pula bila ada masalah besar melandamu. Tetaplah bertahan pada imanmu. Percayalah bahwa Tuhan akan menolongmu mengatasi masalah. Selamat hari Natal. • Richard T.G.R

Catatan           : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Junior – Selasa, 20 Desember 2011
Pertanyaan      : Apakah aku seorang Kristen yang bertahan di tengah godaan dosa?
Aplikasi           : Tetaplah bertahan pada imanmu.
Doa                 : Tuhan, ajar aku tetap setia pada Engkau dalam segala keadaan. Amin.

Bekerja dengan Profesional


Baca : Daniel 6 : 1 – 29
Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. (Daniel 6 : 5)

Dalam bekerja, setiap kita tentu ingin mendapat sebutan pekerja yang profesional. Lalu apa pengertian profesional? Profesional adalah melaksanakan pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan oleh seseorang dengan mematuhi peraturan dan norma-norma yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis dan melaksanakan pekerjaannya tersebut dengan sebaik-baiknya. Seorang profesional adalah orang yang menyadari betul arah kemana ia melangkah, mengapa ia menempuh jalan itu, dan bagaimana caranya ia harus menuju sasarannya. Ia menyenangi pekerjaannya karena ia bisa mengerjakannya dengan baik. Ia mengerjakannya dengan baik oleh karena ia menyenangi pekerjaan itu. Ia adalah seorang yang mau bekerja keras untuk mencapai tujuannya, dan juga memiliki semangat kerja keras itu dalam tugasnya.

Bila seseorang bekerja secara tidak profesional, secara langsung atau tak langsung, akan membuat orang lain tak nyaman. Ketidakprofesionalan merupakan hasil dari ketidakmampuan seseorang dalam memaknai pekerjaan yang secara sadar ia pilih. Bicara masalah pekerja yang profesional, Daniel adalah sosok yang patut kita contoh. Alkitab mencatat Daniel bekerja luar biasa baik sehingga hal ini membuat rekan-rekannya iri. Mereka berusaha mencari-cari kesalahan Daniel, namun sama sekali tak menemukan. Hanya satu ″kesalahan″ Daniel yang akhirnya mereka temukan, yaitu karena ia tekun beribadah kepada Allah. Disusunlah rencana licik untuk membunuh Daniel dengan cara mengelabui raja, dan cara ini berhasil. Namun saat dilaksanakan gagal karena Daniel memang terbukti tidak bersalah baik di mata Tuhan maupun raja.

Mari kita menjadi pekerja-pekerja yang profesional dalam bidang yang kita kerjakan saat ini sehingga nama Tuhan dipermuliakan dan pimpinan kita merasa bangga melihat kinerja kita. Kerjakan apa pun yang Tuhan percayakan pada kita dengan sebaik mungkin. Jangan takut memiliki musuh karena melakukan yang terbaik dalam bekerja, karena kalau kita bekerja sesuai kebenaran firman Tuhan, Tuhan pasti akan membela kita. • Richard T.G.R

Pertanyaan     : Sudahkah kita menjadi pekerja-pekerja yang profesional?
Aplikasi          : Lakukan yang terbaik.
Doa                : Tuhan, bantu aku agar bisa mengerjakan sebaik mungkin. Amin.

Don’t Panic

Baca : I Petrus 4 : 7 – 11
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. (I Petrus 4 : 7)

Jika hari ini kamu sedang asyik mengerjakan tugas di depan komputer dan tiba-tiba ada gempa bumi, apa yang akan kamu lakukan? Buru-buru lari keluar menyelamatkan diri atau tetap tenang dan berlindung di bawah meja yang kokoh, atau bersandar pada tiang-tiang penyangga bangunan? Banyak orang memilih lari dengan paniknya, padahal lari di tengah gempa tidaklah mudah dan resiko kepala kita tertimpa reruntuhan bangunan cukup besar. Jangan panik dan cari tempat perlindungan terdekat seperti meja yang kokoh. Setelah gempa berhenti, barulah kita pelan-pelan berjalan keluar sambil tangan kita melindungi kepala. Kemungkinan kita selamat akan jauh lebih besar.

