Website counter

Jumat, 30 Juli 2010

Setengah Hati


Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. I Raja-raja 11 : 4

Bacaan : I Raja-raja 11 : 1 – 13

Kawasan Jalan Sabang, Jakarta Pusat, beberapa bulan lalu sempat menjadi kawasan yang indah dan tertib. Pedagang kaki lima yang sebelumnya berdagang di atas trotoar sepanjang Jalan Sabang tak boleh berdagang di atas trotoar lagi. Aparat kelurahan mengumpulkan mereka di beberapa titik sehingga trotoar dapat digunakan dengan nyaman bagi pejalan kaki, kawasan menjadi bersih dan indah. Namun, hal itu hanya terjadi beberapa bulan saja. Sekarang, Kawasan Jalan Sabang kembali kumuh, terutama sore hingga malam hari. Para pedagang kaki lima kembali berjualan di atas trotoar. Pada malam hari banyak tenda didirikan di tempat parkir kendaraan, dan sampah berserakan. Pejalan kaki terpaksa berjalan di sepanjang badan jalan karena trotoar telah berfungsi menjadi tempat berjualan para pedagang kaki lima.

Banyak kejadian di sekitar kita seperti kejadian di atas yang sering terjadi. Suatu kebijakan atau aturan di terapkan, namun hanya di taati sesaat saja. Saat aturan itu di terapkan lagi dengan ketat, baru masyarakat taat. Tetapi ketika aturan itu tidak lagi di ketatkan atau aparat pemerintah tidak lagi mengawasi, aturan itu kembali di langgar. Mengapa hal ini sering terjadi dan kita sendiri kadang juga ikut-ikutan melanggar bila tak ada yang mengawasi? Karena kita melakukan aturan itu dengan setengah hati. Kita tidak menganggap suatu aturan atau kebijakan yang dibuat pemerintah atau suatu lembaga penting, dan tidak ada kesadaran dari diri sendiri untuk melakukan itu secara konsisten walaupun tidak ada yang mengawasi.

Hari ini, masihkah kita menjalani dan melakukan firman Tuhan dengan sepenuh hati? Kalau selama ini kita selalu gagal melakukan firman Tuhan, ambilah contoh sederhana berkata jujur, mungkin selama ini kita melakukan firman Tuhan tidak dengan sepenuh hati. Kita tidak menganggap firman Tuhan sebagai suatu aturan yang penting dan sangat baik untuk diri kita, tetapi hanya sekedar aturan yang terpaksa kita taati karena kita takut berdosa atau dianggap orang Kristen yang munafik. Memang kita adalah manusia yang tak pernah luput dari dosa dan kesalahan. Setiap hari sadar atau tidak sadar kita pasti jatuh dosa. Namun, bukan berarti kita bisa seenaknya melakukan firman Tuhan. Saat kita lagi mood, kita bisa sangat taat. Namun kalau bad mood, kita ogah-ogahan melakukan firman Tuhan bahkan sengaja melanggarnya.

Melakukan firman Tuhan dengan konsisten dalam segala keadaan akan membuat Anda sukses dalam segala hal. Jalani apapun yang Anda perbuat dengan sepenuh hati sehingga Anda pun menuai hasil yang terbaik pula. Pengalaman Salomo yang tidak sepenuh hati melakukan apa yang benar di mata Tuhan kiranya menjadi rambu-rambu dan peringatan buat kita semua agar taat melakukan apa yang benar di mata Tuhan dengan sepenuh hati. Sebijaksana atau sekaya apapun diri Anda, semuanya itu akan sia-sia kalau Anda tidak sepenuh hati mengikut Tuhan.

Terus Berjuang Kawan

Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Mazmur 126 : 5

Oscar Yura Dompas (30) lahir di Jakarta, 11 April 1980. Oscar adalah seorang penyandang autis. Dia sering merasa kesulitan menjalani hidup layaknya orang normal. Oscar, misalnya, harus bekerja keras menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Atma Jaya karena kemampuannya tidak sama dengan anak-anak lain. Namun, berkat semangat yang membara, Oscar berhasil meraih gelar sarjana dengan indeks prestasi 3,58. Wow! "Sudah lupakan saja hal-hal seperti itu. take it easy saja," ujar Oscar ketika ditanya mengenai responnya terhadap perlakuan orang-orang yang memandang sebelah mata.

Kini, Oscar telah berhasil menerbitkan dua buah buku berbahasa Inggris yang berjudul Autistic Journey (2005) dan The Life of The Autistic Kid Who Never Give Up (2007) yang juga berjudul menaklukan autis. Keberhasilan Oscar tidak lepas dari motivasi kedua orangtuanya. "Papa sering memberiku semangat. Mama juga sering memberi kritik positif yang membangun. Mereka berdua adalah motivatorku," kata Oscar. Bapak Allan Jeffrey Dompas dan Ibu Ira Dompas, orangtua Oscar, memang sangat mendukung perkembangan dan pengembangan potensi dalam diri Oscar. Kini Oscar tengah menjalani program magang di Stamford Swissotel, Singapura, setelah menyelesaikan Diploma Studi Tourism-nya di Negeri Singa itu. Oscar memang ingin menjadi guide. Dia ingin bertemu banyak orang dan berwisata.

Magdalena Murtini (20), yang akrab dipanggil Murti, juga mengakui pentingnya dukungan orang lain, terutama guru dan teman-temannya untuk selalu menyemangatinya. Murti adalah seorang remaja yang tinggal di asrama Rawinala. Ia mengalami gangguan penglihatan semenjak kecil. Hal itu kerap menimbulkan rasa putus asa dalam dirinya karena dia tidak mampu beraktivitas layaknya orang normal. Motivasi dari orang-orang di sisinya mampu membuatnya kuat menghadapi berbagai tantangan hidup. "Aku mau terus belajar," katanya mantap. Semangatnya untuk terus belajar itu mengantar Murti menjadi Juara I Lomba Menyanyi Tunanetra Tingkat DKI Jakarta dan Juara Harapan Tingkat Nasional di Surabaya. Berkat semangatnya itu, Murti terus menggasah keterampilannya bermain drum. Murti terus mengasah keterampilannya bermain drum. Kini, Murti yang masih mengikuti kursus di Willy Soemantri Music School itu lancar bermain drum dan berhasil membentuk sebuah band bersama teman-temannya di Sekolah Dwituna Rawinala. "Terus berlatih dan berdoa. Kita juga enggak boleh gampang putus asa." Itulah pesan yang ingin disampaikan Murti kepada anak muda Indonesia.



