Website counter

Kamis, 29 April 2010

Mentalitas Pecundang

Blue Print
By : Richard T.G.R

Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya." I Samuel 18 : 8

Bacaan : I Samuel 18 : 6 – 30


Kota Semarang baru saja melakukan pemilihan Walikota dan salah satu kandidat di nyatakan menang. Walaupun sudah jelas siapa menang siapa kalah dan Pilwakot sudah selesai, rupanya dampak kompetisi pemilihan Walikota masih berujung panjang. Dua orang kandidat yang kalah tidak bisa menerima kekalahan dan melayangkan gugatan ke MK walaupun materi gugatan yang di ajukan tidak cukup kuat. Tradisi menggugat hasil pemilihan walikota di Kota Semarang seakan sudah menjadi tradisi. Calon yang kalah biasanya tidak bisa menerima kekalahan dan mencari-cari alasan agar pemilihan di ulang kembali. Sebetulnya sudah menjadi rahasia umum kalau mereka menggugat karena tak rela kehilangan duit secara sia-sia sebanyak milyaran rupiah. Kita semua tahu untuk menjadi pemimpin sekelas bupati, walikota atau gubernur, perlu duit yang tidak sedikit untuk kampanye dan menarik simpati masyarakat.

Beda tapi sama, nasib yang sama di alami para pelajar setingkat SMA kita yang baru saja menerima hasil Ujian Nasional (UN). Banyak sekali pelajar yang tidak lulus karena berbagai sebab. Efek ketidaklulusan ini tak main-main. Banyak pelajar di beberapa sekolah mengamuk dan melempari sekolahnya sendiri dengan batu. Tak sedikit yang histeris dan pingsan karena tidak kuat menahan malu ketika tahu dirinya tak lulus ujian dan otomatis tak bisa masuk perguruan tinggi. Ada juga beberapa siswa yang depresi dan masuk RSJ karena beban mental yang terlalu berat. Ada pula pelajar yang nekat melakukan bunuh diri ketika menerima pemberitahuan dirinya tak lulus UN. Ini kenyataan yang tragis, namun kiranya menjadi pembelajaran untuk kita semua bahwa hasil sebuah kompetisi atau ujian hanya ada dua. Menang atau kalah dan lulus atau tidak lulus. Kita harus selalu memiliki kebesaran hati untuk menerima segala kemungkinan. Saat menang kita tidak takabur, saat kalah kita bersikap legowo alias berlapang dada dan menerima kekalahan dengan gentle dan memperbaiki diri agar kelak saat berkompetisi bisa menang.

Apa akar masalah sehingga para pemimpin kita yang berkompetisi atau pelajar kita yang mengikuti ujian tak bisa menerima kekalahan? Karena mereka tidak memiliki sikap legowo alias tidak bisa menerima kekalahan. Mereka terlalu percaya diri pasti menang, terlalu percaya diri bahwa dirinya yang terbaik, terlalu percaya diri pada pemikiran diri sendiri. Sehingga, saat kenyataan berbicara atau prediksi serta impian mereka hancur, mereka tidak terima. Tentu ini bukan contoh yang baik untuk kita tiru. Mentalitas pecundang seharusnya kita buang dan kita ganti dengan mentalitas legowo. Kita semua tentu masih ingat pemilihan presiden Amerika Serikat yang di ikuti Obama dan M. Cain pada tahun 2008? Kedua kandidat ini bersaing ketat dan sama-sama memiliki track record yang membanggakan. Saat pemilu selesai dan Obama dinyatakan menang, M. Cain dengan legowo mengumpulkan pendukungnya dan mengadakan jumpa pers. Dengan lapang dada beliau memberikan selamat kepada Obama dan mengajak semua pendukungnya mendukung Obama dan pemerintahan yang kelak akan di pimpinnya. M. Cain juga mengucapkan terima kasih kepada rakyat Amerika dan simpatisannya yang mengikuti pemilu itu dengan baik.

Kekalahan memang menyakitkan, namun sikap legowo akan membuat kita di puji banyak orang. Seluruh dunia tidak mengejek M. Cain karena kalah justru sebaliknya memuji sikapnya yang mau menerima kekalahan. Kalah tidak selalu hancur, seringkali kekalahan justru membuat orang lain tahu bahwa diri kita memiliki karakter yang bagus, karakter yang tetap memberikan inspirasi walaupun sedang kalah. Hari ini bagaimana dengan Anda? Apakah Anda termasuk orang yang legowo atau orang tak bisa menerima kekalahan? Manakah yang Anda tiru, sikap M. Cain yang legowo atau Saul yang sangat membenci Daud karena tak bisa menerima kenyataan Daud lebih baik dari dirinya? Sehebat apapun diri Anda dan saya, akan selalu ada orang yang lebih hebat maupun lebih rendah di banding kita. Sikap tak bisa menerima kekalahan hanya akan menjadi senjata makan tuan kalau tidak segera kita buang. Belajar dari pengalaman raja Saul, mari kita belajar bersikap ksatria dalam kompetisi hidup apapun yang kita ikuti. Saat menang, janganlah kita takabur dan menganggap diri kita yang paling baik. Saat kalah, jangan mendendam dan membenci sang pemenang, namun belajarlah menerima kekalahan dengan lapang dada dan terus memperbaiki diri.

Rabu, 28 April 2010

Minumlah Obatmu


By : Richard T.G.R

Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. Ulangan 10 : 20

Bacaan : Ulangan 10 : 20 – 21


Setiap kita tentu pernah menderita sakit. Entah sakit demam berdarah, tipus, diare, atau penyakit-penyakit ringan semacam flu atau masuk angin. Nah, supaya sembuh mau tidak mau kita harus minum obat enak atau tidak enak rasanya. Ketika kita minum obat, kadangkala reaksi obat tidak kita sukai. Reaksi obat biasanya membuat kita mengantuk, tidak nafsu makan, lemas atau gangguan pencernaan. Kalau kita nekat tidak mau minum obat, jangan harap bisa sembuh. Obat yang tepat walaupun mahal dan mau kita minum akan membuat kita kembali sehat.

Tak hanya tubuh jasmani, tubuh rohani kita pun bisa terjangkit penyakit. Penyakit apa saja yang bisa menyerang rohani kita? Penyakit kesombongan, penyakit iri hati, penyakit hawa nafsu, dll. akibat penyakit-penyakit rohani yang tidak di obati timbulah berbagai masalah sosial di sekitar kita. percabulan merajalela, tingkat perceraian semakin tinggi dan berita kejahatan sudah menjadi santapan biasa setiap hari. Tak sedikit juga orang Kristen yang sesungguhnya terjangkit penyakit rohani, namun tak mau di obati atau tepatnya tahu obatnya namun tak mau meminumnya. Kita tahu iri hati membusukkan tulang, tapi banyak orang Kristen yang suka iri hati dengan rekannya yang bertalenta. Kita tahu kasih adalah hukum yang paling utama, namun tak sedikit keluarga Kristen yang melakukan KDRT. Kita tahu menolong sesama adalah wajib hukumnya, namun tak sedikit orang Kristen yang masa bodoh dengan tetangga kanan-kirinya.

Tuhan tentu tak mau kita menjadi Kristen yang sehat jasmani namun sakit rohani. Tuhan pun sebenarnya sudah menyediakan obat supaya kita sembuh yaitu Firman Tuhan dalam Alkitab. Jika kita mau mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya, pasti tidak ada keluarga Kristen yang melakukan KDRT atau kawin cerai. Kalau kita melakukan Firman-Nya, tentu tidak akan pernah ada perang. Ketika kita mau minum "obat rohani" maka penyakit dosa kita akan lenyap. Sayang, banyak orang tak mau minum obat dari Tuhan karena itu menyakitkan kedagingannya. Banyak orang memilih untuk memuaskan hawa nafsunya walaupun itu menyakiti banyak orang termasuk orang-orang terdekatnya.

Hari ini bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga perlu minum "obat rohani"? Perlukah Anda meminta seseorang mengampuni Anda? Apakah Anda tidak mematuhi perintah Tuhan? Obat untuk menghilangkan penyakit dosa hanyalah dengan cara mematuhi perintah Tuhan. Jadi, minumlah obat rohani Anda kalau ingin sembuh. Saat Anda mau melakukan Firman Tuhan, maka hidup Anda akan langsung merasa lebih baik.