Guys, tahukah kamu bahwa mereka yang tingkat kecemasannya tinggi berisiko dua kali lipat mengalami alzheimer’s, menurut jurnal Neurology. Stres yang berkepanjangan ternyata mempengaruhi kemampuan memori jangka pendek. Melatih diri untuk selalu bersikap tenang di segala situasi akan mencegah otak kita tersiksa. Sebelum penelitian ilmiah membuktikan bahwa tetap tenang membawa dampak positif, Alkitab sudah terlebih dahulu mengajari kita agar tetap tenang supaya kita bisa berdoa. Panik pada kenyataannya justru membuat masalah kelihatan makin rumit dan kita tidak menemukan jalan keluar. Tetap tenang akan membuat kita memahami kenapa masalah itu bisa timbul dan kita bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah itu. Memang masalah tidak langsung selesai saat itu juga, namun kita tetap bersukacita dan mengalami damai sejahtera saat menyelesaikan masalah itu.

Guys, ada banyak kejadian yang bisa membuat kita panik, namun tetaplah tenang. Tuhan ijinkan kita menghadapi masalah yang kadang diluar kesanggupan kita agar kita belajar menguasai diri dan menjadi tenang supaya dapat berdoa. Dengan berdoa kita akan menemukan jawaban atas masalah kita dan Tuhan bisa turun tangan untuk membantu kita mengatasinya. Apapun masalahmu hari ini, jangan panik. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Next – Senin, 19 Desember 2011
Pertanyaan     : Apakah aku orang yang gampang panik?
Aplikasi          : Jangan panik
Doa                : Tuhan, ajar aku tetap tenang di tengah situasi kritis. Amin.

Rabu, 14 Desember 2011

Berakar Kuat

Baca : Matius 7 : 24 – 27
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (Matius 7 : 24)

Sewaktu saya kuliah di kota Semarang pada tahun 2003, saya tak langsung tinggal di rumah kost, namun oleh ortu saya dititipkan di rumah Tante saya selama kurang lebih 3 bulan. Karena keluarga Tante termasuk disiplin dalam hal bangun pagi, maka mau tak mau selama saya tinggal menumpang di rumahnya, saya membiasakan diri bangun setiap pukul 5 pagi. Saya sengaja melakukan itu selain karena sungkan, juga supaya tidak dianggap anak yang malas, yang ujung-ujungnya bisa memalukan ortu saya sendiri. Setelah bangun pagi, biasanya saya jogging di jalan seputar kompleks rumah atau mencuci pakaian saya sendiri. Pukul tujuh pagi saya berangkat ke kampus naik angkot. Setelah kost, kebiasaan bangun pagi ini lenyap. Saya hanya sesekali saja kalau pas niat sengaja bangun pagi untuk jogging, hari hari selanjutnya saya bangun pukul 8 atau 9 pagi, itu pun karena ada mata kuliah pagi.

Girls, kebiasaan saya bangun pagi tak berakar kuat karena kebiasaan itu saya lakukan terpaksa, agar tidak dikatakan anak malas. Bukan karena sadar bangun pagi itu baik untuk kesehatan dan membuat kinerja saya jauh lebih produktif. Oleh karena itu jangan heran kalau ada sebagian diantara kita mula-mula semangat ikut Tuhan, siap pikul salib, optimis menjadi pelaku firman, namun setelah berjalan selama beberapa saat, kita loyo dan suam-suam kuku. Penyebabnya sangat sederhana, kita tidak berakar kuat dalam Tuhan. Kita tahu menjadi seorang Kristen harus pikul salib or harus menjadi pelaku firman, namun kita taat karena ada yang mengawasi, karena ortu kita aktivis gereja, atau kita belajar di sekolah Kristen, dll.

Girls, sampai kapan pun kita nggak akan pernah maksimal dalam mengerjakan sesuatu, kalau kita tidak terlebih dahulu berakar kuat dalam Tuhan. pohon yang berbuah lebat dan tahan menghadapi kerasnya tiupan angin adalah pohon yang berakar kuat ke dalam tanah. Hidup kita pun sama, saat kita berakar kuat dalam Tuhan, maka kita pasti berbuah banyak dan tahan uji dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Girls – Senin, 17 Desember 2011
Pertanyaan    : Apakah aku sudah berakar kuat dalam Tuhan?
Aplikasi          : Berakarlah dengan kuat maka kita pasti akan berbuah.
Doa                 : Tuhan, ajar aku berakar kuat di dalam Engkau. Amin.