Catatan : Artikel ini diambil dari MUDA, Harian Kompas, Jumat, 30 Juli 2010

Kamis, 29 Juli 2010

Mau Peduli

Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Markus 2 : 5

Bacaan : Matius 2 : 1 – 12

Tahukah Anda, lebih dari 7 juta remaja Indonesia tak bisa mengenyam bangku sekolah? Bahkan, rata-rata anak Indonesia hanya menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SD. Fakta yang dikutip dari data BPS tahun 2009 tersebut memang memprihatinkan. Apalagi melihat kehidupan anak sekarang yang seperti koin. Di satu sisi, ada anak yang bingung pilah-pilih makanan karena bapaknya seorang milyader atau pengusaha yang bisa membelikan makanan apapun yang dia pinta. Di sisi lain, banyak anak yang bingung apa yang mau mereka makan hari ini karena bapaknya tak punya uang untuk membeli makan. Kejadian ini sering dialami anak nelayan, tukang becak, pemecah batu atau pemulung.

Bagi anak yang miskin atau lebih halusnya tak mampu, segala hal terasa begitu berharga termasuk sesuap nasi. Bagi mereka sekecil apapun rejeki yang diterima menjadi begitu bermakna. Sehingga bukan hal yang ajaib bila banyak diantara mereka terpaksa putus sekolah karena harus bekerja membantu nafkah keluarga. Ketika seorang anak terpaksa putus sekolah, berarti mereka terpaksa memutus mimpi-mimpi mereka. Orang tua mereka pun terpaksa menangis dalam hati melihat anak-anak mereka menjadi pekerja kasar di Batam, atau pemungut sampah di Bantar Gebang, atau menjadi pengamen jalanan yang kalau kurang beruntung di kejar- kejar dan dipukuli Satpol PP. Semua orang tua tentu tak ingin melihat anaknya hidup menderita atau tak bisa mewujudkan mimpi mereka. baru-baru ini bahkan tak hanya kali ini, sebuah media massa menuliskan berita seorang anak gantung diri karena orang tuanya tak bisa membayar uang sekolah. Inilah ironi di negara Indonesia. Saat pemerintah dengan lantang berkata sekolah gratis! sekolah gratis! Banyak anak negeri ini yang seharusnya mendapatkan janji pemerintah, justru tak pernah menikmati janji itu.

Lalu sebagai orang Kristen, apa yang sudah kita lakukan bagi mereka? Apakah kita hanya diam saja dan berkata itu bukan urusan saya? Apakah kita dengan lantang juga berkata itu urusan pemerintah atau tepatnya Departemen Pendidikan? Apakah Anda tak mau peduli dengan keadaan mereka dengan alasan untuk diri sendiri saja masih kurang? Tuhan tak ingin kita hanya menjadi seorang Kristen yang tahu kebenaran namun nol secara praktek. Tuhan tak ingin kita menjadi Kristen yang hanya bisa omong kosong namun sangat lambat dan malas untuk mempraktekkan firman-Nya. Saat ini sudahkah Anda menjadi Kristen yang peduli dengan keadaan sekitar Anda? Apakah Anda rela mengorbankan hobi Anda belanja pakaian atau main game online untuk memberikan santunan kepada anak-anak tak mampu melalui panti asuhan? Apakah Anda rela berhenti sejenak dan menghibur seseorang yang kehilangan tas di lapangan Simpang Lima Semarang, seperti yang dilakukan seorang teman saya bernama Lia? Kepedulian Anda kepada sesama walaupun kecil sangat memberikan dampak positif kepada orang yang menerimanya.

Memaksa Diri Sendiri


Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman: "Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya. Keluaran 4 : 14

Bacaan : Keluaran 3 dan 4

Kalau Anda hari ini ingin menjadi orang sukses, rohani, kaya, dapat jodoh, menjadi karyawan terbaik di kantor, atau apapun impian Anda, memaksa diri sendiri untuk mau bertindak adalah solusinya. Contoh sederhananya begini : Anda bekerja sebagai marketing di sebuah bank. Namun, Anda adalah orang yang sangat pendiam dan hanya menguasai teori tentang marketing dari buku yang Anda baca. Anda juga hanya memiliki sedikit teman dan orang yang mengenal Anda berkata Anda adalah orang yang kuper, bodoh, penakut dan jarang bicara. Anda bekerja sebagai marketing karena terpaksa. Karena Anda butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kalau kita melihat profil Anda, apakah bisa Anda menjadi seorang marketing yang memenuhi target bahkan menjadi marketing yang terbaik? Banyak orang berkata mustahil, bahkan orang-orang yang negatif thingking dengan kejam berkata lebih baik Anda mundur daripada malu-maluin. Menurut saya, bukan hal yang mustahil Anda bisa memenuhi target, bahkan menjadi yang terbaik. Anda pasti bisa kalau mau memaksa diri Anda sendiri untuk bisa. Anda memaksa diri untuk berani melangkah mendatangi customer dan mengajaknya bicara. Anda memaksa diri untuk tidak malu bertemu orang dan mempraktekan ilmu komunikasi yang Anda kuasai. Anda memaksa diri untuk tetap tabah menerima penolakan demi penolakan plus cemoohan banyak orang. Anda memaksa diri untuk menjadikan kelemahan Anda sebagai kekuatan.