Selasa, 27 April 2010

Blueprint

By : Richard T.G.R

Dengarkanlah baik-baik segala yang kuperintahkan kepadamu, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian untuk selama-lamanya, apabila engkau melakukan apa yang baik dan benar di mata TUHAN, Allahmu. Ulangan 12 : 28

Bacaan : Ulangan 10 : 12 – 13


Ketika kita merakit sebuah mobil-mobilan atau merakit benda elektronik seperti TV, kita tentu akan merakit benda tersebut berdasarkan blueprint alias kertas atau buku petunjuk merakitnya. Ketika kita hendak membuat suatu masakan, katakanlah kwetiau udang caisim atau gurame saus jeruk manis, kita tentu harus memiliki resep masakannya terlebih dahulu sebelum memasak. Nah, apa yang membuat kita percaya bahwa blueprint atau resep suatu masakan yang akan kita kerjakan itu benar akan menghasilkan sebuah mobil-mobilan atau suatu masakan yang lezat padahal kita belum pernah mencobanya? Karena sang pembuat blueprint sudah menghasilkan suatu karya sebelum menciptakan blueprint itu. Contoh sederhananya begini, ada seorang koki hendak menciptakan masakan gurame saus jeruk manis. Dia akan berekseperimen dengan berbagai bahan yang berkaitan dengan apa yang akan dia masak. Setelah beberapa kali meramu masakan, akhirnya dia berhasil menciptakan masakan gurame yang lezat dari gabungan 2 ekor gurame, minyak goreng, 2 buah wortel, garam, merica bubuk, ½ sendok gula pasir, 5 sendok makan saus tomat, ½ sendok teh jeruk nipis dan ½ vetsin. Setelah berhasil menciptakan masakan gurame yang lezat, barulah dia menerbitkan resep masakan tersebut. Seorang koki yang jempolan akan menciptakan resep masakan dan mempublikasikan setelah membuat sendiri masakan itu.

Kalau untuk segala sesuatu yang akan kita kerjakan saja ada blueprintnya, apakah kita juga mempunyai blueprint untuk menjalani hidup? Tentu. Tuhan sudah sediakan blueprint untuk kita menjalani hidup melalui Alkitab. Alkitab adalah buku petunjuk paling komplit supaya hidup kita selalu sukses dalam segala keadaan kalau kita mau serius membaca, merenungkan, lalu mempraktekkannya. Setiap hari kita bersaat teduh dan sangat sering membaca ayat-ayat yang itu juga agar kita tidak tersesat dan melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri. Hidup manusia sangatlah rumit dan banyak godaan. Tak sedikit orang terjerumus dalam dosa atau tak tahu apa tujuan hidupnya sehingga asal-asalan menjalani hidup karena tak mau tekun mempelajari Alkitab dan mengikuti petunjuknya. Beberapa di antara kita mungkin komplain, bahwa setiap hari baca Alkitab namun kok hidup rasanya sama terus dari tahun ke tahun. Kita tak mengalami pertumbuhan baik secara karakter, maupun finansial. Jawaban untuk komplain itu adalah apakah kita sekedar membaca namun tak melakukan atau kita membaca dan menjadi pelaku firman? Banyak orang hari ini sangat taat ke gereja, aktif ikut kegiatan rohani di gereja, setiap hari tekun saat teduh dan doa, namun perbuatannya sehari-hari bertolak belakang dengan Firman Tuhan. Memang setiap di gereja dia rohaninya minta ampun dan setiap hari tak pernah bolong saat teduh. But, setiap hari saat bekerja atau berinteraksi dengan masyarakat tak pernah mempraktekkan Firman Tuhan. Kelakuannya sama saja dengan orang dunia, tak heran dia tak pernah bertumbuh.

Hari ini, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda menyadari bahwa Anda memerlukan bantuan Tuhan untuk membangun kehidupan? Jangan lagi kita sembarangan menjalani hidup, namun jadikanlah Alkitab sebagai kompas untuk Anda melangkah menjalani kehidupan. Dengan taat melakukan Firman Tuhan, hidup Anda pasti akan mengalami pertumbuhan dan menjadi berkat. Bangunlah kehidupan Anda dengan cara mengikuti rencana Tuhan.

Senin, 26 April 2010

Melepas Pengampunan


By : Richard T.G.R

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Matius 18 : 21 – 35

Bacaan : Matius 18 : 21 – 35


A Child Called It! atau seorang anak yang dipanggil binatang! adalah buku berisi kisah nyata dave Pelzer yang sangat menarik perhatian dunia, termasuk saya. Dalam buku ini diceritakan tentang masa kecil Dave yang sangat mengenaskan. Dave kecil menjadi korban kekerasan dan penganiayaan baik secara fisik maupun kejiwaan yang dilakukan orang tuanya sendiri. Setiap hari Dave mendapat pukulan dan cacian yang sangat keras, menerima kata-kata kotor, dibiarkan kelaparan. Bahkan Dave akhirnya bisa makan karena dia mengais-ngais tong sampah atau makan makanan yang sudah basi. Dave juga harus tidur di gudang yang dingin pada musim salju. Dave bahkan pernah disuruh makan kotoran adiknya sendiri. Penderitaan yang sangat berat bagi seorang anak kecil seusia Dave. Di balik semua penderitaannya, Dave ternyata melakukan sesuatu yang luar biasa, yang sangat susah kita lakukan kalau mengalami apa yang Dave alami. Dave memilih mengampuni kedua orangtuanya ketika sudah dewasa walaupun dahulu dia hidup dalam kepahitan dan kebencian karena mereka mempelakukannya bagai binatang. Kalau Anda ingin tahu detail seperti apa penderitaan Dave, beli atau bacalah bukunya di Gramedia namun siapkan dahulu sapu tangan atau tissue karena setegar apapun hati Anda, saya yakin Anda akan meneteskan air mata.

Ketika menutup buku tersebut dan merenung, saya tak pernah bisa membayangkan ada orang tua yang bisa sekejam itu. Sangat tidak mudah bagi saya untuk melakukan apa yang Dave lakukan kepada orang tuanya, mengampuni mereka walaupun mereka meninggalkan akar pahit yang sangat dalam. Dave mengajarkan pada saya bahwa pengampunan yang sungguh-sungguh pemgampunan memang harus dengan tulus hati kita berikan untuk orang yang tak layak menerimanya. Orang yang membuat kita rugi baik secara psikis maupun fisik, orang yang tertawa di atas penderitaan kita, orang yang mengambil sesuatu yang berharga dalam diri kita. Pengampunan berarti tidak menyimpan dendam dan memaafkan kembali apapun kesalahan orang yang kita ampuni saat dia kembali melakukan sesuatu yang melukai hati kita.

Banyak diantara kita mengampuni dengan cara pandang Petrus. Kita mengampuni seseorang dengan batasan-batasan tertentu. Petrus pada suatu ketika pernah bertanya pada Yesus, berapa kali dia harus mengampuni, apakah sampai tujuh kali. Tujuh kali adalah batas kita mengampuni. Lewat dari tujuh kali berarti kita berhak membalas segala kejahatannya. Namun apa jawaban Yesus? Yesus justru menyuruh Petrus dan kita semua mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali yang artinya tanpa batas. Kenapa Yesus mengajarkan kita mengampuni tanpa batas bukankah dalam hukum Taurat di Keluaran 20 : 24 berkata mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki? Karena Tuhan sampai hari ini pun mengampuni segala dosa dan kesalahan kita tanpa batas seberat apapun dosa itu. Tuhan tak pernah memberikan batas pengampunan untuk semua orang yang percaya kepada-Nya sampai kita mati dan pulang ke rumah-Nya. Tuhan ingin kita belajar mengampuni seperti Dia juga mengampuni segala kesalahan kita. Tuhan tak ingin kita tebang pilih ketika melepas pengampunan. Banyak di antara kita begitu mudah mengampuni kesalahan anak, suami atau istri, bawahan di kantor, atau sahabat karib namun mampukah kita mengampuni orang yang membunuh anak kita atau memperkosa kekasih kita? Kalau kita mampu mengampuni orang yang benar-benar menyakiti hati kita dan tidak begitu dekat dengan kita, itu berarti kita telah mampu mengikuti teladan Tuhan.

Jangan pernah menyimpan masa lalu yang buruk dan menumpuknya dalam bentuk kebencian, kepahitan, amarah, dendam, iri hati atau pikiran negatif. Ingatlah teladan Dave bahwa melepaskan pengampunan jauh lebih baik daripada menyimpan kepahitan. Sesakit apapun hati Anda kepada orang yang membuat Anda terluka, Anda pasti bisa melakukannya kalau mau meniru teladan Tuhan. Tuhan akan memampukan Anda untuk melepaskan pengampunan. Maukah Anda mengampuni?

Bagaimana Kita Melihat Tuhan?


By : Richard T.G.R

TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya. Nahum 1 : 3

Bacaan : Nahum 1 : 1 – 8


Hubungan kita dengan seseorang sangat ditentukan dari cara kita melihatnya. Kalau selama ini kita menilai seseorang hanya dari segi intelektual atau kekayaannya, maka tindakan kita pun akan sangat berkaitan dengan dua syarat tadi. Katakanlah kita berkenalan dengan orang yang notabene hanyalah lulusan orang SMA dan anak orang tak punya, maka biasanya kita akan kurang menghormati dan tak mau bergaul dengan orang itu. Ceritanya akan lain kalau kita bertemu dengan orang lulusan S2 yang cerdas dan kaya, kita akan sangat respect dan suka bergaul dengannya. Suka atau benci kita bergaul dengan seseorang sangat di tentukan oleh cara pandang kita sendiri. Sekarang bagaimana cara pandang Anda dengan Tuhan? Selama ini Anda menganggap Tuhan sebagai apa? Berikut beberapa cara pandang orang Kristen pada umumnya mengenai Tuhan.