Rasa Bersalah

Baca : Lukas 22 : 54 – 62
Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. (Lukas 22 : 62)

Tak ada seorang pun manusia yang tak pernah berbuat dosa dan tak pernah melakukan kesalahan. Oleh sebab itu, sudah seharusnya kita mudah memberikan pengampunan atau maaf saat orang lain melakukan suatu kesalahan kepada kita. Umumnya kalau kita melakukan suatu kesalahan atau dosa, pasti akan muncul perasaan tidak nyaman dalam hati. Kita merasakan ada sesuatu yang menganjal di hati dan membuat kita merasa kurang nyaman saat bicara tentang Tuhan. Beberapa orang bahkan tidak bisa tidur dan tidak doyan makan karena menyimpan suatu kesalahan atau dosa. Kalau hari ini Anda masih merasa tak nyaman saat berbuat dosa dan kehilangan ketenangan karena melakukan suatu dosa yang tidak diketahui orang lain, bersyukurlah karena itu menandakan rohani Anda masih hidup.

WANITA, kenyataan berbicara hari ini sebagian orang sudah mati rohaninya walaupun fisiknya masih hidup. Contohnya, selalu ada peristiwa orang-orang yang masuk penjara gara-gara korupsi. Sungguh menyedihkan karena kita melihat langsung dengan mata kepala sendiri melalui layar kaca mereka berkata tidak bersalah dan tidak pernah melakukan tindakan itu, padahal bukti-bukti dengan sangat jelas membuktikan mereka bersalah. Mereka pun tetap tersenyum dan santai saja saat di wawancarai media, tak tergambar sedikit pun rasa bersalah dari sorot mata mereka.

WANITA, kalau hari ini kita masih suka menyimpan dosa atau kesalahan kepada Tuhan dan sesama, mari belajar berani mengakui kesalahan dan dosa itu. Petrus dan Yudas Iskariot adalah dua murid Yesus yang tercatat melakukan dosa kepada Yesus. Namun Petrus tetap diakui Yesus sebagai murid dan setia mengikut Tuhan sampai mati karena mau mengakui dosanya. Sedangkan Yudas mati bunuh diri. Jangan diam saja atau menutup diri, namun mari kita berani jujur mengakui dosa dan kesalahan kita kepada Tuhan dan sesama. Tuhan dan manusia selalu mau mengampuni kalau kita mau terlebih dahulu mengaku. • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Wanita – Jumat, 16 Desember 2011
Pertanyaan    : Apakah aku masih merasa bersalah?
Aplikasi          : Jujurlah mengaku dosa.
Doa                 : Tuhan, bantu aku agar berani mengakui segala kesalahan dan dosaku. Amin.

Hilang Didapat Kembali

Baca : Lukas 15 : 8 – 10
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat." (Lukas 15 : 10)

Setiap hari aku berangkat les ke tempat ibu guru Yuniarti dengan berjalan kaki. Tetapi, kali ini aku naik becak karena hujan lebat. Sampai di tempat ibu guru, aku langsung masuk karena sudah terlambat. Selang lima menit kemudian, aku terkejut karena salah satu buku pelajaranku ketinggalan di dalam becak. Aku bingung bagaimana mencarinya. Akhirnya aku pasrah pada nasib dan bersiap menerima omelan Papa karena teledor. Ketika les baru berlangsung kurang lebih setengah jam, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Setelah dibuka ternyata yang datang bapak tukang becak tadi, membawa buku pelajaranku. Aku lalu dipanggil ibu guru untuk menerima buku itu. Aku sangat berterima kasih kepada bapak tukang becak itu dan berjanji tidak bertindak ceroboh lagi.