Paksaan adalah salah satu cara untuk maju. Anda ingat kisah induk Elang yang memaksa anak-anaknya terjun bebas setelah mereka cukup umur untuk terbang? Induk elang sepertinya kejam, dengan tindakannya mendorong anak-anaknya jatuh dari atas tebing dan dengan terpaksa anak-anak elang itu mengepak-ngepakan sayap seraya berteriak minta tolong. Induk elang tahu pemaksaan yang dia lakukan adalah cara terbaik untuk mereka bisa terbang. Induk elang akan terus memaksa anak-anaknya terjun bebas, sampai anak-anak itu bisa terbang dengan sendirinya dan akhirnya menjadi raja angkasa. Manusia adalah mahluk paling mulia, dan kita pasti bisa menjadi apapun yang kita inginkan kalau mau memaksa diri sendiri untuk bertindak. Anda dahulu tidak bisa naik sepeda dan sekarang bisa naik sepeda. Itu bisa terjadi karena dahulu Anda memaksa diri Anda untuk belajar naik sepeda dan berulang kali jatuh sampai akhirnya bisa. Anda dahulu tidak bisa disiplin bangun pagi. Sekarang Anda bisa disiplin karena Anda memaksa diri sendiri untuk selalu bangun pagi. Anda dahulu tidak suka baca buku. Sekarang Anda hobi baca buku karena Anda memaksa diri terus-menerus meluangkan waktu untuk membaca.

Renungan ini saya tutup dengan kisah Nabi Musa. Musa sebetulnya adalah orang yang penuh talenta. Didikan yang dia terima selama menjadi anak angkat Putri Firaun adalah modal yang sangat kuat untuk dia menjadi pemimpin. Namun, apa yang Musa lakukan ketika Tuhan memintanya menjadi utusan Tuhan sekaligus menjadi pemimpin bangsa Israel? Musa merasa rendah diri. Musa merasa dirinya not spesial sehingga bertanya siapakah aku (Keluaran 3 :11). Dengan berbagai alasan Musa berusaha menolak perintah Tuhan, tetapi akhirnya dia tak mampu mengelak karena Tuhan terus memaksanya untuk mau dan segera bertindak. Hasilnya? Musa menjadi pemimpin yang cakap memimpin suatu bangsa yang besar. Musa berhasil melaksanakan apa yang Tuhan perintahkan setelah mau bertindak dan memaksa dirinya untuk bisa. Hari ini, kelemahan apa yang Anda punya sehingga membuat Anda merasa tak mampu? Paksa diri Anda untuk bisa dan jangan pernah berkata itu bukan bagian saya. Anda pasti bisa, paksa diri Anda untuk segera bertindak dan lakukan terobosan. Lalu lihat apa yang terjadi.

Negeri Ironi

By : Antoni Lee

Narsidi (33) adalah warga Ujung-ujung, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, yang bekerja sebagai penganyam bambu keranjang ikan kecil. Ia tinggal bersama istrinya, Lestari dan anaknya Kusumawati yang baru berusia 1,5 tahun. Di rumahnya yang sederhana, tumpukan anyaman bambu berukuran 10 sentimeter kali 5 sentimeter menemani keluarga kecil itu. Dari bilah-bilah bambu yang dianyam jadi wadah ikan itu, Narsidi sedikit-sedikit mendapat penghidupan. Setiap seratus keranjang kecil ia bisa mendapat Rp 3.500 sehari. Kalau sedang untung, ia bisa membuat 200 keranjang. Lebih beruntung lagi jika ada tetangga yang butuh tenaganya sekedar mengangkat-angkat barang, mencangkul, atau pekerjaan kasar lainnya. Artinya, akan ada Rp 20.000 – Rp. 25.000 ia peroleh.

Sudah dua tahun Narsidi menderita tumor yang terus membesar di lehernya. Karena tak ada biaya untuk berobat, Narsidi kini mengandalkan pengobatan alternatif. Dengan membayar Rp 20.000, dia mendapat ramuan dan didoakan. Awal tahun 2010 lalu, Narsidi sempat berobat ke RSUD Ambarawa dengan membawa surat keterangan miskin dari perangkat desa setempat. Namun, untuk tindakan lebih lanjut, dokter RSUD Ambarawa tidak berani karena tumor di leher Narsidi sudah terlalu besar. Ia di rujuk ke RS Kariadi Semarang, namun surat keterangan miskin sudah tidak bisa digunakan. Ia diminta menunjukkan Jamkesmas. Narsidi sudah ke kelurahan untuk minta dibuatkan, namun enam bulan menunggu tak ada hasil.

Narsidi memang tak pernah mengeluh sakit, tetapi benjolan itu terus membesar. Belakangan muncul benjolan baru sebesar telur di leher sebelah kirinya. Kendati demikian, Narsidi tetap bergeliat. Ia masih bekerja serabutan, meski pengobatan alternatif sesuai keuangannya tetap menjadi tumpuan. Narsidi merupakan salah satu gambaran dari sekian banyak warga miskin yang sakit tetapi tak memiliki kartu Jamkesmas. Padahal di Kabupaten Semarang, dari sekitar 266.000 kuota penerima Jamkesmas, hingga kini baru sekitar 66.000 yang dimanfaatkan.

Pembuat Terobosan

Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Matius 5 : 17

Bacaan : Matius 5 : 17 – 48

Pada pertandingan Semifinal sepak bola antara Spanyol dan Jerman di Durban, Afrika Selatan, penonton di berbagai belahan dunia baik yang melihat melalui layar kaca, yang melihat secara langsung, maupun kedua kesebelasan yang bertanding, terbengong-bengong melihat ulah seorang pemuda yang menggenakan kaos superman masuk ke tengah lapangan. Kapten Jerman, Philip Lahm dan gelandang serang Spanyol, Pedro, melongo melihat "superman" itu bergerak mendekati mereka. Semua mata melihat tak percaya ada seorang pemuda berhasil masuk ke tengah lapangan hijau pertandingan Piala Dunia yang di jaga ketat ribuan polisi dan tentara. Si pemuda akhirnya berhasil di ringkus lima polisi dan di bawa keluar lapangan. Pertandingan sempat terhenti satu menit akibat insiden ini. Pemuda itu bernama Mario Ferri, usia 23 tahun berasal dari Pescara.