Gembala yang baik (Mazmur : 23 : 1 – 6)
Banyak orang Kristen melihat Tuhan sebagai Bapa yang akan selalu mencukupi segala kebutuhan dan melindungi kita kemana-mana layaknya gembala. Karena hanya melihat Tuhan dari sudut pandang gembala yang baik, banyak orang Kristen menjadi malas dan harus senantiasa di bimbing seperti domba. Mereka menganggap Tuhan akan mencukupkan segala-galanya tanpa mereka perlu bekerja keras. Memang Tuhan adalah gembala yang baik, namun jangan hanya melihat Tuhan dari sisi ini.

Bapa yang sabar (Lukas 15 : 11 – 32)
Masih ingat perumpamaan tentang anak yang hilang? Bapa si anak hilang itu adalah Tuhan kita dan kitalah anak yang hilang. Kita tahu Tuhan maha sabar sehingga tak jarang sebagian kita bersikap kurang ajar pada-Nya. Kita berbuat dosa seenaknya lalu berdoa minta ampun. Setelah diampuni sengaja berbuat dosa lagi yang sama, lalu berdoa minta ampun lagi. Begitu seterusnya. Kita menyalahgunakan kesabaran Tuhan untuk hidup dalam dosa. Ketika pendeta menegor, dengan enteng kita berkata : "Kan Tuhan maha pengampun. Dia akan mengampuni segala kesalahan kita, mengapa Anda sewot?" Kita menganggap jatuh dosa adalah sesuatu yang wajar, toh nanti Tuhan mengampuni, toh Yesus sudah mati buat saya di kayu salib. Ini namanya kita kurang ajar dan mempermainkan kesabaran Tuhan.

Pembuat mujizat (Yohanes 6 : 1 – 15)
Apa perasaan Anda melihat seandainya menjadi salah seorang Israel yang melihat sendiri Yesus memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima roti jelai dan dua ikan? Takjub dan pasti menganggap Yesus orang sakti. Kita semua tahu Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang sangat hebat, tidak ada yang mustahil bagi-Nya sehingga banyak dari kita menyalahgunakan kuasa Tuhan. Sebagian kita tanpa sadar bersikap seperti ribuan orang Israel pada masa itu yang ingin di berkati dengan cara instant. Setelah kenyang menerima berkat Tuhan dalam bentuk firman atau berkat secara finansial, kita percaya Tuhan hanya untuk menikmati kuasa-Nya namun tak mau mengikut dan bekerja bersama-Nya. Apa akibatnya? Tuhan justru tegor kita. Bagi yang hanya sekedar Kristen follower, maka kita akan undur secara perlahan-lahan dari Tuhan. Ngapain jadi Kristen kalau melarat terus? Ngapain jadi Kristen kalau saya hidup jujur malah memiliki banyak musuh? Buat apa setia kepada Tuhan kalau saya tak kunjung dapat pendamping hidup? Tuhan memang bisa membuat mujizat, termasuk berkat finansial maupun pasangan hidup. Namun Tuhan juga ingin kita bekerja di ladang-Nya dan menjadi pelaku firman, bukan semata hanya doa minta berkat lalu urusan selesai. Tuhan tak ingin kita menjadi manusia malas yang hanya rajin berdoa namun malas bekerja dan mempraktekkan firman Tuhan.

Tuan yang tak adil (Matius 20 : 1 – 16)
Dalam suatu diskusi Alkitab, saya di tanya mengenai perumpamaan orang-orang upahan di kebun anggur. Si penanya yang sedang belajar Alkitab di gereja kami bertanya kenapa tuan itu berlaku tidak adil? Kok pekerja yang bekerja seharian dan pekerja yang hanya bekerja satu jam saja mendapat upah yang sama? Kok Tuhan lebih memberkati dia yang baru menjadi murid dua atau tiga bulan dengan berkat secara finansial sedangkan aku yang bertahun-tahun berjerih lelah mengikut Tuhan hanya mendapat berkat yang sedikit? Kenapa orang yang baru saja menjadi Kristen di hormati banyak orang, sedangkan aku yang sudah setia sekian lama di anggap biasa-biasa saja oleh jemaat? Pernahkah Anda merasa Tuhan tidak adil? Pernahkah Anda komplain kepada Tuhan mengapa dia yang baru jadi Kristen diberkati luar biasa sedangkan Anda sepertinya mendapat berkat yang biasa-biasa saja? Kita tak berhak mengatur Tuhan begini begitu semau kita, karena seringkali cara pandang kita salah dalam menilai seseorang.

Kita mungkin tidak melihat perjuangan orang yang kelihatannya lebih diberkati itu untuk menjadi Kristen. Dia rela mengorbankan banyak hal untuk ikut Tuhan sedangkan Anda mungkin suam-suam kuku. Jangan pernah membanding-mbandingkan berkat Tuhan karena Anda akan cape sendiri. Selalu akan ada orang yang lebih di berkati dan lebih sedikit di berkati di banding Anda. Menjawab tentang tuan di kebun anggur yang sepertinya tak adil, saya memberikan jawaban yang sederhana. Tuhan itu berlaku adil karena sudah sepakat masalah upah untuk bekerja satu hari (Matius 20 : 2). Kepada setiap pekerja yang bekerja baik dari pagi-pagi benar, pukul sembilan, sampai pekerja pukul lima petang, dia sudah negosiasi harga dan semuanya setuju mendapat upah seperti itu. Tuan itu tidak salah karena semua sudah sepakat masalah upah, mengapa kita menganggap dia tidak adil, di mana letak ketidakadilannya? Suka-suka dia dong mau menggaji berapa para pegawainya, dia yang pegang uang dan memberikan upah, mengapa kita yang sewot dan komplain?

Diktaktor (Matius 10 : 34 – 42)
Ketika kita menganggap Tuhan adalah diktaktor, maka hubungan kita dengannya layaknya tuan dan bawahan yang sangat kaku. Kita patuh dan melakukan segala perintah Tuhan bukan karena kita suka dan sepenuh hati melakukannya, namun karena takut di hukum. Kita sama seperti pegawai yang begitu taat masuk kerja karena takut di potong uang gaji padahal benci dengan apa yang kita kerjakan. Kita setia melakukan segala perintah Tuhan yang kelihatan sangat keras dengan terpaksa karena takut di hukum dan takut tidak diberkati. Tentu hubungan semacam ini harus kita buang karena Tuhan memang Tuan dalam hidup kita, namun Dia tuan yang baik yang memberikan reward untuk hamba yang tekun dan mau bekerja dengan sepenuh hati dan menegor hamba-Nya yang malas dan bekerja asal-asalan atau terpaksa.

Setelah melihat beberapa cara pandang di atas, bagaimana cara pandang yang benar untuk melihat Tuhan? Jangan lihat Tuhan hanya satu sisi namun lihatlah Dia dari banyak sisi. Tuhan memang gembala yang baik, namun sebagai domba-Nya kitapun harus menuruti segala macam perintah dan bimbingan-Nya dan jangan bertindak semau gue sehingga jatuh ke jurang atau di terkam singa. Tuhan kita memang maha sabar dan penuh cinta kasih, namun gunakan kasih pengampunan Tuhan untuk terus memperbaiki diri. Jangan mengulang dosa yang sama, namun perbaharui terus karakter kita agar semakin serupa dengan Kristus. Tuhan kita memang pembuat mujizat, namun mujizat kadangkala tak cukup hanya dengan doa. Mujizat adalah kombinasi antara usaha dan doa. Kalau selama ini mujizat Tuhan yang kita minta tak kunjung terjadi, mungkin kita hanya doa namun tak mau berusaha. Tuhan kita adalah Tuan yang maha kaya dan memberikan berkat sesuai apa yang baik menurut pandangan-Nya, oleh karena itu jangan kita iri hati dan komplain pada Tuhan kalau Dia memberi lebih pada orang yang kelihatannya lebih sedikit melayani di banding kita.

Tuhan kita memang kelihatan seperti diktator, Tuhan tak pernah mau kita main-main dengan firman-Nya. Namun Tuhan bukanlah penguasa yang kejam yang langsung main sikat kalau kita macam-macam. Tuhan akan menegor kita dengan berbagai cara kalau kita mulai menyimpang dalam menjalani firman-Nya. Tuhan kita memang Ayah dan kita anak-anakNya, jadi hormatilah Dia layaknya kita menghormati orang tua. Dengan melihat Tuhan dari berbagai sisi, kita akan memiliki hubungan yang intim dan benar dengan Tuhan. Kita tidak asal-asalan menjadi Kristen, namun kita menjadi Kristen yang melihat Tuhan sebagai sosok yang Maha Kuasa dalam segala posisi.

Minggu, 25 April 2010

Daftar Kesalahan


By : Richard T.G.R

Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. I Korintus 13 : 5

Bacaan : I Korintus 13 : 1 – 13


Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acara pernikahannya sungguh amat meriah. Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan," katanya sambil menyodorkan majalah tersebut. "Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan bersama kita lebih bahagia." Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik tersebut untuk kebaikan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat yang terlintas dalam benak masing-masing.

Esok paginya, ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. "Aku akan mulai duluan ya," kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman. Ketika dia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa air mata suaminya mulai mengalir. "Maaf, apakah aku harus berhenti?" tanyanya. "Oh, tidak. Lanjutkan," jawab suaminya. Lalu sang istri melanjutkan kembali membaca semua yang terdaftar dalam catatannya. Setelah selesai, ia melipat kertasnya dengan manis diatas meja lalu berkata, "Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu." Dengan suara perlahan suaminya berkata, "Aku tidak mencatat sesuatupun tentang kekuranganmu di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak ada satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang." Sang istri tersentuh dan tersentak oleh ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Ia menunduk dan menangis ( Sumber : www.Renungan Harian.com di posting oleh Yuliana).