Jagoan Kristus, itulah pengalaman kakak sewaktu masih SD. Kehilangan suatu barang yang sangat kita butuhkan memang rasanya sangat tidak menyenangkan hati, namun kalau barang itu tiba-tiba bisa kembali kepada kita, tentu kita sangat sukacita. Sama seperti sukacita kita saat menemukan kembali barang berharga kita yang hilang, Bapa di surga dan para malaikat pun bersukacita jika ada satu orang berdosa yang mau bertobat.

Manusia yang berdosa ibarat domba yang tersesat. Sang Gembala kita, mencari domba-domba itu untuk dikumpulkan kembali dengan-Nya. Kita yang sudah ditemukan-Nya, jangan berjalan semau kita sendiri, ya! Turutilah kemana gembala kita pergi. Jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri dengan melakukan perbuatan dosa lagi. Taatilah Firman Tuhan dan hiduplah dalam pimpinan Sang Gembala Agung kita! • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Junior – Kamis, 15 Desember 2011
Pertanyaan    : Sudahkah aku menjadi anak yang patuh kepada Tuhan?
Aplikasi          : Taatilah firman Tuhan dan hidup dalam pimpinan Tuhan.
Doa                 : Tuhan, terima kasih untuk pimpinan-Mu dalam hidupku. Amin.

Selasa, 13 Desember 2011

Resep Cantik

Baca : Amsal 31 : 10 – 31
Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. (Amsal 31 : 20)

Semua wanita ingin tampil cantik baik secara jasmani maupun rohani dan ini adalah hal yang manusiawi. Untuk bisa cantik luar dalam sesungguhnya caranya sangat sederhana, yaitu cobalah bersikap lebih baik kepada orang-orang di sekitar kita. Kalau Anda tidak percaya, penelitian ilmiah sudah membuktikannya. Sebuah studi di Evolution and Human Behavior, Binghamton University, New York melaporkan bahwa seseorang yang wajahnya ″biasa-biasa saja″ sekalipun akan terlihat menarik di mata orang yang mengenal dan menyukainya. Sikap yang membuat orang lebih menarik antara lain kooperatif, memiliki selera humor, bersikap bersahabat, dan terbuka.

Ribuan tahun sebelum manusia mampu melakukan berbagai penelitian mengenai dirinya sendiri, Tuhan sudah memberikan resep cantik luar dalam di Alkitab. Jika kita mau mempraktekan seluruh firman Tuhan, pasti kita akan menjadi wanita yang cantik luar dalam tanpa perlu melakukan operasi plastik atau memakai aneka produk kecantikan yang mahal harganya. Hanya saja, sebagian kita salah mendefinisikan arti kata cantik. Cantik bagi sebagian orang berarti tubuhnya sempurna tanpa cacat, kulitnya putih mulus, badannya ramping, wajahnya enak dilihat, atau payudaranya besar. Oleh karena itu ada sebagian wanita mau menjalani operasi plastik atau mengikuti perawatan ini dan itu yang sebetulnya menyiksa diri sendiri. Merawat diri tentu saja perlu. Namun, merawat diri tidak hanya terbatas pada fisik saja, karena bagaimanapun fisik kita memiliki usia tertentu. Tapi, ketika kita juga tak lupa merawat diri dari dalam, yaitu dengan melatih diri untuk memiliki karakter-karakter positif, sukacita, semangat, ramah, bersyukur, dsb, maka hal itu akan bertahan seumur hidup kita.

Tuhan sudah menyediakan resep sederhana, murah, dan mujarab untuk kita bisa cantik luar dan dalam, mari miliki keseimbangan antara kedua hal ini. Riasan kosmetik semahal apapun tidak bisa membuat kita secantik ketika kita tersenyum ramah pada orang lain. Pakaian rancangan desainer apapun tidak bisa menandingi kecantikan seorang wanita yang bisa bersyukur  dalam segala waktu. Amin? • Richard T.G.R

Catatan          : Renungan ini dimuat di Renungan Spirit Woman – Rabu, 14 Desember 2011
Pertanyaan    : Apakah aku cantik jasmani dan rohani?
Aplikasi          : Miliki karakter-karakter Kristus dalam hidupmu.
Doa                 : Tuhan, didik aku agar memiliki keseimbangan dalam mempercantik diri. Amin.