Kejadian serupa juga pernah terjadi di Indonesia, saat Indonesia melawan Oman dalam penyisihan Piala Asia. Hendri Mulyadi, pemuda asal Bekasi nekat menerobos masuk dan ingin menjadi pemain ke-12 tim merah putih untuk menjebol gawang Oman. Apa daya dia gagal, dan seorang anggota polisi menangkap dan kemudian meringkusnya. Apa pesan yang tersirat dari ulah kedua pemuda ini? Apakah mereka hanya sekedar mencari sensasi? Ketika ditanya, Hendri menjawab bahwa dia geregetan dengan tim Indonesia yang tak kunjung memasukkan gol, sedangkan Mario Ferri ingin menunjukkan kepada dunia bahwa dia pecinta damai. Intinya, kedua orang ini ingin melakukan terobosan karena tidak puas dengan kondisi yang ada walaupun menggunakan cara yang unik. Saat ribuan penonton lain duduk di tribun, mereka dengan segala cara berhasil masuk ke tengah lapangan.

Hidup ini tak akan pernah maju kalau tidak ada terobosan, demikian juga hidup kita sebagai murid Yesus. Kalau selama ini kita puas berkutat dengan rutinitas yang itu-itu saja atau merasa sudah rohani dengan beberapa karakter baik yang sesuai Alkitab, jangan pernah salahkan Tuhan kalau kita hanya menjadi seorang Kristen yang biasa-biasa, not special! Tuhan ingin kita seperti pohon yang selalu bertumbuh dan berbuah. Bukan pohon yang sekedar hidup lalu mati setelah hidup beberapa puluh tahun lamanya. Untuk bisa bertumbuh, mau tidak mau kita harus melakukan terobosan. Contoh sederhananya sekarang kita bisa mengasihi orang yang mengasihi kita, besok kita harus bisa mengasihi orang yang membenci kita. Kita sekarang bisa berkata-kata sopan kepada orang yang berkata kasar kepada kita. ke depan kita harus bisa tetap positif thingking saat banyak orang dengan sinis mengata-ngatai kita. Dari waktu ke waktu kita harus semakin lebih baik bukannya selalu sama.

Bicara masalah perubahan, Yesus adalah sosok yang membawa perubahan dalam hukum Taurat. Matius 5 dengan jelas menulis Yesus melakukan perubahan menyolok yang membuat orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat merasa terancam kedudukannya. Kalau dahulu berzinah itu hanya secara fisik, Yesus membuat aturan baru yaitu melihat perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia dalam hatinya. Aturan yang Yesus buat jelas lebih berat daripada aturan yang ada sebelumnya. Namun aturan itu justru membuat kita semakin murni dalam melayani Tuhan dan mempraktekkan firman-Nya. Aturan yang makin ketat justru membuat kita semakin lebih kuat, sama seperti tentara yang akan lebih hebat kalau mendapat tehnik pelatihan yang lebih tinggi.

Kalau kita ingin sukses dalam bidang apapun atau ingin memiliki hidup yang jauh lebih baik, beranilah membuat terobosan. Membuat terobosan berarti kita memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik dan mengorbankan sesuatu yang lebih banyak lagi. Dahulu kita butuh waktu kerja 8 jam, sekarang kita harus rela kerja 12 jam untuk mendapatkan yang lebih baik. Terobosan membuat hidup kita semakin berkualitas dan otomatis karakter kita semakin teruji. Mari kita tiru teladan Tuhan Yesus yang melakukan terobosan demi terobosan, sehingga hidup kita selalu bertumbuh dan berbuah. Orang yang berani melakukan terobosan adalah orang yang membuat keadaan semakin lebih baik dan pasti hidupnya bertumbuh.

Jumat, 16 Juli 2010

Megaholic


Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!" Amsal 26 : 13

Bacaan : Matius 9 : 1 – 8

Ada seorang tuan tanah mempunyai seekor anjing pemburu yang bisa berjalan di atas air. Suatu hari, tuan tanah ini bersama teman-teman sekampungnya pergi ke hutan untuk berburu. Ketika sampai di tepi sebuah danau, mereka melihat sekawanan burung belibis sedang berkumpul. Segera pasukan pemburu ini menembaki burung-burung yang langsung mengangkasa menyelamatkan nyawanya. Dor! .. dor! .. dor! Beberapa ekor burung jatuh ke tanah dan mati, namun ada seekor yang jatuh ke tengah danau. Karena para pemburu ini tak mau basah kuyup berenang ke tepi sungai, sang tuan tanah segera menyuruh anjingnya beraksi. Segera anjing itu berlari di atas permukaan sungai dan mengambil buruannya. Sang tuan tanah dengan wajah berseri-seri lalu bertanya apa yang teman-temannya lihat dari perbuatan anjingnya. Beberapa orang terkagum-kagum dan memuji kehebatan anjingnya, namun ada seorang rekannya yang dengan sinis berkata anjingnya adalah anjing dungu karena tidak bisa berenang. Lho?

Itulah respon seorang megaholic. Megaholic adalah orang selalu memiliki pikiran negatif walaupun berada di tengah situasi yang sangat positif. Kisah di atas adalah ilustrasi sederhana bahwa anjing yang bisa berjalan di atas air bukanlah anjing spesial di mata megaholic. Selalu saja ada sisi negatif yang bisa di ucapkan. Bicara masalah megaholic, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat adalah contoh yang sangat cocok kita jadikan pembelajaran. Waktu itu Tuhan Yesus melakukan berbagai macam mujizat, namun apa respon mereka? Mereka selalu menuduh Yesus sesat dan tidak berasal dari Allah. Selalu ada alasan dalam hati mereka untuk berkata Yesus salah. Mereka menganggap Yesus sesat karena menyembuhkan orang di hari sabat, mereka menganggap Yesus hina karena makan bersama para pemungut cukai, mereka menganggap Yesus bekerja sama dengan setan sehingga bisa mengadakan berbagai mujizat, mereka menyangkal Yesus adalah Mesias hanya karena Dia anak tukang kayu bernama Yusuf. Di mata mereka Yesus adalah sosok yang harus segera dilenyapkan karena membuat popularitas mereka tenggelam.