Apa perasaan Anda ketika membaca kisah diatas? Apakah tanpa sadar Anda juga kerap menghitung plus menyimpan segala kesalahan dan dosa pasangan hidup dalam hati Anda? Mungkin tindakan Anda tidak seekstrim kisah diatas, namun apakah kita sering menjatuhkan pasangan dengan kesalahan masa lalunya. Tak ada seorangpun manusia yang terlahir sempurna termasuk Anda dan saya. Sehebat apapun pasangan Anda, pasti akan ada karakter atau kebiasaannya yang tidak Anda sukai. Ada saatnya di mana Anda benar-benar tak bisa menerima kebiasaan buruknya dan ingin merubahnya. Sah-sah saja Anda ingin pasangan hidup Anda berubah menjadi lebih baik, lebih rohani, lebih cinta Tuhan, lebih mengasihi, lebih sopan, dll. Namun, jangan pernah Anda menyimpan-nyimpan segala kesalahannya atau menuntut dia berubah sesuai keinginan Anda. Salah besar kalau Anda sejak menikah sampai sekarang selalu menyimpan semua kesalahan pasangan Anda. Anda begitu hapal dosa-dosanya dan aib masa lalunya dan lupa segala kebaikan pasangan Anda. Anda seakan lupa betapa dia berusaha keras berubah semakin lebih baik dan rohani. Anda lupa bahwa Anda menikah dengan kasih.

Firman Tuhan di Korintus 13 : 5 berkata : Kasih tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi suami atau istri kita, sudah seharusnya kita tidak menyimpan segala aibnya namun menyimpan segala kebaikannya. Sekalipun pasangan kita memang tidak baik, kita tetap harus memberikan cinta kasih dengan tulus karena itulah tandanya kita benar-benar mempraktekkan kasih. Maafkanlah pasangan kita. memaafkan dan tidak menyimpan keburukannya akan membebaskan diri dari perasaan negatif dan melatih kemampuan kita untuk mencintai pasangan jauh di atas segala kelemahan maupun kekurangannya. Kita adalah manusia yang tidak sempurna. Jujur, bukankah kita semua juga ingin dihargai dan dikasihi oleh pasangan kita?

Jangan habiskan waktu Anda hanya untuk mengingat kesalahan pasangan Anda namun berubahlah bersama-sama dalam kasih. Belajarlah untuk mengampuni kesalahan pasangan seperti Anda dengan menuliskannya di pasir waktu sehingga ketika angin pengampunan bertiup, kesalahan itu akan mudah terhapus. Materaikan kebaikan pasangan Anda dalam batu karang karang waktu sehingga ketika cobaan hidup melanda, kebaikan itu akan membuat Anda selalu ingat dan selalu mengasihi pasangan Anda dengan sepenuh hati dalam kondisi apapun.

True Love


By : Richard T.G.R

Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. I Korintus 13 : 7

Bacaan : I Korintus 13 : 1 – 13


Sepasang kekasih berjanji akan melangsungkan pernikahan setelah sekian lama berpacaran. Ketika hari pernikahan tinggal dua bulan lagi, sang pria yang merupakan seorang pilot, mengalami kecelakaan saat mengemudikan pesawat terbang di suatu kepulauan di Indonesia. Sang pria di temukan masih bernyawa oleh tim SAR, namun lima puluh persen lebih tubuhnya hangus terbakar. Dalam keadaan kritis, pria tersebut segera di larikan ke rumah sakit dan menjalani operasi. Ketika pihak keluarga dan calon mempelai perempuan mendapat kabar menyedihkan ini, mereka bergegas menuju rumah sakit. Ketika bertemu dokter yang menangani, dokter itu mengatakan suatu kabar buruk. Kalau sang pria bisa bertahan hidup dan operasi sukses, keluarga harus bisa menerima kenyataan bahwa pria itu akan memiliki bentuk fisik yang cacat. Seluruh kulit kepalanya mengelupas sehingga walaupun di operasi, mukanya akan seperti zombie dan jari-jari tangannya bengkok sehingga akan kesulitan mengambil segala sesuatu.

Menerima kenyataan ini, apa yang di lakukan calon mempelai wanita? Apakah dia akan meminta putus dan mencari pria lain? Toh dia belum terikat janji pernikahan. Sah-sah saja bukan dia tak mau menikah? Calon mempelai wanita yang beragama Khatolik ini lalu pergi ke kapel dan berdoa. Dalam doanya dia meminta kepada Tuhan untuk memberikan kesempatan kedua kepada calon suaminya untuk tetap hidup sekalipun cacat. Dia pun berjanji akan tetap menikah dengannya dan setia sampai mati. Doanya yang tulus di jawab Tuhan, calon suaminya bisa bertahan hidup dan operasi berjalan sukses. Ketika ia bertemu langsung calon suaminya di kamar rumah sakit setelah operasi, hanya ada isak tangis melihat betapa mengenaskan keadaan calon suaminya. Hatinya semakin teriris-iris ketika mendengar calon suaminya ini berkata mengapa dirinya masih hidup dan mengapa calon istrinya mau menemaninya, mengapa tidak mencari pria lain saja. Wanita ini hanya bisa memeluk calon suaminya sambil menangis. Setelah bisa menguasai diri, dia berkata bahwa tetap mau menikah dan menerima si pria apa adanya. Setelah sang pria menjalani berbagai operasi dan pemulihan psikis, keduanya akhirnya menikah. Sang istri yang notabene cantik, dengan setia mendampingi sang suami menjalani bahtera rumah tangga. Inilah cinta sejati.

Mencintai dan di cintai adalah karunia Tuhan, namun sudahkah kita benar-benar mencintai? Bagi Anda yang sedang pacaran atau sudah menikah, bagaimana cara Anda mengasihi pasangan atau pacar Anda? Apakah Anda mengasihinya karena dia cantik atau ganteng, smart, tajir, multi talenta, terkenal, bapaknya orang gedongan, atau apa? Apakah cinta kita tergantung keadaan atau kita mencintainya dengan sepenuh hati. Untuk menguji seberapa tulus seseorang mencintai atau mengasihi Anda, caranya mudah kok. Ketika Anda miskin, sakit dan tak punya sesuatu yang spesial dari diri Anda, lihatlah siapa yang dengan tulus menengok Anda, tetap setia menjadi sahabat Anda dan mengasihi Anda tanpa memandang status. Seorang sahabat atau pasangan yang benar-benar tulus mengasihi Anda akan datang ketika Anda jatuh, rusak, dan tak ada yang bisa Anda berikan untuknya. Cinta sejati atau kasih adalah cinta yang tidak memandang muka.

Hari ini kasih hanya menjadi slogan atau omong kosong yang diucapkan banyak orang, lalu bagaimana dengan Anda? Apakah Anda hanya mengasihi di mulut, namun kosong dalam perbuatan? Apakah Anda tetap mencintai pasangan Anda dengan sepenuh hati ketika dia di PHK atau usahanya bangkrut? Apakah Anda tetap setia menemaninya ketika dia terbaring di ranjang rumah sakit? Apakah Anda dengan lemah lembut selalu memberinya dorongan ketika dia lemah? Apakah Anda bisa tulus mengampuni dan memaafkan orang yang melukai perasaan Anda? Apakah Anda ikhlas menolong seseorang walaupun Anda tahu orang yang Anda tolong tak bisa memberikan balas jasa? Apakah Anda tetap bisa bersikap baik kepada orang yang membenci Anda? Apakah Anda tetap mencintai kekasih Anda yang dahulu cantik dan kini cacat karena kecelakaan? Apakah Anda mengasihi seperti Kristus mengasihi? Semakin banyak Anda menjawab YA dengan jujur untuk semua pertanyaan diatas berarti Anda memang memiliki kasih. Kasih bukanlah kasih kalau kita mengharapkan balas jasa. Kasih bukanlah kasih kalau kita hanya mencintai pasangan hidup atau pacar karena kelebihannya semata. Kasih bukanlah kasih kalau kita menjadi pengkhianat cinta ketika mendapati pasangan kita menderita atau cacat karena suatu penyakit. Kasih bukanlah kasih kalau kita hanya memuji Tuhan ketika hidup kita diberkati dan mengeluh bahkan mengutuk ketika Tuhan memberikan sesuatu yang buruk dalam hidup kita. Mari kita mengasihi dengan perbuatan, bukan semata dengan mulut. Sudahkah Anda mengasihi seseorang hari ini?

Sabtu, 24 April 2010

Generasi "Chatting"


By : Richard T.G.R

Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Lukas 16 : 10

Bacaan : Matius 22 : 34 – 40


Apa yang pertama kali biasanya Anda lakukan ketika bangun tidur di pagi hari? Apakah bangun tidur Anda lalu mematikan alarm untuk kemudian tidur lagi seperti lagunya Mbah Surip? Apakah bangun tidur Anda langsung menunduk dan berdoa kepada Tuhan? Apakah bangun tidur Anda mengeluh harus bekerja kembali? Apakah bangun tidur Anda langsung mengecek pesan yang masuk handphone Anda, lalu asyik chating atau meng up-date status di Facebook? Banyak di antara kita melakukan pilihan terakhir. Bukannya bangun tidur langsung berdoa, namun asyik ber-Facebook ria atau chating dengan sohib. Wah ... wah .. wah

Teknologi digital dan internet memang sangat menunjang segala aktifitas kita, baik saat bekerja, saat bersosialisasi, saat mencari jodoh, saat belajar, saat menuangkan kreatifitas, dll. Jujur harus kita akui, handphone sekarang seakan-akan sudah menjadi bagian tubuh kita. Pergi ke mana-mana kita selalu membawa handphone, mau tidur pun bawa handphone untuk alarm supaya bisa bangun tidur. Saya sendiri salah seorang yang membawa handphone kemana-mana. Saya bangun tidur pun di bantu dengan alarm handphone. Kita setia mengisi pulsa agar bisa menggunakan handphone. Kadangkala yang agak ekstrim, kita mengendarai sepeda motor sambil sebelah tangan memegang handphone menerima panggilan masuk dari seseorang. Sudah seharusnya memang kita tidak gaptek alias gagap teknologi untuk membuat kinerja kita semakin efisien. But, kita harus selalu mengutamakan Tuhan secanggih apapun teknologi berkembang.

Tidak ada yang melarang kita menguasai teknologi, namun jangan lupa mengutamakan Tuhan dalam hal-hal yang kelihatan sangat kecil sekalipun. Memang kelihatan sangat sepele ketika kita bangun tidur di pagi hari langsung berdoa, namun efeknya akan sangat terasa sepanjang hari. Anda akan tetap optimis dan bersyukur seberat apapun masalah melanda Anda setelah selesai berdoa karena mengawali hari dalam hadirat Tuhan. Cobalah kita berandai-andai sejenak. Satu hari ketika bangun tidur, Anda langsung membuka handphone dan membaca SMS berisi berita buruk. Katakanlah kantor Anda ludes terbakar atau salah satu kerabat terdekat meninggal dunia. Apa yang Anda rasakan? Saya percaya sebagian besar kita akan langsung syok dan stress, padahal Anda baru saja akan memulai hari ini. Lain cerita kalau Anda terlebih dahulu mengawalinya dengan berdoa kemudian baru membuka handphone. Seburuk apapun suatu SMS Anda terima, saya percaya Anda tetap bisa menguasai diri dan bersyukur karena sudah memulai hari bersama Tuhan.

Barangsiapa setia kepada perkara kecil, ia juga setia kepada perkara besar. Mari kita belajar setia kepada perkara-perkara kecil yang kadang tak seorangpun tahu. Belajarlah saat bangun tidur langsung berdoa. Belajarlah untuk selalu menjaga kebersihan tempat tinggal Anda walaupun mungkin Anda anak kost atau tinggal sendirian di rumah. Belajarlah menaruh segala sesuatu dengan teliti sehingga Anda dengan mudah menemukan sesuatu yang Anda taruh dengan cepat. Belajarlah tidak gampang mengeluh sehingga seberat apapun masalah hidup Tuhan berikan, Anda justru semakin kuat dan berkarakter. Belajarlah perpuluhan dengan rutin walaupun tidak ada orang yang memperhatikan. Seseorang ingin bisa bertumbuh dalam hal karakter, fisik maupun finansial harus mau memulainya dengan menyelesaikan perkara-perkara kecil. Seorang atlit binaraga bisa kekar berotot dan kuat mengangkat dumble seberat puluhan kilo harus memulai dengan mengangkat beban yang ringan dan latihan dengan sedikit variasi. Setelah itu barulah perlahan-lahan dia menambah berat dumble dan menambah variasi latihan. Setelah bertahun-tahun setia berlatih, barulah si binaraga memiliki otot yang terbentuk bagus. Sebagai orang Kristen, setialah dalam perkara-perkara kecil sehingga perlahan tapi pasti Tuhan akan berikan kita perkara-perkara besar untuk menjadi saluran berkat-Nya bagi sesama.

Hidden Sin


By : Richard T.G.R

Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. I Yohanes 1 : 9

Bacaan : Keluaran 10 : 1 – 20


Menurut Anda, apa musuh yang paling menakutkan bagi tumbuhan kapas? Apakah tikus, wereng, ilalang atau apa? Musuh paling menakutkan bagi tumbuhan kapas adalah kumbang penggerek. Kumbang ini bertelur dengan jumlah yang banyak kemudian telur-telur itu menetas dan menjadi kumbang-kumbang bayi penggerek. Mereka akan menghabiskan biji-biji kapas kalau tidak segera di tumpas. Kumbang penggerek sangat kecil, namun aksinya memakan biji kapas bisa membuat petani kapas gulung tikar.

Kalau dalam dunia pertanian, kita mengenal kumbang penggerek, bagaimana dalam dunia kerohanian? Apa yang membuat iman kita bisa rontok dan dengan mudahnya rapuh walaupun menghadapi cobaan hidup yang tidak berat? Hidden sin alias dosa tersembunyi. Tuhan Yesus memang sudah mati bagi kita semua untuk menghapus segala dosa manusia dan kita orang percaya yang setia melakukan segala firman-Nya pasti akan di ampuni, namun kita semua adalah manusia lemah yang setiap hari jatuh dosa sadar atau tidak sadar. Bagaimana supaya hidup kita selalu benar di mata Tuhan walaupun kita selalu jatuh dosa sengaja atau tidak sengaja? Belajarlah tidak menyimpan dosa dan mengakui dosa itu kepada Tuhan atau pembimbing rohani kita. Pengakuan dosa kita ibarat kita (maaf) setiap hari ke WC untuk buang air besar. Kalau kita tidak bisa berak alias sembelit, satu hari pertama mungkin kita tidak merasakan masalah berarti dalam tubuh kita. Hari kedua kita mulai merasa pusing dan badan merasa sangat tidak nyaman. Hari ketiga mungkin Anda terpaksa masuk RS karena pingsan.

Dosa yang tak mau kita akui kepada Tuhan membuat berkat Tuhan terhenti padahal kita berhak mendapat berkat itu. Firman Tuhan dalam kitab Yesaya 59 : 1 – 2 berkata : Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. Dosa yang Anda simpan membuat Tuhan memalingkan muka dan tak mau menumpangkan tangan-Nya untuk memberkati hidup Anda. Tuhan akan biarkan Anda menderita seperti Firaun dan rakyat Mesir dengan serangan 10 tulah dan salah satunya tulah belalang untuk membuat Anda sadar dan mengakui dosa-dosa Anda.

Tentu Anda tak perlu di hajar sampai babak belur oleh hukuman Tuhan seperti rakyat Mesir, namun bertobatlah dan selalu mengaku dosa. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, mengaku dosa sebelum di hukum selalu lebih baik daripada bertobat setelah di hukum Tuhan. Meski dosa tak kasat mata, tapi kerusakan yang ditimbulkannya sangat banyak dan mematikan. Ketika Anda melakukan sesuatu yang salah atau dosa, apakah Anda dengan cepat mengakuinya? Jika tidak, kemungkinan Anda akan kembali mengulang dan mengulang kesalahan atau dosa itu kembali. Tuhan ingin Anda menyesalinya dan bertobat. Mintalah bantuan Tuhan dan pembimbing rohani untuk membantu Anda bertobat. Jangan lagi berlama-lama menyimpan dosa. Semakin lama kita menyembunyikannya, semakin banyak kerugian yang kita derita.

Kamis, 22 April 2010

Histori Maker


By : Richard T.G.R

Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. Galatia 6 : 10

Bacaan : Titus 2 : 6 – 8


Apakah Anda suka membaca biografi tokoh-tokoh dunia atau orang-orang cacat yang melakukan suatu tindakan luar biasa sehingga menginspirasi banyak orang? Katakanlah Anda membaca biografi Presiden Sukarno, Mahatma Gandhi, Helen Keller, Thomas Alfa Edison, Hans Christian Andersen, Abraham Lincoln, Imelda Saputra, Hoegeng, Beethoven, dll. Semua orang di atas mempunyai latar belakang berbeda-beda dan berasal dari negara-negara yang berbeda pula, namun mengapa orang di seluruh dunia mengenal mereka. di beberapa pedalaman negara Vietnam, banyak penduduk tidak tahu nama Indonesia, namun saat kita menyebut nama negara Sukarno, maka tahulah mereka bahwa kita rakyat Sukarno alias Indonesia.

Hampir semua tokoh dunia atau orang ternama memiliki latar belakang yang biasa-biasa saja. Mereka sekolah, mereka bertumbuh, mereka makan, mereka bergumul dengan masalah hidup yang sama dengan yang kita alami, namun mengapa hidup mereka sangat menginspirasi hidup Anda dan saya sehingga kita berusaha mencontoh teladan mereka? Banyak di antara mereka memiliki cacat fisik, miskin, berkali-kali gagal bahkan beberapa orang mati karena di bunuh, dst. Mereka terhitung orang-orang sukses karena bisa mengatasi semua kelemahan dan masalah yang ada dan keluar sebagai pemenang sehingga perjalanan hidup mereka menjadi teladan bagi banyak orang, bahkan nama mereka tetap harum walaupun mereka sudah lama mati. Kisah hidup mereka memberikan nilai-nilai positif bagi umat manusia sehingga orang banyak tertarik untuk mengenal kehidupan mereka lebih dalam.