Hari ini, apakah Anda termasuk sosok megaholic yang tak pernah bisa melihat keajaiban-keajaiban Tuhan dalam hidup Anda? Belajarlah untuk selalu melihat sisi yang positif seburuk apapun kondisi Anda. Sukacita adalah pilihan dan diri Anda sendiri yang menentukan. Isi hidup Anda untuk selalu berpikir positif sehingga Anda selalu bisa bersyukur dalam segala keadaan.

Desire


Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel. Kejadian 29 : 20

Bacaan : Kejadian 29 : 1 – 30

Kalau hari ini Anda mendapat tantangan untuk menyeberangi Selat Sunda dengan berenang atau memakan cacing tanah hidup-hidup dengan uang imbalan yang cukup menggiurkan, apakah Anda berminat? Banyak orang suka tantangan dan tidak sedikit berani mengambil tantangan itu karena memiliki desire atau keinginan yang sangat besar. Acara Fear Factor adalah contoh nyata betapa dahsyatnya kuasa keinginan. Orang rela melakukan apapun bahkan mempertaruhkan nyawanya untuk memperoleh apa yang dia inginkan walaupun tantangan hebat menghadang di sana-sini. Sudah sering kita dengar pula seorang ayah dengan gagah berani masuk kerumahnya yang terbakar demi menyelamatkan anaknya atau seorang ayah yang entah mendapat kekuatan dari mana mampu mengangkat reruntuhan bangunan selama berjam-jam demi menyelamatkan anaknya yang terkubur dalam reruntuhan itu akibat gempa.

Itulah kekuatan keinginan. Selemah apapun kondisi Anda saat ini, Anda bisa menjadi sosok yang sangat luar biasa kalau memiliki keinginan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang Anda inginkan. Keinginan adalah suatu bahan bakar yang membuat sesuatu yang tidak mungkin secara fakta menjadi mungkin secara kenyataan. Namun sehebat apapun Anda mengguasai suatu talenta, tanpa keinginan tindakan Anda tidak akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Contoh sederhananya begini, Anda adalah seorang maestro patung yang begitu luar biasa dalam membuat suatu patung. Namun satu kali Anda sangat tidak memiliki minat untuk membuat suatu patung tetapi di paksa membuat patung. Akibatnya sudah bisa di tebak. Patung buatan Anda pasti tidak di buat sepenuh hati dan kemungkinan besar buruk karena Anda membuatnya dengan asal-asalan.

Keinginan adalah salah satu bahan bakar untuk Anda bisa menghasilkan karya terbaik. Miliki desire yang kuat sehingga apapun impian Anda bisa tercapai walaupun fakta berbicara mustahil mewujudkan keinginan Anda menjadi kenyataan. Mintalah bantuan kepada Tuhan agar selalu memberikan keinginan yang kuat untuk melayani Dia dan sukses dalam pekerjaan yang Anda tekuni saat ini.

Plester


Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Roma 12 : 20

Bacaan : Roma 12 : 9 – 21

Ketika kita terluka seperti kulit sobek atau lecet-lecet karena terjatuh, biasanya kita akan segera mengobati luka tersebut. Kita akan cuci bersih luka itu, meneteskan obat merah dan kemudian menutupnya dengan perban atau plester. Memang tanpa perlu di plester atau di tutupi, luka bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, kalau luka itu cukup parah dan tidak kita tutupi dengan plester, luka itu bisa mengakibatkan infeksi dan tidak menutup kemungkinan memunculkan penyakit baru. Plester yang di tempelkan pada luka akan melindungi luka dari debu atau kotoran sehingga lebih cepat kering dan akhirnya sembuh.

Luka di bagian luar tubuh kita bisa dengan mudah di tutupi dan di lindungi dengan plester, namun bagaimana dengan luka hati atau perasaan? Ambilah contoh sederhana kita merasa terluka karena orang yang kita kasihi meninggal dunia, kita mengalami pelecehan seksual atau kita mengalami suatu penganiayaan atau penghinaan. Bagaimana cara kita menyembuhkan perasaan yang terluka? Apakah balas dendam merupakan solusi untuk kita bisa menyembuhkan luka atau sakit hati kita? Balas dendam memang bisa membuat kita puas. Kita akan merasa sangat senang kalau melihat orang yang melecehkan kita menderita atau kalah akibat pembalasan yang kita lakukan. Namun, kita juga harus tahu bahwa balas dendam tak akan pernah menyelesaikan masalah. Orang yang kita balas perbuatan jahatnya dengan perbuatan jahat akan kembali membalas apa yang kita lakukan sehingga luka hati tak akan kunjung sembuh. Kita tak akan pernah bisa memadamkan api dengan menyiramkan bensin.

Cara terbaik untuk kita bisa menyembuhkan luka hati atau perasaan adalah dengan mengasihi. Amsal 10 ayat 12 berkata kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran. Dengan belajar mengasihi secara terus menerus kepada orang yang pernah menyakiti kita, itu sama seperti menempelkan plester yang perlahan-lahan akan membuat luka hati kita kering. Api dendam dengan sendirinya padam dan masalah akan selesai. Dalam menjalani hidup ke depan, kita akan menjalaninya dengan penuh ucapan syukur dan sukacita seberat apapun masa lalu kita karena kita tidak menyimpan dendam atau kesalahan orang lain dalam hati. Mengasihi atau membalas dendam adalah pilihan Anda sendiri. Anda sudah tahu mana pilihan yang baik atau yang buruk. Gunakan pilihan Anda secara bijak.