Setiap kita mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa seperti mereka. Anda dan saya bisa menjadi pembuat sejarah bukan hanya semata pembaca sejarah jika kita mau menggunakan hidup kita untuk hal-hal yang positif bagi Tuhan dan sesama. Hidup yang setiap hari kita jalani ibarat selembar kertas yang setiap hari kita tulis dengan berbagai hal yang kita lakukan yang kelak akan di baca semua orang. Kita semua sesungguhnya adalah pembuat sejarah, namun sejarah macam apa yang kita tulis itu tergantung cara kita menjalani hidup. Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk menjadi pembuat sejarah yang menginspirasi banyak orang? Jadikan hidup kita bermakna. Apapun pekerjaan kita dan seberat apapun masalah hidup datang silih berganti, jadilah pemenang kehidupan dengan cara yang jujur.

Orang Jawa bilang urip ning dunio mung mampir ngombe (Hidup di dunia hanya numpang minum) dan Alkitab berkata : Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (Yakobus 4 : 14) oleh karena itu gunakan hidup kita untuk menghasilkan karya terbaik yang menjadi berkat bagi banyak orang. Jalani hidup kita dengan cara-cara yang jujur dan sesuai firman Tuhan sehingga orang-orang tertarik dan meneladani hidup kita. Mumpung kita masih muda, masih sehat, masih bisa beraktifitas, masih bisa berkarya, masih bernafas, mari kita membuat sejarah yang penuh inspirasi dan bermakna bagi Tuhan dan sesama. Menjadi pembuat sejarah atau pembaca sejarah? Anda sendiri yang memutuskan.

Assimilate


By : Richard T.G.R

Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; Mazmur 46 : 3

Bacaan : Mazmur 46 : 1 – 12


Segala sesuatu di dunia ini pasti akan mengalami perubahan. Cobalah kita perhatikan keadaan sekitar. Dahulu handphone merupakan barang mewah walaupun fiturnya sederhana, namun sekarang semua orang bisa memiliki handphone karena harganya sudah terjangkau dengan fitur yang canggih. Dahulu kita menyimpan data pekerjaan menggunakan disket yang besar. Namun kini kita hanya butuh flashdisk yang kecil namun bisa menampung data yang sangat banyak. Kita sendiripun sesungguhnya mengalami perubahan baik secara fisik maupun karakter. Dahulu kita masih bayi, lalu beranjak kanak-kanak, kemudian remaja dan kini dewasa. Dahulu kita bersikap seperti anak kecil yang ini itu meminta kepada orang tua dan tidak bisa mendapatkan sendiri. Kini kita bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri, bahkan mencukupkan kebutuhan anak istri.

Perubahan memang kadang menakutkan, namun sebagai anak Tuhan kita semestinya menikmati dan mensyukuri perubahan yang ada karena perubahan itu membuat hidup kita indah. Coba kita bayangkan kalau teknologi tak pernah berkembang. Dari dahulu sampai sekarang kita berkomunikasi menggunakan surat atau harus berjalan kaki dengan jarak yang jauh untuk bertemu satu sama lain. Wah, sudah pasti sangat tidak nyaman. Perubahan harus kita nikmati apapun kondisinya dengan cara beradaptasi dengan perubahan itu sendiri. Saat kita patah hati ketika pujaan hati menolak ajakan kita menjadi kekasihnya, tetaplah mengucap syukur. Saat pujaan hati menerima cinta kita, tetaplah mengucap syukur. Saat usaha yang kita rintis bangkrut karena krisis, bencana alam atau penipuan, jangan takut atau sedih hati. Saat usaha kita maju pesat dan keuangan kita berkecukupan, jangan lupa kepada Tuhan sang pemberi berkat.

Daud dan Yusuf adalah figure yang patut kita jadikan teladan dalam menghadapi berbagai perubahan jaman. Daud mulai dari menjadi gembala sampai menjadi raja tetap bisa beradaptasi dengan perubahan dan tak pernah melupakan penyertaan Tuhan. Mazmur-mazmur Daud dengan jelas mengungkapkan segala isi hatinya saat mengalami berbagai tantangan dan cobaan yang datang silih berganti. Yusuf pun melakukan hal yang sama. Anak raja gembala ini tetap bisa bekerja maksimal sebagai budak karena beradaptasi dengan keadaan dan tidak mengeluh. Saat kemudian menjadi orang nomor dua di Mesir, Yusuf pun tetap bekerja dengan rajin mengumpulkan gandum dan tidak melampiaskan dendam pada saudara-saudaranya ketika mereka datang membeli gandum, namun mengasihi mereka.

Bagaimana dengan Anda hari ini? Apakah Anda dengan cepat bisa beradaptasi dengan keadaan yang ada atau Anda komplain kepada Tuhan kok hidup susah melulu? Ketika hal-hal buruk terjadi dalam hidup Anda, jangan buru-buru mengeluh dan bertanya kepada Tuhan mengapa Anda mengalaminya. Tetaplah positif thingking dan menganggap perubahan yang ada merupakan cara Tuhan mendidik kita agar semakin berkarakter dan mengerti kasih-Nya. Dalam situasi yang buruk, iman kita yang sejati akan muncul. Apakah selama ini kita hanya sekedar percaya dan memuji Tuhan saat keadaan semuanya berjalan baik atau kita memiliki iman seperti Daud yang tetap percaya Tuhan itu baik dan bisa beradaptasi dengan perubahan yang ada? Jawablah dengan jujur.

Meneladani Semut


By : Richard T.G.R

Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. Amsal 6 : 6

Bacaan : Amsal 6 : 6 – 11


Semut adalah binatang yang kecil dan lemah, namun mengapa Tuhan menyuruh kita memperhatikan tingkah lakunya dan menjadi bijak? Kenyataan berbicara semut adalah hewan yang tetap bisa bertahan hidup di tengah seleksi alam yang keras. Sifat-sifat semut yang unik membuat manusia harus belajar banyak darinya. Nah, karakter apa saja yang bisa kita belajar dari semut?
  
      Menabung
Pernahkah kita tidak sengaja membongkar sarang semut? Dalam sarang semut akan kita temui aneka makanan yang sudah dihancurkan semut menjadi kecil-kecil sebagai cadangan makanan di musim hujan. Semut memikirkan masa depan kelompoknya dan tidak menerapkan asas aji mumpung sebanyak apapun makanan berhasil mereka dapatkan.

Rajin
Pernahkah kita melihat semut duduk melamun di tepi kolam atau asyik pacaran dengan semut lainnya, sementara rekan-rekannya yang lain bekerja? TIDAK PERNAH. Semut adalah binatang yang aktif bekerja, sehingga semut tak akan pernah mati kelaparan. Apakah Anda juga bekerja serajin semut?

Friendly
Coba kita amati gaya semut saat bertemu satu sama lain? Semut akan saling menempelkan antenanya walaupun harus bertemu ratusan atau ribuan semut lainnya saat berpapasan. Apakah Anda juga bersikap ramah satu sama lain sehingga setiap orang yang Anda temui merasa bahagia dan semangat bisa mengenal Anda?

Pantang Menyerah
Tangkaplah seekor semut lalu letakkan penghalang di sekitarnya. Akan kita dapati semut tersebut akan berusaha mencari jalan keluar entah naik, melingkar atau ke bawah. Semut tidak akan duduk bengong atau menangis dengan sedihnya saat ada halangan menghadang. Semut akan melakukan segala cara untuk bisa menerobos penghalang yang ada.

Bertanggung Jawab
Walaupun tanpa pemimpin, semut dengan giat melakukan apa yang menjadi pekerjaannya. Semut tetap dengan semangat mengangkat makanan yang di temukannya walaupun tak ada mandor atau rekan yang mengawasi. Semut juga tak akan pernah korupsi atau menikmati sendiri makanan yang ditemukannya. Sebagai manusia kita harusnya malu kalau selama ini kinerja kita rajin saat bos ada di tempat dan kendor saat bos di luar kantor.


Team Work
Ketika semut menemukan gula atau remah-remah roti yang banyak atau tak mampu diangkat sendiri olehnya, ia akan pergi memanggil teman-temannya. Ketika teman-temannya mendengar ceritanya, mereka dengan sigap menolongnya dan mengangkat beban makanan itu bersama-sama. Karena semangat team work yang tinggi, tak heran semut mampu mengangkat beban yang sangat berat.

Karakter-karakter semut diatas kiranya bisa kita contoh dalam hidup sehari-hari. Anda ingin sukses baik secara jasmani maupun rohani, miliki karakter semut dan jadilah bijak.