Kisah sang Pematung

Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Mazmur 139 : 13

Bacaan : Mazmur 139 : 1 – 24

Alkisah, ada seorang pematung yang sangat hebat dalam membuat patung. Semua patung buatan tangannya sangat mirip dengan aslinya dan begitu indah sehingga suatu hari raja mengundangnya ke istana untuk makan bersama. Setelah raja dan pematung membicarakan berbagai hal sambil menyantap makanan, raja lalu meminta kepada si pematung untuk membuat patung raja, permaisuri, pangeran, para menteri dan pendeta kerajaan. Raja juga akan memberikan upah yang cukup besar untuk karya si pematung kalau apa yang dimintanya sudah dibuat. Dengan bangga dan wajah riang, pematung segera pulang ke rumahnya. Dia merasa mendapat kehormatan besar untuk membuat patung raja dan orang-orang penting di kerajaannya. Dengan penuh ketelitian dan sentuhan seorang pematung tingkat tinggi, satu demi satu patung pesanan raja di buat dengan sangat indah dan kuat. Setelah semua patung selesai, segera ia menghadap raja sambil membawa patung-patung buatannya.

Raja yang melihat patung-patung itu memuji karya si pematung dan menyuruh para pengawalnya menaruh patung-patung itu di sudut-sudut istana yang sejuk dan enak di lihat. Sambil menyerahkan sekantong uang, raja lalu meminta si pematung membuat patung dirinya sendiri dan menyerahkan patung itu kepadanya karena raja ingin rakyatnya tahu bahwa di kerajaannya ada seorang pematung hebat. Si pematung menyanggupi perintah raja, namun dalam hatinya dia gundah gulana. Pematung merasa dirinya hanya rakyat jelata yang miskin dan tidak spesial. Dia merasa tidak pantas di sejajarkan dengan raja, panglima perang atau pendeta kerajaan yang di matanya adalah orang-orang terhormat. Dalam benaknya dia sudah menebak bahwa patung dirinya pasti akan ditempatkan di luar istana. Mungkin di kebun atau di kolam ikan. Patung dirinya pasti akan kepanasan dan kehujanan, di kencingi anjing, di jatuhi kotoran burung dan akhirnya rusak dengan cepat.

Akhirnya si pematung membuat patung dirinya dengan cara biasa-biasa saja dan batu yang dia gunakan untuk di pahat adalah batu kelas dua bukan batu yang terbaik karena dia berpikir buat apa membuat patung dirinya bagus-bagus. Toh nantinya di tempatkan di luar istana. Setelah patung dirinya jadi, segera ia menghadap raja. Raja yang melihat hasil karyanya kaget dan merasa sedih. Sebetulnya raja berniat menempatkan patung si pematung di sebelahnya sehingga tamu-tamu kerajaan lain atau rakyat yang menghadap tahu siapa jati diri si pematung. Namun karena patung itu biasa-biasa saja, raja akhirnya menempatkan patung tersebut di dekat kolam ikan persis seperti apa yang dipikirkan si pematung.

Dongeng di atas mengajarkan kepada diri kita bahwa apa yang kita pikirkan tentang diri kita itu pulalah yang akan terjadi dalam hidup kita. Semua kita, Anda dan saya sesungguhnya dianugrahi Tuhan talenta-talenta yang luar biasa. Ada yang sangat hebat dalam menulis, menyanyi, memahat, menari, berakting, memperbaiki sesuatu, dan lain-lain. Kita semua adalah orang-orang yang luar biasa dan bisa menjadi histori maker. Namun sayang, banyak diantara kita memiliki mentalitas si pematung. Kita bisa begitu hormat dan kagum dengan prestasi orang lain. Kita melihat orang lain luar biasa dan cocok di jadikan panutan. Tetapi, saat kita sendiri di minta menggambarkan atau menceritakan siap sesungguhnya diri kita, mendadak kita menjadi rendah diri. Kita merasa hanyalah orang kecil yang bukan siapa-siapa dan tak bisa apa-apa. Kita merasa tidak pantas di sejajarkan dengan orang-orang besar dan terkenal yang ada di sekitar kita. Tuhan tentu tak ingin kita menjadi rendah diri mengambarkan siapa sesungguhnya kita karena Tuhan sendiri yang membentuk sejak kita masih dalam kandungan. Tuhan melahirkan manusia tidak seperti barang pabrikan yang semuanya sama, namun Dia membentuk kita berbeda-beda dan satu sama lain tidak ada yang sama. Tuhan membekali kita dengan talenta-talenta yang luar biasa walaupun mungkin orang-orang di sekitar kita menganggap biasa karena berbagai kekurangan yang kita miliki.

Jangan pernah malu menggambarkan siapa jati diri Anda karena Anda adalah orang yang luar biasa. Bicaralah dengan lantang dan percaya diri bahwa Anda adalah orang yang spesial dan Tuhan bangga dengan talenta yang sudah Anda kembangkan sampai saat ini. Sebagai seorang Kristen yang percaya Tuhan melahirkan Anda menjadi orang yang luar biasa, bagaimana sekarang Anda menggambarkan diri Anda sendiri?

Skandal Suap Marseille


Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati." II Samuel 11 : 15


Bacaan : II Samuel 11 : 1 – 27


Pada Mei 1993, hanya 24 jam setelah menjuarai Liga Champions, euforia kemenangan Marseille berganti menjadi rasa malu yang luar biasa karena terlibat dalam suap dan pengaturan hasil akhir pertandingan Liga Perancis. Bukti-bukti menyebutkan, presiden Marseille, Bernard Tapie terlibat dalam penyuapan pemain lawan. Dengan gelar juara Liga Champions tetap di tangan, Marseille mendapati gelar juara Liga Perancis 1993 itu ditarik dari tangan mereka. Budaya suap di negara manapun ternyata selalu menghasilkan efek tidak baik di kemudian hari.