Senin, 19 April 2010

Mencintai Pekerjaan


By : Richard T.G.R

Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia? Pengkhotbah 3 : 22

Bacaan : Pengkhotbah 3 : 16 – 22


Ketika pertama kali bekerja di sebuah perusahaan sebagai seorang staff administrasi, lelah dan depresi adalah yang saya rasakan. Sebagai karyawan baru yang tak mempunyai pengalaman sama sekali, ada beberapa rekan kerja yang sering menjadikan saya sasaran kesalahan kerja dan memperalat saya. Setelah bekerja sekian lama, itu bukan berarti saya jatuh cinta pada pekerjaan, namun rasa lelah, benci dan bosan yang muncul. Setiap kali bangun pagi, saya merasa kesal kenapa harus kembali bekerja dan bekerja. Namun mau tak mau setiap hari saya berangkat kerja untuk menyambung hidup. Akhirnya saya mengambil keputusan mengundurkan diri secara baik-baik kepada perusahaan dan meniti karir sebagai penulis setelah dua tahun bekerja sebagai staff.

Itu adalah pengalaman saya tiga tahun lalu, kini saya sangat menikmati pekerjaan saya sebagai seorang penulis. Saya fleksibel dalam menggunakan waktu namun tetap produktif. Saya bisa pergi keluar kota untuk menghadiri seminar atau menengok orang tua tanpa perlu ijin ke kantor. Saya bisa membagikan pengalaman hidup dan nilai-nilai kehidupan yang positif bagi banyak orang melalui tulisan saya. Intinya saya sangat mencintai pekerjaan saya.

Banyak diantara Anda mempunyai pengalaman seperti saya. Tidak suka dengan pekerjaan yang Anda geluti saat ini, namun tak punya pilihan lain. Anda mau tak mau terus bekerja untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan anak istri. Biasanya kalau kita tidak mencintai pekerjaan, pekerjaan yang kita lakukan tak akan pernah maksimal. Kita merasa kantor tempat kita bekerja seperti penjara. Kita merasa sangat sengsara mencari orderan di tengah terik panas matahari atau siraman hujan lebat. Kita merasa hati kita panas, walaupun kantor kita sejuk karena ada ac, gaji kita pun sebetulnya lebih dari cukup namun kita merasa tak senang. Kita merasa hidup ini kok nggak enak banget sih. Hal ini tentu tak bisa di biarkan terus menerus menimpa hidup Anda karena Tuhan ingin kita mengucap syukur setiap hari, termasuk dalam hal bekerja.

Solusi terbaik untuk Anda tetap enjoy dan happy saat bekerja, seberat apapun pekerjaan itu adalah mencintai pekerjaan itu sendiri. Memang mengundurkan diri dari perusahaan adalah salah satu solusi, namun kenyataan juga berbicara cukup sulit mencari pekerjaan di negara kita. Puji Tuhan kita hari ini bisa bekerja sementara jutaan orang diluar kantor kita menganggur dan mati-matian bersaing mengirimkan cv ke berbagai perusahaan yang membuka lowongan. Kita bisa saja menjadi wirausaha seperti saya jalani saat ini, namun Anda harus benar-benar menyiapkan mental karena sebagai wirausaha penghasilan Anda tak pasti dan usaha yang Anda rintis pada awalnya biasanya sepi. Mari kita belajar mencintai pekerjaan, sebenci apapun kita melakukannya. Temukan nilai-nilai positif dalam pekerjaan dan belajarlah mengasihi rekan kerja. Memang sangat sulit dan tidak mudah mengasihi rekan-rekan yang "trouble maker" namun Anda pasti bisa kalau mau berusaha karena Tuhan mengajarkan untuk kita saling mengasihi, termasuk orang yang memusuhi kita. Ubahlah suasana hati Anda, maka suasana kantor juga akan berubah walaupun pekerjaan itu tetaplah sama. Kalau Anda ingin mengubah seseorang atau suasana kerja Anda, ubahlah terlebih dahulu diri Anda, maka kehidupan di sekitar Anda juga akan berubah.

More than Goal


By : Richard T.G.R

Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. I Korintus 9 : 26

Bacaan : I Korintus 9 : 24 – 27


Beberapa hari yang lalu, saya pergi ke berjalan-jalan ke Mall Ambasaddor, di daerah Kuningan, Jakarta. Setelah asyik berjalan ke sana ke mari dengan beberapa rekan, secara tak sengaja saya menemukan sebuah toko buku di sebuah lantai mall yang menjual dan menyewakan buku-buku. Karena saya sangat suka membaca dan mengkoleksi buku, saya iseng-iseng masuk dan melihat-lihat. Seperti mendapat durian runtuh, ternyata buku-buku yang dijual mendapat diskon lumayan besar sehingga saya membeli cukup banyak buku. Karena merasa sudah puas mendapat banyak buku, saya melakukan kesalahan besar. Saya tak meminta kartu nama toko itu dan mengingat di lantai berapa toko buku itu berada. Ketika seorang teman yang juga pecinta buku mendengar tentang toko itu, dia meminjamkan uang pada saya untuk membeli beberapa buku lagi karena buku-buku yang saya beli cukup menarik dan bermutu sehingga beberapa rekan lain dari Semarang yang tadinya ogah-ogahan membaca tertular kebiasaan saya membaca dan meminjamnya. Ketika kami kembali ke Mall Ambassador, toko buku itu tak berhasil di temukan. Toko itu seperti lenyap di telan bumi. Dua kali kami kembali ke tempat yang sama dan mengelilingi mall itu dari atas sampai bawah, bertanya ke sana ke mari termasuk satpam, tak kunjung juga ketemu sehingga mau tak mau kami harus berhenti karena hari itu kami harus pulang ke Kota Semarang. Saya waktu itu merasa sangat kesal, kenapa ya nggak minta kartu nama dan mengingat letaknya. Namun penyesalan itu sedikit terobati karena cukup banyak juga buku yang sudah berhasil saya beli.

Apa yang bisa kita belajar dari kejadian di atas? Punya tujuan hidup memang perlu, tapi jangan lupa untuk mempersiapkan cara meraihnya. Punya tujuan saja tak cukup untuk kita memperoleh apa yang kita inginkan. Kita juga tak bisa menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginan kita. kita menyuap dosen untuk memberikan nilai bagus, kita mengcopy paste pekerjaan teman yang bagus dengan sedikit perubahan di sana sini, kita sengaja menjelek-njelekan pekerjaan teman di saat meeting kantor, kita marah melihat kesuksesan rekan kerja karena dia rajin sedangkan kita membuat tujuan hidup saja asal-asalan. Dalam Alkitab, kita bisa belajar dari sosok Paulus yang mempunyai tujuan hidup sangat jelas. Paulus tak hanya ingin masuk surga dan mendapatkan hadiah, namun dalam banyak suratnya dia membahas dengan detail tujuan hidupnya. Dia mengibaratkan masuk surga seperti sebuah pertandingan lari sehingga kita harus berusaha semaksimal mungkin agar menang. Dia juga mengajarkan untuk kita tidak sembarangan bertindak, sama seperti seorang petinju yang tidak sembarangan saja memukul. Paulus sangat memperhatikan proses alias cara untuk meraih tujuannya dengan cara melatih diri dan menguasai diri. Ini tentu bukan perkara mudah, banyak karakter buruk yang harus rela kita kikis dan kita ganti dengan karakter Kristus agar kita maksimal. Kita harus rela menyangkal keinginan daging kita dan jatuh bangun melawan dosa. Paulus membuktikan bahwa dia mampu mempertahankan iman dan berjuang sampai akhir, bagaimana dengan Anda?

We Can Together


By : Richard T.G.R

Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Kis 4 : 32

Bacaan : Kis 4 : 32 – 37


Pernahkah Anda melihat film Finding Nemo? Dalam salah sebuah adegan, di ceritakan Nemo dan beberapa ratus ikan terperangkap jaring nelayan. Dalam kepanikan, ikan-ikan itu berpencar ke sana kemari sehingga perlahan tapi pasti jaring itu mulai terangkat ke atas dan sudah pasti mereka semua akan mati karena tidak bisa bernafas. Nemo yang sadar akan kematian yang sebentar lagi tiba segera mengambil tindakan heroik. Dengan lantang ia mengajak seluruh ikan untuk berenang ke bawah, melawan kekuatan katrol jaring nelayan. Pada mulanya sempat terjadi perdebatan, namun para ikan mau tak mau berenang kebawah melawan kekuatan jaring. Kekuatan gabungan ikan-ikan itu ternyata mampu melawan kekuatan jaring yang mengangkat mereka. perlahan jaring itu mulai kembali terbenam ke dalam air, bahkan tuas pengungkitnya patah sehingga bebaslah semua ikan-ikan tersebut.

Sepotong adegan film animasi Finding Nemo di atas mengajarkan kepada kita bahwa we can together. Slogan we can together atau bersama kita bisa juga pernah populer enam tahun lalu saat SBY berkampanye. Slogan yang hampir serupa, yes we can juga terbukti membuat Obama meraih dukungan untuk menjadi presiden Amerika. Bagaimana dengan Anda? Apakah sebagai murid Yesus Anda juga menerapkan prinsip we can together atau justru Anda melangkah sendiri karena merasa diri sudah cukup rohani dan kuat? Tak ada seorang pun bisa menjadi superman rohani, walaupun itu pendeta terhebat sekalipun. Satu sama lain kita dalam jemaat gereja harus saling membutuhkan, saling menegor dalam kasih, saling menguatkan, saling menopang dan saling berbagi. Tak ada seorangpun bisa melakukan perkara besar kalau melangkah seorang diri dan tak mau bekerja sama.