Kisah yang hampir serupa juga pernah di alami negara Israel ketika raja Daud berusaha menutupi dosanya sekaligus memperistri Batsyeba. Dengan cara-cara yang sangat licik namun terlihat baik, Daud berusaha membujuk Uria agar tidur dengan Batsyeba namun semuanya gagal. Apa boleh buat Daud akhirnya membunuh Uria melalui tangan bani Amon dan tak ada seorang pun tahu kecuali Yoab dan Tuhan. Daud harus menerima hukuman yang kelak akan di tanggung seluruh keturunannya (II Samuel 12 : 10). Dosa yang tidak dibereskan sejak dini dan disimpan terus akan semakin besar dan mencelakai diri sendiri serohani apapun diri kita.


Kisah Marseille dan Daud kiranya menjadi pembelajaran yang membuat kita berpikir dan merenung bahwa sia-sialah kita melakukan segala upaya licik untuk menang atau memiliki sesuatu yang bukan merupakan hak kita. Mungkin pada awalnya tak seorang pun tahu dan kita dengan sangat enjoy dan tanpa dosa menikmati sesuatu yang berhasil kita raih dengan cara licik, namun secerdik-cerdiknya kita menyimpan bangkai pasti ketahuan juga. Perbuatan licik atau jahat yang dibungkus dengan sesuatu yang baik pasti akan terbongkar dan hukuman harus kita terima. Hidup jujur dan berkenan di mata Tuhan selalu menghasilkan hal-hal yang baik untuk diri kita sendiri walaupun kita membutuhkan perjuangan panjang untuk mencapainya. Hari ini adakah keinginan kita yang belum tercapai? Capailah keinginan itu dengan cara yang jujur sehingga dunia bisa melihat bahwa masih ada orang Kristen yang menjadi garam dan terang dunia.

On Time

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Pengkhotbah 3 : 11

Bacaan : Pengkhotbah 3 : 1 – 15

Pada tanggal 3 Juli kemarin, saya membantu seorang sahabat dalam pesta pernikahannya. Saya menjadi koordinator dalam pesta pernikahan. Pesta pernikahan berlangsung pukul enam sore dan seluruh anggota keluarga dan rekan-rekan yang terlibat harus datang pukul lima atau paling telat pukul setengah enam sore, namun ada sedikit kendala ketika acara hampir di mulai. Dua rekan saya yang diserahi tanggung jawab untuk mengurus bagian buku tamu belum datang. Ketika saya mengecek kondisi mereka lewat hp, mereka berkata bahwa mereka masih sibuk berdandan. Waktu itu saya langsung kesal namun pesta harus tetap berjalan lancar. Segera saya mengambil alih tugas mereka dan meminta maaf kepada beberapa tamu yang datang tepat pukul enam bahwa terpaksa mereka belum dapat mengisi buku tamu. Kedua rekan saya akhirnya datang pukul setengah tujuh ketika hampir sebagian besar tamu sudah datang. Alhasil, saya segera mendamprat mereka begitu acara selesai supaya di lain hari mereka disiplin.

Tepat waktu atau istilah kerennya on time adalah sarat mutlak agar kita sukses dalam segala sesuatu yang kita kerjakan dan orang lain menghargai diri kita. Banyak orang suka menunda-nunda segala sesuatu dengan alasan masih banyak waktu atau nanti saja sehingga saat deadline atau jatuh tempo tiba barulah mereka kelabakan. Tak sedikit juga di antara kita termasuk saya paling malas bekerja sama atau menghormati orang yang tidak disiplin. Kita merasa buat apa bekerja sama dengan orang yang tidak bisa menepati apa yang dia janjikan hanya karena tidak disiplin. Budaya negara kita memang agak kurang dalam masalah disiplin. Saat negara lain sangat tertib berlalu lintas seperti di Singapura atau Jepang, sebagian penduduk negara kita baru taat berlalu lintas kalau ada polisi berdiri mengawasi jalan. Kita bisa disiplin karena ada tekanan, namun saat tidak ada tekanan kita datang sesuka hati alias jam karet.

Renungan hari ini mengajak kita bertanya pada diri sendiri, sudahkah kita disiplin akan hidup kita sendiri atau kita asal-asalan menjalani hidup? Apapun impian yang ingin kita capai membutuhkan disiplin. Untuk menjadi atlit yang tangguh kita harus disiplin latihan. Untuk memiliki tubuh yang bugar dan sehat, kita harus disiplin berolahraga. Untuk bisa dihargai orang lain, kita harus datang tepat waktu saat bertemu mereka. Mari kita menjadi sosok yang disiplin dalam segala hal sehingga berhasil dalam segala sesuautu yang ingin kita capai dan orang respek dengan diri kita.

Rabu, 07 Juli 2010

Bodoh Seperti Keledai

By : Richard T.G.R

Ketika itu TUHAN membuka mulut keledai itu, sehingga ia berkata kepada Bileam: "Apakah yang kulakukan kepadamu, sampai engkau memukul aku tiga kali?" Bilangan 22 : 28

Bacaan : Bilangan 22 : 21 – 35

Pernahkah Anda membayangkan ada keledai bisa bicara? Sebagian Anda mungkin tidak percaya, namun keledai bisa bicara seperti layaknya manusia karena Tuhan yang memampukan. Ketika membaca kisah Bileam dan keledainya yang setia, saya tanpa sadar tertawa geli membayangkan Bileam dengan jengkel memukuli keledainya dan kemudian kaget setengah mati mendengar keledainya bisa bicara. Tak ada binatang yang Tuhan buat bisa bicara selain keledai dan ular (Kejadian 3:1) menurut versi Alkitab.