Renungan hari ini mengajak kita semua, apapun denominasi kita untuk saling bekerja sama dalam kasih untuk memperluas kerajaan Tuhan di bumi. Murid-murid Yesus pada jemaat mula-mula bekerja sama untuk memenangkan banyak jiwa, kita yang hidup di jaman modern pun harus melakukan hal yang sama untuk bisa membawa sebanyak mungkin orang menjadi murid Yesus. Sendiri kita dapat mengerjakan sedikit, bersama-sama kita dapat melakukan banyak hal.

Jangan Putus Asa


By : Richard T.G.R

Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu." Lukas 22 : 32

Bacaan : Lukas 22 : 24 – 38


Shelvy menangis tersedu-sedu saat mendapati namanya tak tercantum dalam daftar pengumuman siswa yang lulus UN. Lima kali ia mengecek, namun hasilnya tetap sama, ia gagal dan otomatis tak bisa melanjutkan studinya ke SMA. Di tengah gelak tawa teman-temannya yang gembira karena lulus, ia menangis di sudut kelas dengan beberapa teman dan guru yang berusaha menghiburnya. Terbayang betapa sedih ortunya karena dia gagal, sudah banyak uang mereka keluarkan untuk membayar ujian, betapa keras dia berusaha belajar setiap malam. Namun kenyataan bicara lain, soal-soal yang keluar cukup sulit dan mungkin hanya sebagian yang berhasil ia jawab. "Mengapa ini terjadi padaku, Tuhan?" tanya Shelvy dengan terisak-isak.

Guys, semua kita pasti akan menghadapi UN dan mungkin saat ini kamu sudah mendapatkan hasilnya dan sudah mendaftar ke sekolah favorit. Setiap kamu pasti ingin lulus dan kakak juga berharap semua lulus dengan nilai yang tinggi, namun apa yang akan kamu lakukan kalau ternyata kamu nggak lulus? Sedih banget, itu pasti. Namun itu bukan berarti dunia runtuh dan kamu menjadi orang gagal. Boleh aja kamu sedih, namun jangan lama-lama dan kamu stress sehingga jatuh sakit. Belajarlah dari Petrus yang juga pernah gagal seperti yang kamu alami saat ini. Tuhan waktu itu dah meringatin Petrus agar ati-ati karena iblis menantang Tuhan untuk nguji Petrus, namun dengan pede Petrus berkata siap masuk penjara dan mati demi Yesus.

Lha yang terjadi sebaliknya, Petrus gagal. Petrus sembunyi-sembunyi mengikuti Yesus dan menyangkal bahwa dia mengenal Yesus. Wah, Petrus sedih dan nyesel banget waktu ayam berkokok dan Yesus berpaling memandangnya (Lukas 22 :60-62). Guys, emang menyakitkan nggak lulus, namun life must go on, jangan putus asa dan ayo bangkit. Tuhan ingin kamu belajar dari kegagalan dan menguatkan temen-temenmu yang lain, yang mengalami nasib kaya kamu.


Melupakan Allah


By : Richard T.G.R

Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" Matius 21 : 9


Bacaan : Yohanes 19 : 1 – 16a

Beberapa bulan terakhir, beberapa tokoh penting negeri kita dituduh beberapa kelompok telah mengambil keputusan yang salah dalam masalah bank. Tak tanggung- tanggung, walaupun mereka tak terbukti bersalah dan menuruti prosedur hukum untuk membuat masalah terang benderang, namun sebagian masyarakat tak mau peduli. Demo terjadi di mana-mana dan dengan lantang para pendemo mencaci maki para tokoh itu. Tak puas hanya mencaci, mereka juga menginjak-injak dan membakar foto tokoh-tokoh yang notabene banyak jasanya untuk negeri ini. Mereka seakan lupa bahwa banyak jasa tokoh itu dalam menentukan kebijakan ekonomi Indonesia.

Renungan kali ini tidak mengajak kita mengurusi masalah politik, namun mengajak kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita suka melupakan Tuhan? Apakah kita lupa akan kasih Tuhan saat badai masalah datang? Apakah kita lupa akan penyertaan Tuhan kalau hari ini kita hidup berkelimpahan? Apakah dari mulut yang sama kita berkata puji Tuhan, namun juga berkata Tuhan tidak adil? Apakah kita sama seperti orang Israel yang kemarin berkata hosana, dan esoknya berkata salibkan Dia? Saya tak bisa mengukur betapa sakit dan sedihnya hati Yesus saat melihat dan mendengar orang yang kemarin memuji-mujinya, membentangkan jubah di jalan untuk-Nya, kini memaki, meludahi, memukuli dan menyalibkan-Nya. Tak hanya itu, Yesus dianggap lebih jahat daripada Barabas, seorang pembunuh dan perampok.

Bagaimana dengan Anda hari ini? Apakah secara tak sadar Anda juga menyalibkan Yesus? Tahukah Anda hati Yesus harus kembali di remukkan saat mendengar Anda berkata Tuhan tidak peduli, Tuhan tidak adil, Tuhan jahat, dst, padahal Dia sudah mengorbankan diri-Nya untuk Anda. Seberat apapun beban Anda hari ini, jangan pernah melupakan Tuhan, belajarlah tetap mengucap syukur walaupun keadaan Anda sangat buruk karena Tuhan selalu mengasihi.

Hari Tuhan


By : Richard T.G.R

Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. II Petrus 3 : 10

Bacaan : II Petrus 3 : 1 – 14


Pada akhir Maret 2010, presiden Amerika Serikat, Barrack Obama berencana berkunjung ke Indonesia walaupun batal. Beberapa hari sebelum beliau berkunjung, ada beberapa kelompok masyarakat yang menentang keras kedatangannya dan melakukan demo. Macam-macam alasan mereka. Ada yang beralasan Obama tidak memelihara perdamaian dunia karena menyetujui kiriman bala tentara tambahan ke Timur Tengah, Amerika negara licik karena membodohi negara miskin dan berkembang dengan world bank dan IMF, ada pula yang beralasan Obama menindas golongan agama tertentu. Namun toh Obama tetap akan datang walaupun demo menolak kedatangannya ada di sana-sini.

Saat saya merenungkan kejadian ini, saya tanpa sadar bertanya pada diri sendiri, bagaimana seandainya Tuhan Yesus yang datang kedunia? Bagaimana respon saya? Apakah saya akan dengan sukacita menyambut atau bersedih karena akan menerima hukuman? Alkitab berkata hari Tuhan seperti pencuri, beda dengan Obama yang jauh-jauh hari memberi kabar sehingga kita bisa memilih apakah mau menerima atau menolak. Coba kita bayangkan kalau Tuhan datang hari ini? Apakah respon Anda? Anda tidak bisa berkata atau komplain kok Tuhan datang sekarang, namun Anda hanya bisa menerima kenyataan bahwa dunia sudah kiamat.

Sebagai seorang Kristen, apakah Anda masih ingat hari kedatangan Tuhan dan hidup dalam kekudusan, atau Anda sudah lupa bahwa Tuhan kelak akan datang untuk kedua kali sehingga Anda hidup asal-asalan dan menjadi Kristen ala kadarnya? Kalau Anda mulai lupa atau hidup asal-asalan, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Hiduplah selalu seturut Firman Tuhan, sehingga saat kedatangan-Nya yang kedua kali, Anda didapati-Nya setia.

Teladan


By : Richard T.G.R

Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.
Matius 12 : 15b


Bacaan : Matius 12 : 15b – 21


Seorang karyawan hotel Ritz Carlton didatangi seorang tamu saat ia sedang menumpuk kursi seusai acara tengah malam. Sang tamu kemudian berbisik : "Dik, bisakah disisakan dua buah kursi, karena aku akan kembali dan melamar calon istriku di sini?" Karyawan hotel tersebut tak hanya mengabulkan permintaannya, tetapi juga ikut hadir dengan seragam jas lengkap, sebuah buket bunga dan sebotol champagne. Tindakan dalam memuaskan pelanggan ini kemudian menjadi cerita inspirasi bagi setiap karyawan hotel Ritz Carlton lain sampai saat ini.

Tindakan lebih besar kuasanya daripada ucapan itu benar adanya. Kekuatan tindakan mampu memberikan spirit luar biasa bagi semua orang entah Anda saat ini pengusaha, karyawan, orang tak punya bahkan pengangguran. Agama Kristen bisa berkembang dan di anut banyak orang di seluruh dunia karena Yesus dan murid-muridNya plus para nabi memberikan teladan penuh inspirasi yang terus kita kenang dan memberikan kekuatan untuk tetap setia mengikut Yesus. Yesus tak hanya pintar berkhotbah, namun juga mempraktekan segala Firman-Nya sehingga hari ini kita berusaha melakukan apa yang Yesus lakukan.

Hari ini, apapun posisi Anda, kalau Anda ingin orang lain setia dan mengikuti apapun perintah Anda dengan penuh hormat, berilah teladan. Kebanyakan orang hanya bisa memberikan perintah, nasehat atau omongan namun kosong secara perbuatan. Lebih baik Anda tak terlalu banyak berkata namun menunjukkan langsung teladan yang baik dalam kehidupan Anda. Teladan yang baik akan membuat orang patuh dan hormat tanpa perlu Anda bersilat lidah atau memberikan wejangan.