Apa yang bisa kita belajar dari kisah keledai di atas? Tuhan mampu memakai orang yang paling bodoh sekalipun kalau Dia mau. Kita semua tahu keledai adalah binatang yang sangat bodoh. Keledai identik dengan kebodohan, sehingga orang-orang yang lambat berpikir dan gampang dikibuli akan di cap otak keledai. Walau bodoh, keledai tercatat ikut andil dalam Alkitab yaitu di tunggangi Bileam (Perjanjian Lama) dan Yesus ketika memasuki Yerusalem (Perjanjian Baru).

Jika hari ini Anda merasa sebagai orang Kristen yang bodoh, sederhana, polos dan tak memiliki talenta yang spesial menurut pandangan orang dunia, itu bukan berarti Anda tak bisa di pakai Tuhan. Tuhan bisa memakai Anda semudah Dia membuat keledai bicara. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, Anda yang dianggap bodoh oleh dunia akan menjungkir balikkan dunia ketika Tuhan menggubah Anda. Lalu apa yang harus Anda lakukan supaya Tuhan bisa memakai Anda? Relakan diri Anda di bentuk oleh kehendaknya. Sama seperti keledai yang tak protes ketika di naiki Yesus, biarkan Tuhan memakai hidup Anda menurut apa yang baik di mata-Nya. Anda adalah orang yang luar biasa di mata Tuhan sekalipun dunia merendahkan Anda. Apakah Anda siap di pakai Tuhan?


Catatan : Artikel ini di muat di RHK Aletea, Rabu, 28 Juli 2010

Mengembangkan Talenta


By : Richard T.G.R

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Matius 25 : 21

Bacaan : Matius 25 : 14 – 30

Kalau hari ini Anda baru saja di PHK dan tak punya uang maupun usaha untuk menyambung hidup, apa yang akan Anda lakukan? Tentu kita tak akan berdiam diri, kita akan berusaha melamar pekerjaan kesana kemari, mencoba meminjam uang pada saudara untuk buka usaha, atau menjual harta benda kita untuk modal. Nah, kalau saudara kita mau meminjamkan uang sekian juta untuk modal, dengan syarat uang itu harus di gunakan untuk mengembangkan usaha yang menafkahi hidup kita, apakah kita menurutinya? Sudah pasti, kita akan gunakan uang itu untuk membuka usaha dan mengembangkannya. Bagaimana kalau rugi? Untung atau rugi itu resiko bisnis, yang penting jalani dulu.

Saudara yang dikasihi Tuhan, Sama seperti saudara kita yang mau memodali, Tuhan sesungguhnya memodali setiap manusia dengan talenta supaya mereka bisa memenuhi kebutuhan bahkan menjadi berkat untuk sesama. Lihatlah artis-artis cilik yang memiliki talenta menyanyi, model, atau berakting. Lihatlah orang-orang cacat seperti He ah Lee yang menjadi inspirasi banyak orang dengan talenta di bidang musik, lihatlah para atlit yang bertalenta di olahraga, lihatlah Kolonel Sanders yang bertalenta di bidang memasak. Mereka semua bisa sukses dan kita kenal hari ini, walaupun beberapa orang masih berusia sangat muda, karena mau mengembangkan talenta. Mereka menjalani hidup seperti hamba yang memiliki 5 dan 2 talenta.

Saudara yang dikasihi Tuhan, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda sudah mengembangkan talenta atau hidup dalam rutinitas sehingga tanpa sadar Anda mengubur talenta yang Tuhan berikan? Tuhan berikan kita talenta supaya kita bisa memenuhi segala kebutuhan hidup dan menjadi berkat bagi sesama. Senyaman atau seburuk apapun kondisi Anda hari ini, terus kembangkan talenta Anda.



Catatan : Artikel ini di muat di RHK Aletea, Selasa, 13 Juli 2010

Pencitraan

By : Richard T.G.R

Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Lukas 19 : 2

Bacaan : Lukas 19 : 1 – 10

Apa yang terbesit dalam pikiran Anda kalau saya menyebut nama orang-orang berikut ini : Zakheus, Saulus, Musa, Gideon, Yudas Iskariot dan Pilatus. Pikiran kita pasti langsung berkata Zakheus adalah pemungut cukai, Saulus adalah orang yang menganiaya murid-murid Yesus, Musa adalah orang yang membunuh mandur Mesir dan takut menghadap Firaun, Gideon adalah orang yang penakut, Yudas Iskariot adalah murid penghianat yang mati bunuh diri, dan Pilatus adalah wali negeri yang menyetujui tuntutan orang banyak untuk menyalibkan Yesus. Kita semua tahu sejarah hidup mereka semua, namun apa yang membuat pencitraan mereka berbeda? Mereka semua memiliki sejarah buruk, namun hidup empat orang yaitu Zakheus, Saulus, Musa dan Gideon di ubahkan. Hidup mereka diubahkan menjadi perpanjangan tangan Tuhan karena mau menerima tanggung jawab yang Tuhan berikan sedangkan Yudas dan Pilatus memilih mengeraskan hati walaupun sudah tahu kebenaran.

Saudara yang dikasihi Tuhan, pencitraan seperti apa yang Anda miliki hari ini? Apa label yang orang-orang berikan saat mereka menyebut nama Anda? Apakah Anda dikenal sebagai orang yang menginspirasi, penuh semangat, sopan atau jahat, masa bodoh atau arogan? Sebagai pengikut Yesus, seburuk apapun masa lalu kita seharusnya kita bisa berubah menjadi baik dan memberkati, namun itu semua tergantung pilihan Anda sendiri. Kalau Anda mau taat dan setia melakukan firman Tuhan dalam kehidupan Anda sehari-hari, pasti hidup Anda berubah. Namun kalau selama ini Anda menjadi Kristen yang hanya menjadi pendengar yang baik tetapi tak pernah melakukan firman Tuhan, citra diri Anda yang buruk tetap melekat. Hidup kita di dunia ini sangat singkat, oleh karena itu bangunlah citra diri yang baik supaya nama Tuhan di muliakan oleh perbuatan kita sehari-hari.


Catatan : Artikel ini di muat di RHK Aletea, Minggu, 11 Juli 2010